Profil Abdul Haris, Guru Besar UI yang Dilantik Jadi Dirjen Diktiristek
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prof. Dr. rer. nat. Abdul Haris , M.Sc. resmi dilantik sebagai Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi ( Dirjen Diktiristek ) Kemendikbudristek. Ia menggantikan Nizam, Guru Besar UGM yang telah menjabat sebagai Plt Dirjen Diktiristek sebelumnya.
Nizam adalah Guru Besar Teknik Sipil UGM yang berhasil meraih gelar Gelar Doctor of Philosophy dari University of London, Inggris Raya.
Nizam sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud. Ia juga terlibat dalam tim inti penyusunan Undang-Undang Pendidikan Tinggi pada tahun 2012, Undang-Undang Pendidikan Kedokteran tahun 2013, dan Undang-Undang Keinsinyuran pada tahun 2014.
Baca juga: Dirjen Dikti:Tak Boleh Ada Mahasiswa Tidak Bisa Kuliah di PTN-BH karena Alasan Ekonomi
Jika Nizam merupakan pria kelahiran Surakarta, maka Abdul Haris yang kini menggantikannya lahir di Pemalang pada 21 September 1970.
Dikutip dari laman UI, Abdul Haris lahir dari keluarga petani. Ia mendapatkan gelar sarjana dan magister dari FMIPA UI Departemen Fisika.
Abdul Haris kemudian melanjutkan pendidikan doktornya ke Kiel University program studi Geofisika. Pria yang aktif di Himpunan Ahli Geofisika Indonesia ini sempat mengikuti pemilihan Rektor UI Periode 2019-2024.
Selama menjabat sebagai Dekan FMIPA UI, Haris menginisiasi Dua gedung laboratorium Riset Multidisiplin Pertamina-FMIPA UI yang didirikan berkat dana hibah dari Sinar Mas Group.
Dalam bidang riset, Prof. Abd Haris juga berhasil membuat FMIPA sebagai penghasil publikasi terbesar kedua di UI dengan dampak positif meningkatnya Guru Besar hingga 117 persen.
Pada saat pelantikan, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berpesan kepada Abdul Haris untukuntuk mendukung dan memastikan keberlanjutan implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Baca juga: Dukung Transformasi Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek Gelar Anugerah Diktiristek
Secara khusus Nadiem meminta Abdul Haris untuk terus mendorong kampus-kampus di seluruh Indonesia untuk mencapai 8 indikator kinerja utama, agar perguruan tinggi di Indonesia dapat masuk ke dalam jajaran World Class University.
Pada tahun 2024, Ditjen Diktiristek ditargetkan untuk menyelenggarakan program revitalisasi perguruan tinggi negeri untuk mendorong peningkatan kualitas perguruan tinggi dan mengakselerasi tranformasi perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan PTN Badan Hukum (BH).
Nizam adalah Guru Besar Teknik Sipil UGM yang berhasil meraih gelar Gelar Doctor of Philosophy dari University of London, Inggris Raya.
Nizam sebelumnya menjabat sebagai Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud. Ia juga terlibat dalam tim inti penyusunan Undang-Undang Pendidikan Tinggi pada tahun 2012, Undang-Undang Pendidikan Kedokteran tahun 2013, dan Undang-Undang Keinsinyuran pada tahun 2014.
Baca juga: Dirjen Dikti:Tak Boleh Ada Mahasiswa Tidak Bisa Kuliah di PTN-BH karena Alasan Ekonomi
Jika Nizam merupakan pria kelahiran Surakarta, maka Abdul Haris yang kini menggantikannya lahir di Pemalang pada 21 September 1970.
Profil Dirjen Diktiristek Prof Abdul Haris
Dikutip dari laman UI, Abdul Haris lahir dari keluarga petani. Ia mendapatkan gelar sarjana dan magister dari FMIPA UI Departemen Fisika.
Abdul Haris kemudian melanjutkan pendidikan doktornya ke Kiel University program studi Geofisika. Pria yang aktif di Himpunan Ahli Geofisika Indonesia ini sempat mengikuti pemilihan Rektor UI Periode 2019-2024.
Selama menjabat sebagai Dekan FMIPA UI, Haris menginisiasi Dua gedung laboratorium Riset Multidisiplin Pertamina-FMIPA UI yang didirikan berkat dana hibah dari Sinar Mas Group.
Dalam bidang riset, Prof. Abd Haris juga berhasil membuat FMIPA sebagai penghasil publikasi terbesar kedua di UI dengan dampak positif meningkatnya Guru Besar hingga 117 persen.
Harapan Mendikbudristek ke Dirjen Abdul Haris
Pada saat pelantikan, Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim berpesan kepada Abdul Haris untukuntuk mendukung dan memastikan keberlanjutan implementasi kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Baca juga: Dukung Transformasi Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek Gelar Anugerah Diktiristek
Secara khusus Nadiem meminta Abdul Haris untuk terus mendorong kampus-kampus di seluruh Indonesia untuk mencapai 8 indikator kinerja utama, agar perguruan tinggi di Indonesia dapat masuk ke dalam jajaran World Class University.
Pada tahun 2024, Ditjen Diktiristek ditargetkan untuk menyelenggarakan program revitalisasi perguruan tinggi negeri untuk mendorong peningkatan kualitas perguruan tinggi dan mengakselerasi tranformasi perguruan tinggi negeri (PTN) menjadi PTN Badan Layanan Umum (BLU) dan PTN Badan Hukum (BH).
(nnz)