Jadi Wisudawan Tertua Berusia 58 Tahun di ITS, Irfan: Saya Ketagihan Menuntut Ilmu
Jum'at, 15 September 2023 - 15:08 WIB
JAKARTA - Irfan Eko Sandjaja menjadi wisudawan tertua pada Wisuda ke-128 ITS . Dia berhasil menyelesaikan kuliah Magister (S2) di Departemen Teknik Sistem Perkapalan di usianya yang menginjak 58 tahun 2 bulan.
Mahasiswa Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)ini memang mengaku ketagihan menuntut ilmu. Dia menjelaskan, semangat pendidikan di perguruan tinggi yang dirasakannya bermula saat berkuliah di Fakultas Non Gelar Teknik (FNGT) Teknik Perkapalan ITS pada 1984 silam.
Baca juga: Pertamina Goes to Campus di Poltekpel Sumbar, PIS Berbagi Ilmu dengan Pelaut Muda
Rasa haus akan ilmu tersebut membuatnya melanjutkan pendidikan sarjana (S1) di Departemen Teknik Perkapalan ITS pada tahun 1993. Hal serupa juga mendasari dirinya untuk melanjutkan ke jenjang magister. “Semakin banyak ilmu yang didapat, semakin haus rasa ingin tahunya,” katanya, melalui siaran pers, Jumat (15/9/2023).
Di tengah arus globalisasi saat ini, lelaki yang lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,64 itu merasa ilmu yang ia miliki harus terus ditingkatkan agar kuat bersaing dengan generasi muda. Oleh karena itu, Irfan termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan terkait teknologi sistem perkapalan, khususnya di laboratorium hidro mengenai ketahanan kapal dan propeler.
Baca juga: Alumnus MAN 1 Malang Ini Jadi Wisudawan Termuda ITS, Jurusannya Matematika
Dalam perjalanannya, ayah tiga anak ini mengaku kesulitan mengikuti perkuliahan sembari harus bekerja. Ia dituntut untuk selalu bisa mengatur waktu guna menyelesaikan studinya. Selain itu, faktor usia juga menjadi penghambat dirinya dalam menjalani pendidikan magister ini. “Akan tetapi, dukungan dari teman dan keluarga menjadi faktor penting untuk tetap berpegang teguh melanjutkan semangat perguruan tinggi,” tegasnya.
Irfan juga menyebut ilmu yang dipelajarinya di S2 ini sangat berkorelasi dengan pekerjaannya sebagai periset kapal dan bangunan apung di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam tesisnya, Irfan mengangkat judul Kajian Modifikasi Distribusi Pitch pada Propeller B6.40 Kapal Mini LNG Carrier Berbasis Metode Numerik.
Setelah berhasil mengemban gelar magister, Irfan akan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan ke dalam pekerjaannya, yakni di bidang perkapalan dan bangunan apung. Lelaki kelahiran 1965 itu juga berharap riset yang telah dilakukannya di bangku kuliah magister dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang perkapalan.
Mahasiswa Fakultas Teknologi Kelautan (FTK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)ini memang mengaku ketagihan menuntut ilmu. Dia menjelaskan, semangat pendidikan di perguruan tinggi yang dirasakannya bermula saat berkuliah di Fakultas Non Gelar Teknik (FNGT) Teknik Perkapalan ITS pada 1984 silam.
Baca juga: Pertamina Goes to Campus di Poltekpel Sumbar, PIS Berbagi Ilmu dengan Pelaut Muda
Rasa haus akan ilmu tersebut membuatnya melanjutkan pendidikan sarjana (S1) di Departemen Teknik Perkapalan ITS pada tahun 1993. Hal serupa juga mendasari dirinya untuk melanjutkan ke jenjang magister. “Semakin banyak ilmu yang didapat, semakin haus rasa ingin tahunya,” katanya, melalui siaran pers, Jumat (15/9/2023).
Di tengah arus globalisasi saat ini, lelaki yang lulus dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,64 itu merasa ilmu yang ia miliki harus terus ditingkatkan agar kuat bersaing dengan generasi muda. Oleh karena itu, Irfan termotivasi untuk meningkatkan pengetahuan terkait teknologi sistem perkapalan, khususnya di laboratorium hidro mengenai ketahanan kapal dan propeler.
Baca juga: Alumnus MAN 1 Malang Ini Jadi Wisudawan Termuda ITS, Jurusannya Matematika
Dalam perjalanannya, ayah tiga anak ini mengaku kesulitan mengikuti perkuliahan sembari harus bekerja. Ia dituntut untuk selalu bisa mengatur waktu guna menyelesaikan studinya. Selain itu, faktor usia juga menjadi penghambat dirinya dalam menjalani pendidikan magister ini. “Akan tetapi, dukungan dari teman dan keluarga menjadi faktor penting untuk tetap berpegang teguh melanjutkan semangat perguruan tinggi,” tegasnya.
Irfan juga menyebut ilmu yang dipelajarinya di S2 ini sangat berkorelasi dengan pekerjaannya sebagai periset kapal dan bangunan apung di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Dalam tesisnya, Irfan mengangkat judul Kajian Modifikasi Distribusi Pitch pada Propeller B6.40 Kapal Mini LNG Carrier Berbasis Metode Numerik.
Setelah berhasil mengemban gelar magister, Irfan akan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan ke dalam pekerjaannya, yakni di bidang perkapalan dan bangunan apung. Lelaki kelahiran 1965 itu juga berharap riset yang telah dilakukannya di bangku kuliah magister dapat membantu masyarakat dalam mengembangkan ilmu dan teknologi di bidang perkapalan.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda