Seminar Nasional FSRD IKJ Angkat Kolaborasi Seni Rupa dan Kearifan Lokal
Selasa, 02 Juli 2024 - 16:59 WIB
JAKARTA - Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) Institut Kesenian Jakarta (IKJ) menggelar Seminar Nasional Pusaran Urban IV. Acara ini bertepatan dengan HUT IKJ yang ke-54 tahun.
Dekan FSRD IKJ Anindyo Widito mengatakan, Seminar Pusaran Urban 4: Seni Rupa dan Kearifan Lokal dalam Perspektif Identitas yang Kolaboratif menyasar pentingnya sebuah gagasan yang berelasi dengan kehidupan manusia dilatarbelakangi kemajuan teknologi informasi yang membawa banyak perubahan.
Baca juga: 54 Tahun IKJ dan Tantangan Sekolah Seni di Tengah Perkembangan Teknologi
Dalam konteks seni rupa Indonesia, tambahnya, kearifan lokal sebagai bagian dari tradisi Nusantara masih belum banyak digali oleh seniman, kriyawan dan desainer Indonesia yang selanjutnya berpotensi pada marjinalisasi seni tradisi dan pengabaian nilai-nilai humanisme.
"Melalui terjalinnya kolaborasi antara elemen seni rupa dan kearifan lokal diharapkan akan terjadi penguatan identitas lokal Indonesia termasuk aspek humanisme melalui kembali ke akarnya,” papar Anindyo Widito, melalui siaran pers, Selasa (2/7/2024).
Baca juga: Lima Dekade Seniman Nunung WS Berkarya, IKJ Gelar Bedah Buku
Dia menjelaskan, dilihat dari sudut pandang yang lain, kecanggihan teknologi digital telah berdampak pada cara masyarakat dalam mengakses ataupun menggunakan karya orang lain yang mendorong terjadinya pelanggaran hak cipta dan penyebarannya tanpa izin pemilik karya tersebut.
"Tentunya etika dan hak cipta menjadi kebutuhan yang mendesak demi keberlangsungan identitas kearifan lokal Indonesia itu sendiri," ujarnya.
Seminar ini dilatarbelakangi pemikiran dalam ranah seni rupa dan desain yang mendiskusikan bagaimana kearifan lokal diwariskan, dirawat dan didiskusikan dalam konteks sosial, budaya, sejarah, ekonomi serta bagaimana para seniman, kriyawan dan desainer mengkaji kearifan lokal sebagai dasar konseptual berkarya.
Dekan FSRD IKJ Anindyo Widito mengatakan, Seminar Pusaran Urban 4: Seni Rupa dan Kearifan Lokal dalam Perspektif Identitas yang Kolaboratif menyasar pentingnya sebuah gagasan yang berelasi dengan kehidupan manusia dilatarbelakangi kemajuan teknologi informasi yang membawa banyak perubahan.
Baca juga: 54 Tahun IKJ dan Tantangan Sekolah Seni di Tengah Perkembangan Teknologi
Dalam konteks seni rupa Indonesia, tambahnya, kearifan lokal sebagai bagian dari tradisi Nusantara masih belum banyak digali oleh seniman, kriyawan dan desainer Indonesia yang selanjutnya berpotensi pada marjinalisasi seni tradisi dan pengabaian nilai-nilai humanisme.
"Melalui terjalinnya kolaborasi antara elemen seni rupa dan kearifan lokal diharapkan akan terjadi penguatan identitas lokal Indonesia termasuk aspek humanisme melalui kembali ke akarnya,” papar Anindyo Widito, melalui siaran pers, Selasa (2/7/2024).
Baca juga: Lima Dekade Seniman Nunung WS Berkarya, IKJ Gelar Bedah Buku
Dia menjelaskan, dilihat dari sudut pandang yang lain, kecanggihan teknologi digital telah berdampak pada cara masyarakat dalam mengakses ataupun menggunakan karya orang lain yang mendorong terjadinya pelanggaran hak cipta dan penyebarannya tanpa izin pemilik karya tersebut.
"Tentunya etika dan hak cipta menjadi kebutuhan yang mendesak demi keberlangsungan identitas kearifan lokal Indonesia itu sendiri," ujarnya.
Seminar ini dilatarbelakangi pemikiran dalam ranah seni rupa dan desain yang mendiskusikan bagaimana kearifan lokal diwariskan, dirawat dan didiskusikan dalam konteks sosial, budaya, sejarah, ekonomi serta bagaimana para seniman, kriyawan dan desainer mengkaji kearifan lokal sebagai dasar konseptual berkarya.
tulis komentar anda