Unik! Sampah Mi Instan Diubah Jadi Bahan Bakar Bernilai Cuan

Rabu, 06 Desember 2023 - 11:20 WIB
Penyerahan alat pirolisis pada masyarakat wilayah Serang Baru, Kabupaten Bekasi. Foto/UPER.
JAKARTA - Untuk meningkatkan kemandirian dalam pengelolaan sampah, tim pelaksana Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) Universitas Pertamina (UPER) mengenalkan teknologi pirolisis di kawasan Perum Kota Serang Baru, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Kegiatan ini mendapatkan pendanaan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di bawah skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat Tahun 2023. Proyek PkM ini dikerjakan Nona Merry Merpati Mitan, dosen Program Studi Kimia UPER bersama tim dosen Agung Nugroho (Program Studi Teknik Kimia) dan E. Byan Wahyu Riyandwita (Program Studi Teknik Mesin).

“Meski sudah memiliki bank sampah, pengelolaan sampah plastik kemasan makanan seperti mi instan di Serang Baru dirasa belum cukup optimal. Hal ini dikarenakan sampah yang dikelola tidak memiliki nilai ekonomi. Melalui pelatihan penggunaan pirolisis, sampah kemasan mie instant dapat memiliki nilai manfaat yang lebih tinggi,” ujar Merry, dalam keterangan resmi, Rabu (6/12/2023).



Tahun 2022, World Instant Noodles Association mencatat konsumsi mi meningkat mencapai 14,3 miliar bungkus. Celakanya konsumsi produk kemasan yang meningkat, berdampak pada produksi sampah plastik. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mendapati kenaikan jumlah sampah plastik dari 11,6 juta ton pada 2021 menjadi 12,54 juta ton di tahun 2022.

Baca juga: Bantu Misi Entaskan Limbah Plastik, Coldplay Sumbang Kapal Pembersih Sampah di Sungai Cisadane

Kembali ke PkM UPER, teknologi pirolisis memanfaatkan pemanasan terhadap sampah plastik untuk menjadi fasa cair. Melalui teknologi ini, sampah plastik polyethylene (kemasan makanan, kantong plastik, dan botol minum kemasan) dan polypropylene (tempat makan atau minuman, sedotan plastik dan botol obat) dikonversi menjadi bahan bakar berbentuk minyak mentah.

“Pirolisis tersebut bekerja secara sederhana, dimana alat pengolahan sampah tersebut berbentuk tabung yang tertutup rapat. Saat terjadinya pembakaran sampah dalam alat tersebut, gas dari hasil pembakaran yang tertahan mengalir melalui pipa kondensor, dimana dalam pipa tersebut gas didinginkan oleh sirkulasi air. Dalam kasus ini, penggunaan sampah mie instan menjadi salah satu pengujian yang dilakukan di dalam alat. Hasilnya sampah mie instan tersebut justru berubah menjadi minyak mentah yang bisa menjadi bahan bakar,” tambah Merry.

Baca juga: Mahasiswa UGM Buat Detergen dari Belimbing Wuluh, Berbentuk Lembaran, Ramah Lingkungan



Uniknya dari 185 gram sampah plastik yang dapat menghasilkan 0,064 liter minyak dapat digunakan sebagai bahan bakar perahu kecil, mesin pemotong rumput, hingga pengganti minyak tanah untuk kebutuhan rumah tangga. PkM tim UPER juga melibatkan mahasiswa Program Studi Kimia yaitu Anggraini Amelia Putri Sugiyanto dan Putri Patricia Pasaribu, serta mahasiswa Program Studi Teknik Mesin yaitu Muhammad Fajri, berhasil memberi nilai ekonomis dari sampah kemasan mie instan.

Rektor UPER, Prof. Dr. Ir. Wawan Gunawan A. Kadir mengatakan PkM ini menunjukkan, Universitas Pertamina sebagai kampus yang berorientasi pada bidang energi, berkontribusi menyelesaikan masalah-masalah nyata di masyarakat dan industri.

“Melalui kedekatan dengan industri, kami membangun pola berpikir mahasiswa untuk memperhatikan keberlanjutan atau sustainability, guna menghadapi dan mencari solusi atas masalah-masalah nyata. Untuk mendukung hal itu, kami membangun Center of Excellence bidang Sustainability sebagai wadah riset dan impelentasi sustainability,” pungkasnya.
(nnz)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More