Mahasiswa FMIPA UNY Gunakan Biji Kurma untuk Identifikasi Forensik Sidik Jari
Kamis, 16 November 2023 - 06:35 WIB
Karbon dots ini dapat terdiri dari berbagai bentuk struktur karbon. Limbah biji kurma dapat disintesis menjadi C-dots dan diaplikasikan untuk deteksi sidik jari laten dalam investigasi kriminal dan toksikologi forensik.
“Untuk penelitian pada sistesis C-dots, biji kurma dicuci bersih kemudian dikeringkan untuk menghilangkan kadar airnya. Kemudian, biji kurma dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 200° C selama 3 jam. Selanjutnya, biji kurma tersebut dijadikan serbuk halus, kemudian diproses lebih lanjut”, katanya.
Baca juga: Raih 170 Penghargaan selama Kuliah, Ini Kisah Perjuangan Khakam Maruf Lulus dari UNY
Setelah itu dilanjutkan dengan karakterisasi C-dots dengan beberapa pengujian. Langkah selanjutnya adalah pembuatan sidik jari laten. Setelah itu dilakukan karakterisasi sidik jari laten menggunakan C-dots sebagai identifikasi forensik. Uji yang dilakukan adalah uji visualisasi mikroskop dan uji Robustness Sidik Jari. Kemudian dilanjutkan dengan analisis karakteristik C-dots.
Kesimpulan hasil riset, sampel C-dots berhasil apabila memiliki kandungan material dengan puncak absorbansi 260-360 nm dari radiasi sinar yang diserap, berstruktur kristal amorf, memiliki rentang panjang gelombang 400-600 nm dan jika menggunakan laser UV maka menghasilkan pendaran warna hijau, memiliki gugus fungsi C - H, C = C, serta C - O, dan berbentuk bulatan berukuran 100200 nm.
"Sidik jari laten menggunakan C-dots sebagai identifikasi forensik berhasil apabila terbentuk struktur pola sidik jari dan memiliki ketahanan pola sidik jari laten walaupun didiamkan dalam jangka waktu selama 1 bulan," pungkasnya.
“Untuk penelitian pada sistesis C-dots, biji kurma dicuci bersih kemudian dikeringkan untuk menghilangkan kadar airnya. Kemudian, biji kurma dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 200° C selama 3 jam. Selanjutnya, biji kurma tersebut dijadikan serbuk halus, kemudian diproses lebih lanjut”, katanya.
Baca juga: Raih 170 Penghargaan selama Kuliah, Ini Kisah Perjuangan Khakam Maruf Lulus dari UNY
Setelah itu dilanjutkan dengan karakterisasi C-dots dengan beberapa pengujian. Langkah selanjutnya adalah pembuatan sidik jari laten. Setelah itu dilakukan karakterisasi sidik jari laten menggunakan C-dots sebagai identifikasi forensik. Uji yang dilakukan adalah uji visualisasi mikroskop dan uji Robustness Sidik Jari. Kemudian dilanjutkan dengan analisis karakteristik C-dots.
Kesimpulan hasil riset, sampel C-dots berhasil apabila memiliki kandungan material dengan puncak absorbansi 260-360 nm dari radiasi sinar yang diserap, berstruktur kristal amorf, memiliki rentang panjang gelombang 400-600 nm dan jika menggunakan laser UV maka menghasilkan pendaran warna hijau, memiliki gugus fungsi C - H, C = C, serta C - O, dan berbentuk bulatan berukuran 100200 nm.
"Sidik jari laten menggunakan C-dots sebagai identifikasi forensik berhasil apabila terbentuk struktur pola sidik jari dan memiliki ketahanan pola sidik jari laten walaupun didiamkan dalam jangka waktu selama 1 bulan," pungkasnya.
(nnz)
tulis komentar anda