Tak Hanya Pendidikan, Layanan untuk Anak Usia Dini Butuh Kolaborasi Multisektor
Senin, 01 Juli 2024 - 13:44 WIB
JAKARTA - Pengembangan layanan bagi anak usia dini memiliki peran strategis terhadap tumbuh kembang anak di masa depan. Untuk peningkatan kualitas layanan bagi anak usia dini pun diperlukan kolaborasi multisektor mulai pendidikan hingga kesehatan.
Begitu pentingnya pengembangan bagi anak di usia tersebut, mendorong berbagai pihak untuk berkontribusi di dalamnya.
Lebih dari 500 peserta dari 48 negara hadir di Konferensi Regional Asia-Pasifik tentang Perkembangan Anak Usia Dini (Early Childhood Development) 2024 yang diadakan oleh Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC) di Penang (Malaysia).
Dalam kesempatan berbicara sebagai narasumber di panel sesi hari pertama, Eddy Henry, Head of Policy & Advocacy Tanoto Foundation, menyampaikan pentingnya layanan stimulasi di samping layanan kesehatan dan gizi bagi anak usia dini terutama di usia 0-3 tahun.
Layanan ini untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya, dan pentingnya dilakukan konvergensi layanan, yaitu layanan kesehatan, pembinaan keluarga balita, layanan pendidikan anak usia dini dan layanan sosial.
Eddy menjelaskan bahwa program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia telah mendapatkan perhatian pemerintah dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2013.
Perpres tersebut mengatur bahwa layanan PAUD harus diberikan secara holistik dan integratif, yang mencakup pendidikan, kesehatan, nutrisi, keselamatan dan keamanan, dan aspek pengasuhan.
Dalam pelaksanaannya, beberapa kementerian dan lembaga negara sudah menjalankan berbagai program layanan yang mencakup pengembangan dan pendidikan anak usia dini seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB), Pendidikan Anak Usia Dini dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Untuk mendukung program-program pemerintah tersebut, berbagai lembaga non-pemerintah, pihak swasta dan filantropi juga melakukan berbagai inisiatif dan inovasi.
Begitu pentingnya pengembangan bagi anak di usia tersebut, mendorong berbagai pihak untuk berkontribusi di dalamnya.
Lebih dari 500 peserta dari 48 negara hadir di Konferensi Regional Asia-Pasifik tentang Perkembangan Anak Usia Dini (Early Childhood Development) 2024 yang diadakan oleh Asia-Pacific Regional Network for Early Childhood (ARNEC) di Penang (Malaysia).
Dalam kesempatan berbicara sebagai narasumber di panel sesi hari pertama, Eddy Henry, Head of Policy & Advocacy Tanoto Foundation, menyampaikan pentingnya layanan stimulasi di samping layanan kesehatan dan gizi bagi anak usia dini terutama di usia 0-3 tahun.
Layanan ini untuk memastikan pertumbuhan dan perkembangan yang optimal sesuai dengan usianya, dan pentingnya dilakukan konvergensi layanan, yaitu layanan kesehatan, pembinaan keluarga balita, layanan pendidikan anak usia dini dan layanan sosial.
Eddy menjelaskan bahwa program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) di Indonesia telah mendapatkan perhatian pemerintah dengan terbitnya Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 60 tahun 2013.
Perpres tersebut mengatur bahwa layanan PAUD harus diberikan secara holistik dan integratif, yang mencakup pendidikan, kesehatan, nutrisi, keselamatan dan keamanan, dan aspek pengasuhan.
Dalam pelaksanaannya, beberapa kementerian dan lembaga negara sudah menjalankan berbagai program layanan yang mencakup pengembangan dan pendidikan anak usia dini seperti Posyandu, Bina Keluarga Balita (BKB), Pendidikan Anak Usia Dini dan Program Keluarga Harapan (PKH).
Untuk mendukung program-program pemerintah tersebut, berbagai lembaga non-pemerintah, pihak swasta dan filantropi juga melakukan berbagai inisiatif dan inovasi.
Lihat Juga :
tulis komentar anda