Dubes Iran Kuliah Tamu di Presuniv, Paparkan Sejarah Hubungan Dua Negara
Senin, 13 Mei 2024 - 12:23 WIB
Baik Indonesia maupun Iran adalah negara produsen minyak. Iran saat ini masih menjadi negara produsen minyak dan anggota Organization of the Petroleum Exporting Countries atau OPEC. Sementara, Indonesia sejak 2008 sudah menyatakan diri keluar dari keanggotaan OPEC. “Indonesia dan Iran akan terus bekerja sama dalam berbagai proyek energi,” imbuhnya
Dalam bidang politik dan diplomasi, hubungan Iran dan Indonesia masih terjaga dengan baik, meski terkadang ada ketegangan. Ini terutama menyangkut masalah-masalah regional dan internasional. Meski begitu, Iran dan Indonesia sering menemukan kesepakatan dalam isu-isu terkait solidaritas Islam dan dukungan terhadap hak-hak Palestina.
Untuk bidang diplomasi, Iran dan Indonesia terus menghadapi tantangan dari waktu ke waktu. “Di antaranya, perbedaan pendapat mengenai konflik regional, termasuk sanksi internasional terhadap Iran, atau perbedaan dalam prioritas kebijakan luar negeri,” ungkapnya.
Begitulah, meski diwarnai beberapa perbedaan, Iran dan Indonesia sepakat untuk tetap menjalin kerja sama dalam banyak bidang. Salah satu bentuk nyata dari upaya ini adalah saling kunjung presiden dari dua negara tersebut.
Presiden Republik Islam Iran, Seyyed Ebrahim Raisi, berkunjung ke Indonesia pada Mei 2023. Sementara Desember 2016, Presiden Indonesia Joko Widodo juga telah berkunjung ke Iran.
Rektor Presuniv Handa S Abidin menekankan melalui kuliah tamu kali ini, Presuniv berharap dapat ikut berperan dalam memperkuat hubungan antara Indonesia dan Iran melalui diplomasi budaya.
“Dalam bidang budaya, salah satu bentuk kerja sama yang bisa direalisasikan adalah melalui pertukaran mahasiswa. Mahasiswa-mahasiswa dari Iran dapat melanjutkan kuliahnya di Indonesia, termasuk di Presuniv, dan sebaliknya,” katanya.
Dekan Fakultas Humaniora Mohammad Syafi’i Anwar menambahkan kerja sama dalam bidang pendidikan dapat memperkuat fondasi hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Iran. “Ini karena pendidikan memainkan kontribusi yang sangat signifikan dalam pembangunan peradaban umat manusia,” ujarnya.
Dalam bidang politik dan diplomasi, hubungan Iran dan Indonesia masih terjaga dengan baik, meski terkadang ada ketegangan. Ini terutama menyangkut masalah-masalah regional dan internasional. Meski begitu, Iran dan Indonesia sering menemukan kesepakatan dalam isu-isu terkait solidaritas Islam dan dukungan terhadap hak-hak Palestina.
Untuk bidang diplomasi, Iran dan Indonesia terus menghadapi tantangan dari waktu ke waktu. “Di antaranya, perbedaan pendapat mengenai konflik regional, termasuk sanksi internasional terhadap Iran, atau perbedaan dalam prioritas kebijakan luar negeri,” ungkapnya.
Begitulah, meski diwarnai beberapa perbedaan, Iran dan Indonesia sepakat untuk tetap menjalin kerja sama dalam banyak bidang. Salah satu bentuk nyata dari upaya ini adalah saling kunjung presiden dari dua negara tersebut.
Presiden Republik Islam Iran, Seyyed Ebrahim Raisi, berkunjung ke Indonesia pada Mei 2023. Sementara Desember 2016, Presiden Indonesia Joko Widodo juga telah berkunjung ke Iran.
Baca Juga
Rektor Presuniv Handa S Abidin menekankan melalui kuliah tamu kali ini, Presuniv berharap dapat ikut berperan dalam memperkuat hubungan antara Indonesia dan Iran melalui diplomasi budaya.
“Dalam bidang budaya, salah satu bentuk kerja sama yang bisa direalisasikan adalah melalui pertukaran mahasiswa. Mahasiswa-mahasiswa dari Iran dapat melanjutkan kuliahnya di Indonesia, termasuk di Presuniv, dan sebaliknya,” katanya.
Dekan Fakultas Humaniora Mohammad Syafi’i Anwar menambahkan kerja sama dalam bidang pendidikan dapat memperkuat fondasi hubungan diplomatik antara Indonesia dengan Iran. “Ini karena pendidikan memainkan kontribusi yang sangat signifikan dalam pembangunan peradaban umat manusia,” ujarnya.
(poe)
Lihat Juga :
tulis komentar anda