Cerita Radit, Penyandang Tuna Netra yang Lulus Cum Laude dari Sastra Arab UI
Selasa, 05 Maret 2024 - 06:09 WIB
JAKARTA - Raditya Arief Putrasetiawan yang terlahir dalam kondisi tuna netra berhasil lulus sarjana di UI dengan predikat cum laude .IPK 3,84 diraih mahasiswa UI ini dalam waktu 3,5 tahun di Program Studi Sastra Arab, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB).
Radit menuturkan, prestasi yang diraihnya tidak terlepas dari dukungan penuh yang ada di sekitarnya, baik itu keluarga, kampus, dan teman-teman adalah pihak yang paling berpengaruh atas keberhasilan pendidikannya.
"Selama menjalani proses pembelajaran, kendala akan selalu ada, apalagi bagi saya yang tunanetra. Namun, berkat support system yang oke, dosen dan teman-teman yang banyak membantu, kendala-kendala tersebut bisa teratasi," ujar Radit, melalui siaran pers, Selasa (5/3/2024).
Baca juga: Jalan Terjal Anak Panti Asuhan Asal Tasik Meraih Beasiswa LPDP di UI
Menurutnya, perkembangan teknologi digital saat ini memudahkannya untuk mengakses materi pembelajaran karena bahan-bahan perkuliahan yang berbentuk teks dapat dikonversikan ke dalam audio. Hal itu tentu saja memudahkan teman-teman tunanetra saat belajar.
Selain itu, banyaknya e-book dan artikel di berbagai jurnal yang tersedia di perpustakaan juga membantunya dalam menyelesaikan tugas kuliah dan penelitian tugas akhir.
Radit mengangkat topik Minat dan Motivasi Penyandang Tunanetra dalam Pembelajaran Bahasa Arab pada penelitiannya. Menurutnya, sekarang makin banyak penyandang tunanetra yang memiliki ketertarikan pada bahasa karena menganggap peran bahasa itu penting, terutama sebagai modal guna mendapatkan prospek kerja yang lebih baik.
Bahasa Arab banyak diminati, katanya, karena keindahan struktur dan keunikan bahasa. Selain itu, bagi para tunanetra muslim ada keinginan kuat untuk dapat membaca, menghafal, dan memahami Al-Quran langsung dari sumbernya.
Meski demikan, masih ada teman-teman tunanetra yang takut menempuh pendidikan umum mengingat banyaknya kendala pada akses pembelajaran bagi para disabilitas. Ketakutan tersebut akhirnya terbantah dengan keberhasilan Radit yang mampu membuktikan bahwa penyandang disabilitas dapat bersaing dan berprestasi.
Radit menuturkan, prestasi yang diraihnya tidak terlepas dari dukungan penuh yang ada di sekitarnya, baik itu keluarga, kampus, dan teman-teman adalah pihak yang paling berpengaruh atas keberhasilan pendidikannya.
"Selama menjalani proses pembelajaran, kendala akan selalu ada, apalagi bagi saya yang tunanetra. Namun, berkat support system yang oke, dosen dan teman-teman yang banyak membantu, kendala-kendala tersebut bisa teratasi," ujar Radit, melalui siaran pers, Selasa (5/3/2024).
Baca juga: Jalan Terjal Anak Panti Asuhan Asal Tasik Meraih Beasiswa LPDP di UI
Menurutnya, perkembangan teknologi digital saat ini memudahkannya untuk mengakses materi pembelajaran karena bahan-bahan perkuliahan yang berbentuk teks dapat dikonversikan ke dalam audio. Hal itu tentu saja memudahkan teman-teman tunanetra saat belajar.
Selain itu, banyaknya e-book dan artikel di berbagai jurnal yang tersedia di perpustakaan juga membantunya dalam menyelesaikan tugas kuliah dan penelitian tugas akhir.
Radit mengangkat topik Minat dan Motivasi Penyandang Tunanetra dalam Pembelajaran Bahasa Arab pada penelitiannya. Menurutnya, sekarang makin banyak penyandang tunanetra yang memiliki ketertarikan pada bahasa karena menganggap peran bahasa itu penting, terutama sebagai modal guna mendapatkan prospek kerja yang lebih baik.
Bahasa Arab banyak diminati, katanya, karena keindahan struktur dan keunikan bahasa. Selain itu, bagi para tunanetra muslim ada keinginan kuat untuk dapat membaca, menghafal, dan memahami Al-Quran langsung dari sumbernya.
Meski demikan, masih ada teman-teman tunanetra yang takut menempuh pendidikan umum mengingat banyaknya kendala pada akses pembelajaran bagi para disabilitas. Ketakutan tersebut akhirnya terbantah dengan keberhasilan Radit yang mampu membuktikan bahwa penyandang disabilitas dapat bersaing dan berprestasi.
tulis komentar anda