President University Berbagi Pengalaman di Forum Internasional di Guanxi China
Senin, 13 November 2023 - 14:35 WIB
GUANXI - Rektor President University Prof Chairy menghadiri China-ASEAN Human Resources Cooperation and Development Forum di Kota Nanning, Guanxi, China, 3-4 November 2023. Pada forum tersebut, Prof Chairy memaparkan pidatonya yang bertopik The Role of University in Preparing Highly-Skilled Human Capital: The Case of Indonesia to Achieve Golden Indonesia in 2045.
Forum tersebut dihadiri 300-an peserta dari China dan berbagai negara ASEAN. Sebagian peserta adalah pejabat pemerintahan, para ahli, dan cendekiawan berbagai bidang keahlian.
Mereka, antara lain Zhang Xiaoqin, Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Otonom wilayah Zhuang Guangxi yang juga merangkap Ketua Serikat Buruh daerah setempat; Zhang Da, Inspektur Tingkat II di Departemen SDM dan Jaminan Sosial, Republik Rakyat China (RRC); Wenma Xitisen yang Direktur Dinas Pengembangan Keahlian dari Kementerian Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial, Republik Demokratik Laos.
Dari kalangan cendikiawan hadir Dr Chen Yujie yang merupakan peneliti di Institut Penelitian Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial China. Dari kalangan bisnis, di antaranya Direktur Wuhan Hauzhong CNC Holdings Co. Ltd Tian Maosheng. Lalu, ada juga peraih medali emas dalam ajang kompetisi CNC tingkat dunia, Yang Denghui, yang juga pengajar di Institut Teknik Mesin di Provinsi Guangdong.
Prof Chairy mengatakan, untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 , pemerintah menetapkan empat pilar, yakni SDM yang kompeten dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, akses infrastruktur yang adil, serta penguatan ketahanan nasional dan tata kelola. “Dalam hal talenta yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, Indonesia relatif masih tertinggal jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga di ASEAN dan Asia Pasifik,” katanya.
Merujuk pada laporan World Talent Ranking (WTR) 2023 oleh Institute for Management Development (IMD) yang berbasis di Swiss, Indonesia masih menempati peringkat ke-47. Sementara Negara tetangga, Singapura menempati peringkat ke-8, Malaysia ke-33, dan Thailand ke-45.
Lima negara teratas ditempati Swiss, disusul Luksemburg, Islandia, Belgia, dan Belanda. Di kawasan Asia Pasifik, Hong Hong menempati peringkat ke-16, Australia ke-18, Taiwan ke-20, Korea Selatan ke-34, dan China di peringkat ke-41.
”Merujuk laporan WTR, negara-negara yang menempati peringkat atas menekankan betul pentingnya pelatihan profesional dan magang yang terintegrasi dalam sistem pendidikannya, ketimbang mata pelajaran yang bersifat akademis,” paparnya.
Strategi itulah yang kini ditempuh pemerintah dengan mendorong pendidikan yang berbasis vokasi. Strategi lainnya dengan meningkatkan anggaran dalam bidang pendidikan.
Forum tersebut dihadiri 300-an peserta dari China dan berbagai negara ASEAN. Sebagian peserta adalah pejabat pemerintahan, para ahli, dan cendekiawan berbagai bidang keahlian.
Mereka, antara lain Zhang Xiaoqin, Wakil Ketua Komite Tetap Kongres Rakyat Otonom wilayah Zhuang Guangxi yang juga merangkap Ketua Serikat Buruh daerah setempat; Zhang Da, Inspektur Tingkat II di Departemen SDM dan Jaminan Sosial, Republik Rakyat China (RRC); Wenma Xitisen yang Direktur Dinas Pengembangan Keahlian dari Kementerian Tenaga Kerja dan Kesejahteraan Sosial, Republik Demokratik Laos.
Dari kalangan cendikiawan hadir Dr Chen Yujie yang merupakan peneliti di Institut Penelitian Tenaga Kerja dan Jaminan Sosial China. Dari kalangan bisnis, di antaranya Direktur Wuhan Hauzhong CNC Holdings Co. Ltd Tian Maosheng. Lalu, ada juga peraih medali emas dalam ajang kompetisi CNC tingkat dunia, Yang Denghui, yang juga pengajar di Institut Teknik Mesin di Provinsi Guangdong.
Prof Chairy mengatakan, untuk menyongsong Indonesia Emas 2045 , pemerintah menetapkan empat pilar, yakni SDM yang kompeten dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, pembangunan ekonomi yang berkelanjutan, akses infrastruktur yang adil, serta penguatan ketahanan nasional dan tata kelola. “Dalam hal talenta yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, Indonesia relatif masih tertinggal jika dibandingkan dengan Negara-negara tetangga di ASEAN dan Asia Pasifik,” katanya.
Merujuk pada laporan World Talent Ranking (WTR) 2023 oleh Institute for Management Development (IMD) yang berbasis di Swiss, Indonesia masih menempati peringkat ke-47. Sementara Negara tetangga, Singapura menempati peringkat ke-8, Malaysia ke-33, dan Thailand ke-45.
Lima negara teratas ditempati Swiss, disusul Luksemburg, Islandia, Belgia, dan Belanda. Di kawasan Asia Pasifik, Hong Hong menempati peringkat ke-16, Australia ke-18, Taiwan ke-20, Korea Selatan ke-34, dan China di peringkat ke-41.
”Merujuk laporan WTR, negara-negara yang menempati peringkat atas menekankan betul pentingnya pelatihan profesional dan magang yang terintegrasi dalam sistem pendidikannya, ketimbang mata pelajaran yang bersifat akademis,” paparnya.
Strategi itulah yang kini ditempuh pemerintah dengan mendorong pendidikan yang berbasis vokasi. Strategi lainnya dengan meningkatkan anggaran dalam bidang pendidikan.
Lihat Juga :
tulis komentar anda