Riset Universitas Glasgow Ungkap Perbedaan Wajah Orang Kaya dan Orang Miskin
Senin, 26 Februari 2024 - 12:34 WIB
"Orang yang dianggap memiliki kedudukan kelas sosial tinggi atau rendah juga sering dinilai memiliki sifat yang menguntungkan atau tidak menguntungkan," kata penulis studi Dr. R. Thora Bjornsdottir seperti dikutip New York Post, Minggu 18 Februari 2024.
Thora Bjornsdottir lebih lanjut mengatakan, hasilnya menunjukkan bahwa stereotip kelas sosial menjelaskan hubungan antara penampilan wajah dan penilaian status kelas sosial seseorang.
"Hal ini menunjukkan bahwa stereotip yang kita miliki berdampak pada cara kita memandang orang lain - stereotip tersebut membiaskan persepsi kita. Kesan kita terhadap orang lain kemudian bisa menimbulkan keuntungan atau kerugian tertentu bagi mereka," ungkapnya.
Profesor dari Computational Social Cognition, Prof Rachael E. Jack, berharap penelitian ini dapat menunjukkan bias masyarakat untuk mencegah hal tersebut terjadi di masa depan.
"Penelitian kami menunjukkan bagaimana atribut wajah tertentu memainkan peran penting dalam menghubungkan persepsi kelas sosial dengan stereotip terkait. Temuan-temuan ini tidak hanya berharga untuk memajukan pemahaman kita tentang teori-teori persepsi sosial yang penting, namun juga dapat membantu intervensi di masa depan yang dirancang untuk mematahkan persepsi-persepsi yang bias," katanya.
Penelitian Universitas Glasgow ini bertajuk "Social Class Perception Is Driven by Stereotype-Related Facial Features" ini diterbitkan dalam APA Journal of Experimental Psychology: General. Studi didanai oleh European Research Council (ERC), Economic and Social Research Council (ESRC), Wellcome Trust, dan Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC).
Thora Bjornsdottir lebih lanjut mengatakan, hasilnya menunjukkan bahwa stereotip kelas sosial menjelaskan hubungan antara penampilan wajah dan penilaian status kelas sosial seseorang.
"Hal ini menunjukkan bahwa stereotip yang kita miliki berdampak pada cara kita memandang orang lain - stereotip tersebut membiaskan persepsi kita. Kesan kita terhadap orang lain kemudian bisa menimbulkan keuntungan atau kerugian tertentu bagi mereka," ungkapnya.
Profesor dari Computational Social Cognition, Prof Rachael E. Jack, berharap penelitian ini dapat menunjukkan bias masyarakat untuk mencegah hal tersebut terjadi di masa depan.
"Penelitian kami menunjukkan bagaimana atribut wajah tertentu memainkan peran penting dalam menghubungkan persepsi kelas sosial dengan stereotip terkait. Temuan-temuan ini tidak hanya berharga untuk memajukan pemahaman kita tentang teori-teori persepsi sosial yang penting, namun juga dapat membantu intervensi di masa depan yang dirancang untuk mematahkan persepsi-persepsi yang bias," katanya.
Penelitian Universitas Glasgow ini bertajuk "Social Class Perception Is Driven by Stereotype-Related Facial Features" ini diterbitkan dalam APA Journal of Experimental Psychology: General. Studi didanai oleh European Research Council (ERC), Economic and Social Research Council (ESRC), Wellcome Trust, dan Engineering and Physical Sciences Research Council (EPSRC).
(wyn)
tulis komentar anda