KPPU Temukan Dugaan Monopoli Pinjaman Pendidikan, Skenario Student Loan Harus Dipercepat
Sabtu, 30 Maret 2024 - 10:02 WIB
JAKARTA - Komisi Pengawas Persaingan Usaha ( KPPU) menemukan indikasi monopoli dalam kasus pinjaman pendidikan online yang membelit mahasiswa ITB dan beberapa kampus di Indonesia. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) pun diminta segera menuntaskan skema kredit pendidikan untuk mahasiswa di Indonesia.
“Temuan KPPU ini tentu membuat kita prihatin. Keterdesakan biaya pendidikan peserta didik ternyata dimanfaatkan entitas penyedia jasa layanan keuangan untuk mengeruk keuntungan. Kami berharap agar Kemenkeu segera menyelesaikan skema kredit mahasiswa agar kasus tersebut tidak kembali terjadi,” ujar Wakil Ketua Komisi XI Fathan Subchi, dalam keterangan resminya, Sabtu (30/3/2024).
Fathan mengatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat ini tengah mengkaji skenario student loan bersama LPDP. Menurutnya langkah ini perlu dipercepat sehingga para mahasiswa yang mengalami kesulitan membayar UKT dan biaya pendidikan lainnya segera mendapatkan solusi.
“Jangan sampai mahasiswa kita kembali terjebak pinjaman online untuk membiayai pendidikan mereka. Apalagi kalau harus putus kuliah karena sudah tidak ada lagi sumber biaya,” katanya.
Dia mengungkapkan program stundet loan saat ini telah diterapkan di banyak negara. Dengan mekanisme ini tingkat partisipasi kasar pendidikan tinggi di masing-masing negara tersebut bisa meningkat.
“Beberapa negara yang menerapkan kebijakan tersebut di antaranya India, Australia, Selandia Baru, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat. Di Indonesia juga pernah ada kebijakan Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI) di awal tahun 1980-an yang terhenti karena tingginya angka gagal bayar,” katanya.
Skenario student loan terbaru, lanjut Fathan, harus mengambil pelajaran dari kegagalan Kredit Mahasiswa Indonesia. Saat itu administrasi penyedia jasa keuangan tidak begitu bagus sehingga gagal memantau dan melacak mahasiswa peserta KMI yang telah menyelesaikan studi.
“Akibatnya saat itu angka gagal bayar KMI mencapai 95% dan perbankan mengkategorikan kredit mahasiswa sebagai bisnis risiko tinggi. Situasi tersebut tidak boleh terulang pada skenario student loan yang saat ini dibahas oleh Kemenkeu dan LPDP,” katanya.
“Temuan KPPU ini tentu membuat kita prihatin. Keterdesakan biaya pendidikan peserta didik ternyata dimanfaatkan entitas penyedia jasa layanan keuangan untuk mengeruk keuntungan. Kami berharap agar Kemenkeu segera menyelesaikan skema kredit mahasiswa agar kasus tersebut tidak kembali terjadi,” ujar Wakil Ketua Komisi XI Fathan Subchi, dalam keterangan resminya, Sabtu (30/3/2024).
Fathan mengatakan Menteri Keuangan Sri Mulyani saat ini tengah mengkaji skenario student loan bersama LPDP. Menurutnya langkah ini perlu dipercepat sehingga para mahasiswa yang mengalami kesulitan membayar UKT dan biaya pendidikan lainnya segera mendapatkan solusi.
“Jangan sampai mahasiswa kita kembali terjebak pinjaman online untuk membiayai pendidikan mereka. Apalagi kalau harus putus kuliah karena sudah tidak ada lagi sumber biaya,” katanya.
Dia mengungkapkan program stundet loan saat ini telah diterapkan di banyak negara. Dengan mekanisme ini tingkat partisipasi kasar pendidikan tinggi di masing-masing negara tersebut bisa meningkat.
“Beberapa negara yang menerapkan kebijakan tersebut di antaranya India, Australia, Selandia Baru, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat. Di Indonesia juga pernah ada kebijakan Kredit Mahasiswa Indonesia (KMI) di awal tahun 1980-an yang terhenti karena tingginya angka gagal bayar,” katanya.
Skenario student loan terbaru, lanjut Fathan, harus mengambil pelajaran dari kegagalan Kredit Mahasiswa Indonesia. Saat itu administrasi penyedia jasa keuangan tidak begitu bagus sehingga gagal memantau dan melacak mahasiswa peserta KMI yang telah menyelesaikan studi.
“Akibatnya saat itu angka gagal bayar KMI mencapai 95% dan perbankan mengkategorikan kredit mahasiswa sebagai bisnis risiko tinggi. Situasi tersebut tidak boleh terulang pada skenario student loan yang saat ini dibahas oleh Kemenkeu dan LPDP,” katanya.
tulis komentar anda