Mahasiswa UNY Olah Daun Ciplukan Jadi Krim Obat Jerawat Herbal

Rabu, 09 September 2020 - 12:53 WIB
Tiga mahasiswa UNY mengolah daun Ciplukan menjadi obat jerawat herbal. Foto/Dok/Humas UNY
SLEMAN - Tiga mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Negeri Yogyakarta membuat inovasi krim obat jerawat herbal berbahan baku daun Ciplukan. Krim ini dapat menjadi altenatif obat jerawat sekaligus ramah lingkungan.

Mereka terdiri dari Tia Herdiana Wardani, mahasiswa program studi (prodi) Pendidikan IPA, Nova Regina prodi Kimia, dan Nur Hidayah Br. Karo prodi Pendidikan Matematika. (Baca juga: UGM Gelar Konferensi Sains Internasional secara Virtual )

Tia Herdiana Wardani mengatakan, tanaman ciplukan yang banyak tumbuh liar di persawahan selama ini hanya dibiarkan liar bahkan dianggap sebagai gulma bagi tanaman lain. Padahal, tanaman itu bisa dimanfaatkan. Di antarnya mengadung antipiretik, analgetik, diuretik, anti inflamasi dan detoksifikasi yang bisa menghambat pertumbuhan bakteri anaoeribik, seperti staphyloccocus aureus penyebab jerawat. Terutama kulit yang berminyak.

Sehingga dibutuhkan krim yang memiliki keefektivitasan dalam mengobati jerawat agar bakteri staphyloccocus aureus dan lainnya penyebab jerawat dapat dihilangkan. “Karena itulah kami melakukan penelitian daun ciplukan dibuat menjadi krim obat jerawat,” kata Tia, Selasa (8/9/2020). (Baca juga: Beasiswa Chevening Buka Pendaftaran sampai 3 November 2020, Cek Link )



Nur Hidayat menjelaskan untuk pembuatan krim yaitu dengan mengesktrak daun ciplukan tersebut. Bahan yang diperlukan aluminium foil, aquadest, asam asetat, asam stearat, bakteri uji Staphylococcus aureus, daun ciplukan (Physalis angulata L), etanol 96%, Fluid Thioglycollate Medium (Acumedia), kertas label, kertas saring, metil paraben, parafin cair, Phytocream, propilenglikol, propilglikol, propil paraben, setil alkohol, dan tokoferol.

Alat ekstraksi mencakup alu, mortar, gelas beaker, batang pengaduk, gelas ukur, pisau, rotary evaporator. Alat farmasetik meliputi batang pengaduk, gelas objek, homogenizer, mikroskop, penangas air, pipet tetes, pH meter, stopwatch, termometer, dan viskometer brookfield.

“Alat uji mikrobiologi mencakup autoklaf, cawan petri, erlenmeyer, gelas ukur, inkubator, jarum ose, lampu spirtus, pinset, spektrofotometri, spoi , dan tabung reaksi,” jelasnya.

Untuk pembuatan krim sendiri, langkah pertama daun ciplukan tersebut diekstrak Kemudian ddibuat tiga rancangan formula krim ekstrak etanol daun ciplukan dengan tipe M/A (minyak dalam air) menggunakan variasi konsentrasi emulgator phytocream masing-masing 3 gram pada formulasi 1, 4 gram pada formulasi 2 dan 5 gram pada formulasi 3.

“Krim sediaan dibuat dengan cara melebur sediaan minyak (setil alkohol, asam stearat, propil paraben, parafin cair, dan Pytocream) hingga suhu 70 dan fase air (metil paraben, propilenglikol, dan aquades) dipanaskan hingga 70.

Fase minyak dicampur ke dalam fase air lalu dihomogenizer sampai terbentuk masa basis krim yang homogen. Pada suhu 45-55 dimasukkan alfa tokoferol dan ekstrak etanol daun ciplukan (yang telah dispersikan dengan sedikit propilenglikol) sedikit demi sedikit ke dalam basis krim lalu dihomogenizer hingga homogen. Masing-masing formula disimpan dalam wadah krim.

“Setelah melalui uji organoleptis, dari tiga forumual uji tipe emulsi, uji homogenitas dan uji stabilitas krim di laboratorium formulasi krim terbaik yaitu formulasi 2 dengan jumlah phytocream 4 gram.,” paparnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More