MIKTI-MSIB 7 Latih Mahasiswa Jadi Calon Talenta Digital
Minggu, 15 September 2024 - 17:15 WIB
JAKARTA - Kecakapan dalam teknologi digital dan kecerdasan buatan (AI) kini bukan lagi pilihan. Melainkan menjadi kebutuhan mendesak bagi sumber daya manusia yang ingin tetap kompetitif.
Karena itu, penguasaan keterampilan dasar dalam pengolahan data dan pemrograman, diikuti dengan pemahaman tentang konsep AI dan penerapannya dalam berbagai industri amat penting dimiliki.
Baca juga: Guru dan Siswa di Ambon Ikuti Workshop Makin Cakap Digital
Hal tersebut merupakan bahasan dari acara Student Onboarding yang digelar oleh Masyarakat Industri Kreatif dan Teknologi Indonesia (MIKTI) untuk Program Studi Independen MIKTI - MSIB 7 bertajuk "Become a Data-Driven Creative Tech Developer & Business Analyst: Harness the Power of Artificial Intelligence (AI)".
Program ini secara khusus dirancang untuk memperkuat kemampuan mahasiswa dalam teknologi digital dan AI, yang semakin menjadi pilar utama dalam transformasi industri global. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa terpilih, M. Andy Zaky (Ketua Umum MIKTI), Ibnu Sina Wardy (Kepala Divisi Talenta MIKTI), Raja A. Alrando (Head of Programme MIKTI), serta alumni dari program MSIB batch sebelumnya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum MIKTI, M. Andy Zaky, menekankan pentingnya kesiapan talenta digital dalam menghadapi tantangan dunia industri yang semakin bergantung pada kecerdasan buatan.
"Program MSIB 7 ini merupakan langkah strategis dalam mengasah kemampuan teknologi digital dan bisnis yang berfokus pada AI, sebagai penggerak utama di era industri 4.0," ujar Andy, melalui siaran pers, Minggu (15/9/2024).
Ibnu Sina Wardy menambahkan, pihaknya melihat bahwa kecakapan dalam teknologi digital dan AI bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi SDM yang kompetitif. Program ini menjadi platform untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan di tengah cepatnya perkembangan teknologi.
Raja A. Alrando kemudian menjelaskan struktur program yang berfokus pada kolaborasi antara teknologi digital dan ilmu data.
"Program ini dirancang agar para siswa memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif. Selama pelatihan, mahasiswa tidak hanya akan mempelajari teori, tetapi juga menghadapi tantangan dunia nyata dengan studi kasus yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengatasi berbagai masalah sosial dan bisnis. Kami memastikan bahwa setiap peserta siap untuk menjadi bagian dari inovasi di dunia kerja yang serba digital," jelasnya.
Program Studi Independen MIKTI - MSIB 7, yang didukung oleh Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek ini menawarkan pendidikan gratis selama satu semester penuh. Peserta akan bekerja bersama praktisi industri, mengerjakan proyek untuk menyelesaikan tantangan sosial di masyarakat menggunakan teknologi dan kelimuan data.
Komitmen MIKTI untuk mendukung pengembangan talenta digital Indonesia tercermin dalam program ini, yang tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan praktis yang siap diterapkan di lapangan. Dengan pembimbing dari para ahli industri, diharapkan mahasiswa MSIB 7 mampu menjadi penggerak transformasi digital di masa depan.
Karena itu, penguasaan keterampilan dasar dalam pengolahan data dan pemrograman, diikuti dengan pemahaman tentang konsep AI dan penerapannya dalam berbagai industri amat penting dimiliki.
Baca juga: Guru dan Siswa di Ambon Ikuti Workshop Makin Cakap Digital
Hal tersebut merupakan bahasan dari acara Student Onboarding yang digelar oleh Masyarakat Industri Kreatif dan Teknologi Indonesia (MIKTI) untuk Program Studi Independen MIKTI - MSIB 7 bertajuk "Become a Data-Driven Creative Tech Developer & Business Analyst: Harness the Power of Artificial Intelligence (AI)".
Program ini secara khusus dirancang untuk memperkuat kemampuan mahasiswa dalam teknologi digital dan AI, yang semakin menjadi pilar utama dalam transformasi industri global. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa terpilih, M. Andy Zaky (Ketua Umum MIKTI), Ibnu Sina Wardy (Kepala Divisi Talenta MIKTI), Raja A. Alrando (Head of Programme MIKTI), serta alumni dari program MSIB batch sebelumnya.
Dalam sambutannya, Ketua Umum MIKTI, M. Andy Zaky, menekankan pentingnya kesiapan talenta digital dalam menghadapi tantangan dunia industri yang semakin bergantung pada kecerdasan buatan.
"Program MSIB 7 ini merupakan langkah strategis dalam mengasah kemampuan teknologi digital dan bisnis yang berfokus pada AI, sebagai penggerak utama di era industri 4.0," ujar Andy, melalui siaran pers, Minggu (15/9/2024).
Ibnu Sina Wardy menambahkan, pihaknya melihat bahwa kecakapan dalam teknologi digital dan AI bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan bagi SDM yang kompetitif. Program ini menjadi platform untuk membekali mahasiswa dengan keterampilan yang relevan di tengah cepatnya perkembangan teknologi.
Raja A. Alrando kemudian menjelaskan struktur program yang berfokus pada kolaborasi antara teknologi digital dan ilmu data.
"Program ini dirancang agar para siswa memiliki bekal yang cukup untuk menghadapi persaingan dunia kerja yang semakin kompetitif. Selama pelatihan, mahasiswa tidak hanya akan mempelajari teori, tetapi juga menghadapi tantangan dunia nyata dengan studi kasus yang memanfaatkan kecerdasan buatan untuk mengatasi berbagai masalah sosial dan bisnis. Kami memastikan bahwa setiap peserta siap untuk menjadi bagian dari inovasi di dunia kerja yang serba digital," jelasnya.
Program Studi Independen MIKTI - MSIB 7, yang didukung oleh Ditjen Diktiristek Kemendikbudristek ini menawarkan pendidikan gratis selama satu semester penuh. Peserta akan bekerja bersama praktisi industri, mengerjakan proyek untuk menyelesaikan tantangan sosial di masyarakat menggunakan teknologi dan kelimuan data.
Komitmen MIKTI untuk mendukung pengembangan talenta digital Indonesia tercermin dalam program ini, yang tidak hanya memberikan pengetahuan akademis, tetapi juga keterampilan praktis yang siap diterapkan di lapangan. Dengan pembimbing dari para ahli industri, diharapkan mahasiswa MSIB 7 mampu menjadi penggerak transformasi digital di masa depan.
(nnz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda