HUT LIPI Ke-53, Ini Pesan Menristek ke Para Peneliti Indonesia
Rabu, 26 Agustus 2020 - 10:06 WIB
JAKARTA - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merayakan HUT ke-53. Menristek/Kepala BRIN pun memiliki tiga pesan agar program penelitian dan inovasi di LIPI bisa berkembang lebih pesat.
“Khusus pada LIPI, selama lima tahun ke depan periode Kabinet Indonesia Maju. Permintaan dari saya kepada LIPI ada tiga yang paling utama. Pertama, LIPI tetap harus menjaga marwah dari riset dasar,"kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-53 LIPI di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, melalui siaran pers, Rabu (26/8).
Menurut Bambang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi suatu negara berasal dari eksplorasi dan kemampuan pengembangan riset dasar (basic sciences) yang potensial dilanjutkan ke tahap pengembangan. (Baca juga: Menristek: Pentingnya Kolaborasi Riset Ekonomi Berbasis Inovasi Teknologi )
Tahap pengembangan, pengkajian dan penerapan dari riset dasar, untuk kemudian menghasilkan inovasi, dapat dilakukan melalui kolaborasi bersama lembaga, instansi, dan perguruan tinggi, industri, baik dari pihak Pemerintah RI, pihak swasta maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. Jadi tidak harus LIPI sendiri yang melakukan semua proses tersebut.
Pesan kedua, LIPI harus menjaga kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia yang merupakan aset sumber daya alam (SDA) Indonesia, di luar dari aset tambang dan aset pertanian. Keanekaragaman hayati (biodiversity) perlu di olah secara tepat, dengan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan. Jika kekayaan alam mineral suatu saat akan habis, sebaliknya keaneka ragaman hayati ini bisa di eksplorasi dan di transformasi dengan optimal, sehingga menjadi kekayaan sesungguhnya yang bernilai komersial.
"Jadikan keanekaragaman hayati Indonesia sebagai kekayaan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat. LIPI mempunyai potensi luar biasa sebagai penjaga keanekaragaman hayati, jadi diyakini bahwa ini bisa menjadi kekuatan kita (bangsa Indonesia)" pesannya. (Baca juga: Pandemi COVID-19 Lahirkan Dahsyatnya Inovasi dari Perguruan Tinggi )
Pesan ke tiga Menteri Bambang tentang kolaborasi dan konsorsium riset dan inovasi. Mantan Kepala Bappenas ini mengapresiasi LIPI dan lembaga litbangjirap lainnya yang telah berkontribusi bersama sama dalan Tim Konsorsium Riset dan Inovasi percepatan penanggulangan COVID-19 yang dibentuk oleh KemenristekBRIN per awal Maret 2020.
Diharapkan ke depannya kontribusi yang dihasilkan merupakan solusi inovatif yang mampu menjadi subtitusi impor. "Substitusi impor bukan diartikan dengan mengimpor komponen-komponen material kemudian merakit dan menjualnya di Indonesia, harapannya dari kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) muncul berbagai produk inovasi yang bisa dijadikan solusi untuk menjawab kebutuhan bangsa Indonesia, termasuk untuk penanganan COVID-19 saat ini," terang Menteri Bambang.
“Khusus pada LIPI, selama lima tahun ke depan periode Kabinet Indonesia Maju. Permintaan dari saya kepada LIPI ada tiga yang paling utama. Pertama, LIPI tetap harus menjaga marwah dari riset dasar,"kata Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/Kepala BRIN) Bambang PS Brodjonegoro pada peringatan Hari Ulang Tahun ke-53 LIPI di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, melalui siaran pers, Rabu (26/8).
Menurut Bambang, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta inovasi suatu negara berasal dari eksplorasi dan kemampuan pengembangan riset dasar (basic sciences) yang potensial dilanjutkan ke tahap pengembangan. (Baca juga: Menristek: Pentingnya Kolaborasi Riset Ekonomi Berbasis Inovasi Teknologi )
Tahap pengembangan, pengkajian dan penerapan dari riset dasar, untuk kemudian menghasilkan inovasi, dapat dilakukan melalui kolaborasi bersama lembaga, instansi, dan perguruan tinggi, industri, baik dari pihak Pemerintah RI, pihak swasta maupun masyarakat Indonesia pada umumnya. Jadi tidak harus LIPI sendiri yang melakukan semua proses tersebut.
Pesan kedua, LIPI harus menjaga kekayaan keanekaragaman hayati Indonesia yang merupakan aset sumber daya alam (SDA) Indonesia, di luar dari aset tambang dan aset pertanian. Keanekaragaman hayati (biodiversity) perlu di olah secara tepat, dengan tetap memperhatikan pembangunan berkelanjutan. Jika kekayaan alam mineral suatu saat akan habis, sebaliknya keaneka ragaman hayati ini bisa di eksplorasi dan di transformasi dengan optimal, sehingga menjadi kekayaan sesungguhnya yang bernilai komersial.
"Jadikan keanekaragaman hayati Indonesia sebagai kekayaan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat. LIPI mempunyai potensi luar biasa sebagai penjaga keanekaragaman hayati, jadi diyakini bahwa ini bisa menjadi kekuatan kita (bangsa Indonesia)" pesannya. (Baca juga: Pandemi COVID-19 Lahirkan Dahsyatnya Inovasi dari Perguruan Tinggi )
Pesan ke tiga Menteri Bambang tentang kolaborasi dan konsorsium riset dan inovasi. Mantan Kepala Bappenas ini mengapresiasi LIPI dan lembaga litbangjirap lainnya yang telah berkontribusi bersama sama dalan Tim Konsorsium Riset dan Inovasi percepatan penanggulangan COVID-19 yang dibentuk oleh KemenristekBRIN per awal Maret 2020.
Diharapkan ke depannya kontribusi yang dihasilkan merupakan solusi inovatif yang mampu menjadi subtitusi impor. "Substitusi impor bukan diartikan dengan mengimpor komponen-komponen material kemudian merakit dan menjualnya di Indonesia, harapannya dari kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, dan penerapan (litbangjirap) muncul berbagai produk inovasi yang bisa dijadikan solusi untuk menjawab kebutuhan bangsa Indonesia, termasuk untuk penanganan COVID-19 saat ini," terang Menteri Bambang.
(mpw)
tulis komentar anda