Kecerdasan Artifisial Jadi Kata Tahun Ini Versi Badan Bahasa
Jum'at, 08 Desember 2023 - 20:19 WIB
JAKARTA - Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa ( Badan Bahasa ) Kemendikbudristek menetapkan kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan sebagai Kata Tahun Ini (KTI) Tahun 2023.
Kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan merupakan padanan dari artificial intelligence. Padanan istilah yang lebih dahulu populer adalah kecerdasan buatan.
Namun, pakar bidang ilmu Teknologi Informasi dalam Sidang Komisi Istilah (SKI) Kedua Tahun 2021 bersepakat untuk menggunakan padanan kecerdasan artifisial karena mengikuti dokumen kebijakan nasional yang lebih dahulu muncul, yaitu Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020—2045.
Baca juga: Metamesta Jadi Kata Tahun Ini Versi Badan Bahasa Kemendikburistek
"Tahun ini ada 7 nominasi Kata Tahun Ini yakni konser, el nino, kendaraan listrik, kecerdasan buatan, adibahasa adiwangsa dan kata andal, " ujar Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, pada konferensi pers, Jumat (8/12/2023).
Kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan didefisikan sebagai ‘program komputer dalam meniru kecerdasan manusia, seperti mengambil keputusan, menyediakan dasar penalaran, dan karakteristik manusia lainnya’ dalam KBBI.
American Heritage Dictionary mendefinisikan kecerdasan artifisial dengan ‘kemampuan komputer atau mesin lainnya untuk menjalankan aktivitas yang lazimnya dianggap membutuhkan kecerdasan tertentu’.
Baca juga: Vaksin Ditetapkan Jadi Kata Tahun Ini oleh Badan Bahasa Kemendikbudristek
Ada beberapa alasan mengapa kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan dipilih sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2023, di antaranya adalah popularitas yang relatif tinggi, kebaruan, dan distribusi penggunaan di berbagai bidang. Pada tahun 2023 muncul banyak perusahaan teknologi informasi yang meluncurkan produk berbasis kecerdasan artifisial untuk masyarakat. Salah satu yang menarik perhatian lebih masyarakat adalah ChatGPT. ChatGPT adalah program komputer yang dapat merespons pertanyaan dan menyediakan jawaban layaknya manusia.
Berdasarkan pencarian Google untuk halaman berbahasa Indonesia selama setahun terakhir, “kecerdasan artifisial” atau “kecerdasan buatan” muncul dalam berbagai literatur digital. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kemunculan sebanyak 9.410 kali untuk kecerdasan artifisial dan 9.950.000 kali untuk kecerdasan buatan.
Baru-baru ini, empat lembaga Indonesia menandatangani kesepakatan dengan lembaga Singapura untuk berkolaborasi di bidang kecerdasan artifisial. Lembaga-lembaga Indonesia yang terlibat adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Buatan (Korika), perusahaan pengembang alat kecerdasan artifisial, Glair.ai dan Datasaur.ai, yang keduanya didukung oleh perusahaan modal ventura GDP Venture.
Kesepakatan ini muncul setelah Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-10 dalam sidang umum UNESCO pada sesi pleno Sidang Umum Ke-42 di Paris pada tanggal 20 November.
Kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan merupakan padanan dari artificial intelligence. Padanan istilah yang lebih dahulu populer adalah kecerdasan buatan.
Namun, pakar bidang ilmu Teknologi Informasi dalam Sidang Komisi Istilah (SKI) Kedua Tahun 2021 bersepakat untuk menggunakan padanan kecerdasan artifisial karena mengikuti dokumen kebijakan nasional yang lebih dahulu muncul, yaitu Strategi Nasional Kecerdasan Artifisial Indonesia 2020—2045.
Baca juga: Metamesta Jadi Kata Tahun Ini Versi Badan Bahasa Kemendikburistek
"Tahun ini ada 7 nominasi Kata Tahun Ini yakni konser, el nino, kendaraan listrik, kecerdasan buatan, adibahasa adiwangsa dan kata andal, " ujar Kepala Badan Bahasa, E. Aminudin Aziz, pada konferensi pers, Jumat (8/12/2023).
Kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan didefisikan sebagai ‘program komputer dalam meniru kecerdasan manusia, seperti mengambil keputusan, menyediakan dasar penalaran, dan karakteristik manusia lainnya’ dalam KBBI.
American Heritage Dictionary mendefinisikan kecerdasan artifisial dengan ‘kemampuan komputer atau mesin lainnya untuk menjalankan aktivitas yang lazimnya dianggap membutuhkan kecerdasan tertentu’.
Baca juga: Vaksin Ditetapkan Jadi Kata Tahun Ini oleh Badan Bahasa Kemendikbudristek
Ada beberapa alasan mengapa kecerdasan artifisial atau kecerdasan buatan dipilih sebagai Kata Tahun Ini (KTI) 2023, di antaranya adalah popularitas yang relatif tinggi, kebaruan, dan distribusi penggunaan di berbagai bidang. Pada tahun 2023 muncul banyak perusahaan teknologi informasi yang meluncurkan produk berbasis kecerdasan artifisial untuk masyarakat. Salah satu yang menarik perhatian lebih masyarakat adalah ChatGPT. ChatGPT adalah program komputer yang dapat merespons pertanyaan dan menyediakan jawaban layaknya manusia.
Berdasarkan pencarian Google untuk halaman berbahasa Indonesia selama setahun terakhir, “kecerdasan artifisial” atau “kecerdasan buatan” muncul dalam berbagai literatur digital. Hal ini dibuktikan dengan jumlah kemunculan sebanyak 9.410 kali untuk kecerdasan artifisial dan 9.950.000 kali untuk kecerdasan buatan.
Baru-baru ini, empat lembaga Indonesia menandatangani kesepakatan dengan lembaga Singapura untuk berkolaborasi di bidang kecerdasan artifisial. Lembaga-lembaga Indonesia yang terlibat adalah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Kolaborasi Riset dan Inovasi Kecerdasan Buatan (Korika), perusahaan pengembang alat kecerdasan artifisial, Glair.ai dan Datasaur.ai, yang keduanya didukung oleh perusahaan modal ventura GDP Venture.
Kesepakatan ini muncul setelah Bahasa Indonesia ditetapkan sebagai bahasa resmi ke-10 dalam sidang umum UNESCO pada sesi pleno Sidang Umum Ke-42 di Paris pada tanggal 20 November.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda