Peran Guru dan Orang Tua Sangat Penting untuk Rawat Jejak Digital Positif Pelajar
Senin, 23 September 2024 - 18:22 WIB
”Lakukan hal itu dengan konsisten. Lewat konten yang dibuat, nanti kalian akan dikenal sebagai jago matematika. Tidak hanya dikenal, tapi bahkan bisa menjadi rujukan diskusi teman se-Kampar, bahkan se-Sumatera,” urai Syamsudin.
Untuk mwujudkan hal tersebut tugas guru adalah memoles konten siswanya agar lebih menarik dan mudah dipahami siswa pencinta matematika.
”Dengan begitu, kalian bisa membantu guru menciptakan suasana belajar online matematika menjadi lebih seru dan menarik. Itu sekaligus menjadi latihan untuk menjaga dan membangun reputasi yang positif,” ucap Syamsudin.
Syamsudin mengatakan, menjaga otentisitas dan jejak digital dalam membangun personal branding sangat penting karena sering terjadi kasus beasiswa atau peluang kerja yang batal karena kecerobohan siswa dalam merawat jejak digitalnya.
”Ternyata, sepuluh tahun kemudian, kecerobohan itu menjadi ancaman serius kalau diabaikan, bahkan bisa merusak karier,” ujarnya.
Sementara itu, praktisi bisnis digital Riyanto mengingatkan siswa untuk tidak melupakan kesigapan dalam menjaga keamanan digital. Jelasnya, jangan alpa menjaga keamanan akun pribadi saat mengakses media sosial dengan password yang kuat, unik, dan sedikit rumit.
”Bikin repot memang. Tetapi dengan autentifikasi dua faktor (2FA), jejak digital kita jadi lebih aman dari berbagai ancaman virus dan kejahatan digital yang merusak reputasi yang sudah susah payah kita bangun untuk terus positif,” pesan Riyanto.
Untuk mwujudkan hal tersebut tugas guru adalah memoles konten siswanya agar lebih menarik dan mudah dipahami siswa pencinta matematika.
”Dengan begitu, kalian bisa membantu guru menciptakan suasana belajar online matematika menjadi lebih seru dan menarik. Itu sekaligus menjadi latihan untuk menjaga dan membangun reputasi yang positif,” ucap Syamsudin.
Syamsudin mengatakan, menjaga otentisitas dan jejak digital dalam membangun personal branding sangat penting karena sering terjadi kasus beasiswa atau peluang kerja yang batal karena kecerobohan siswa dalam merawat jejak digitalnya.
”Ternyata, sepuluh tahun kemudian, kecerobohan itu menjadi ancaman serius kalau diabaikan, bahkan bisa merusak karier,” ujarnya.
Sementara itu, praktisi bisnis digital Riyanto mengingatkan siswa untuk tidak melupakan kesigapan dalam menjaga keamanan digital. Jelasnya, jangan alpa menjaga keamanan akun pribadi saat mengakses media sosial dengan password yang kuat, unik, dan sedikit rumit.
”Bikin repot memang. Tetapi dengan autentifikasi dua faktor (2FA), jejak digital kita jadi lebih aman dari berbagai ancaman virus dan kejahatan digital yang merusak reputasi yang sudah susah payah kita bangun untuk terus positif,” pesan Riyanto.
(wyn)
Lihat Juga :
tulis komentar anda