Prototipe dan Projek Jadi Pengganti Skripsi, Rektor Unair Ingatkan Soal Plagiasi
Jum'at, 01 September 2023 - 07:19 WIB
JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengeluarkan kebijakan skripsi boleh diganti dengan bentuk lain sebagai tugas akhir mahasiswa . Misalnya dengan membuat prototipe dan projek.
Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohamad Nasih berpendapat, prototipe dan juga projek yang dibuat mahasiswa harus tetap ada narasinya serta tidak boleh menjiplak karya orang lain.
“Apapun produknya tetap harus ada narasinya, ada deskripsi dan penjelasan. Orisinalitas menjadi bagian yang tidak bisa ditawar. Tidak boleh plagiasi karya orang lain,” katanya, dikutip dari laman Unair, Jumat (1/9/2023).
Sementara terkait skripsi, kampus negeri yang terletak di Surabaya, Jawa Timur ini telah menerapkan opsi lain pengganti skripsi sebagai syarat kelulusan yaitu berprestasi pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas).
Baca juga: Skripsi Tidak Wajib Syarat Lulus, Mahasiswa UNJ Ini Lebih Memilih Magang
Mantan Ketua LTMPT ini menuturkan, mekanisme mengenai standarisasi orisinalitas karya mahasiswa tersebut perlu disiapkan dalam menopang Permendikbudristek No 53/2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi ini.
“Mekanisme standarisasi orisinalitas bisa perguruan tinggi dan program studi tentukan. Kalau skripsi ada surat pernyataannya. Tapi kalau menghasilkan produk maka harus ada uji terlebih dulu,” paparnya terkait kebijakan penghapusan skripsi.
Prof Nasih menambahkan bahwa dalam menjaga orisinalitas minimal tersedia pernyataan dan kesanggupan bahwa apabila terbukti melakukan plagiasi maka bersedia untuk dipidanakan. Produk juga harus teruji secara valid bahwa karyanya sesuai apa yang ada.
“Jadi misal karya yang mahasiswa hasilkan bisa menjadi pengganti bahan bakar minyak, lalu ketika diuji hasilnya harus valid,” tambahnya.
Menanggapi hal ini, Rektor Universitas Airlangga (Unair) Prof Mohamad Nasih berpendapat, prototipe dan juga projek yang dibuat mahasiswa harus tetap ada narasinya serta tidak boleh menjiplak karya orang lain.
“Apapun produknya tetap harus ada narasinya, ada deskripsi dan penjelasan. Orisinalitas menjadi bagian yang tidak bisa ditawar. Tidak boleh plagiasi karya orang lain,” katanya, dikutip dari laman Unair, Jumat (1/9/2023).
Sementara terkait skripsi, kampus negeri yang terletak di Surabaya, Jawa Timur ini telah menerapkan opsi lain pengganti skripsi sebagai syarat kelulusan yaitu berprestasi pada ajang Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas).
Baca juga: Skripsi Tidak Wajib Syarat Lulus, Mahasiswa UNJ Ini Lebih Memilih Magang
Mantan Ketua LTMPT ini menuturkan, mekanisme mengenai standarisasi orisinalitas karya mahasiswa tersebut perlu disiapkan dalam menopang Permendikbudristek No 53/2023 tentang Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi ini.
“Mekanisme standarisasi orisinalitas bisa perguruan tinggi dan program studi tentukan. Kalau skripsi ada surat pernyataannya. Tapi kalau menghasilkan produk maka harus ada uji terlebih dulu,” paparnya terkait kebijakan penghapusan skripsi.
Prof Nasih menambahkan bahwa dalam menjaga orisinalitas minimal tersedia pernyataan dan kesanggupan bahwa apabila terbukti melakukan plagiasi maka bersedia untuk dipidanakan. Produk juga harus teruji secara valid bahwa karyanya sesuai apa yang ada.
“Jadi misal karya yang mahasiswa hasilkan bisa menjadi pengganti bahan bakar minyak, lalu ketika diuji hasilnya harus valid,” tambahnya.
tulis komentar anda