Sosok Azis, Guru Besar Termuda IPB yang Telah Hasilkan 54 Publikasi Jurnal Scopus
Minggu, 14 April 2024 - 14:35 WIB
BOGOR - IPB University telah mengukuhkan Azis Boing Sitanggang sebagai Guru Besar termuda dalam usia 36 tahun 9 bulan. Azis telah menghasilkan 54 artikel terindeks Scopus.
Prof Dr-Ing Azis Boing Sitanggang, MSc, STP adalah dosen program studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University.
Azis telah berhasil memublikasikan 54 artikel terindeks Scopus . Dalam menulis jurnal internasional itu kadang ia menjadi penulis utama atau juga sebagai coresponding author.
Azis mengungkapkan, dalam kurun waktu satu tahun ia mampu menghasilkan 10 bahkan bisa sampai 17 publikasi. Ia pun mengapresiasi bantuan semua pihak termasuk mahasiswa atas publikasinya itu.
Dosen IPB ini menambahkan bahwa data-data yang diperolehnya dalam publikasi tersebut adalah data dari hasil penelitiannya di laboratorium, berkolaborasi dengan banyak mahasiswa, dan tidak diperoleh dalam waktu yang relatif singkat.
Baca juga: Profil Abdul Haris, Guru Besar UI yang Dilantik Jadi Dirjen Diktiristek
Lulusan S2 dari Taiwan ini mejelaskan, diperlukan komitmen tinggi dalam menggapai titelnya itu sejak 2019. Ada tuntutan target jumlah publikasi yang harus dicapai per tahunnya, belum lagi ia harus berkejaran dengan waktu dalam memenuhi tuntutan tersebut.
“Banyak orang berpikir, mudah sekali bagi saya untuk menjadi profesor muda. Padahal tata aturan yang saya lewati untuk menjadi profesor adalah tata aturan sama, yang berlaku bagi orang lain juga. Mungkin yang tidak dipahami banyak orang adalah ada hal-hal yang harus saya korbankan untuk bisa meraih jabatan akademik ini,” katanya, dikutip dari laman IPB University, Minggu (14/4/2024).
Prof Dr-Ing Azis Boing Sitanggang, MSc, STP adalah dosen program studi Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian (Fateta) IPB University.
Aktif Menulis Publikasi Internasional
Azis telah berhasil memublikasikan 54 artikel terindeks Scopus . Dalam menulis jurnal internasional itu kadang ia menjadi penulis utama atau juga sebagai coresponding author.
Azis mengungkapkan, dalam kurun waktu satu tahun ia mampu menghasilkan 10 bahkan bisa sampai 17 publikasi. Ia pun mengapresiasi bantuan semua pihak termasuk mahasiswa atas publikasinya itu.
Dosen IPB ini menambahkan bahwa data-data yang diperolehnya dalam publikasi tersebut adalah data dari hasil penelitiannya di laboratorium, berkolaborasi dengan banyak mahasiswa, dan tidak diperoleh dalam waktu yang relatif singkat.
Baca juga: Profil Abdul Haris, Guru Besar UI yang Dilantik Jadi Dirjen Diktiristek
Lulusan S2 dari Taiwan ini mejelaskan, diperlukan komitmen tinggi dalam menggapai titelnya itu sejak 2019. Ada tuntutan target jumlah publikasi yang harus dicapai per tahunnya, belum lagi ia harus berkejaran dengan waktu dalam memenuhi tuntutan tersebut.
“Banyak orang berpikir, mudah sekali bagi saya untuk menjadi profesor muda. Padahal tata aturan yang saya lewati untuk menjadi profesor adalah tata aturan sama, yang berlaku bagi orang lain juga. Mungkin yang tidak dipahami banyak orang adalah ada hal-hal yang harus saya korbankan untuk bisa meraih jabatan akademik ini,” katanya, dikutip dari laman IPB University, Minggu (14/4/2024).
Lihat Juga :
tulis komentar anda