Masih Banyak Siswa Belum Miliki Gawai dan Kesulitan Sinyal
Rabu, 16 September 2020 - 18:40 WIB
JAKARTA - Pemerintah dinilai harus membuat pemetaan yang komprehensif untuk mendukung proses Belajar Dari Rumah (BDR). Bantuan kuota memang perlu namun masih ada siswa dan mahasiswa yang tidak memiliki gawai ataupun daerah yang kesulitan mendapatkan sinyal.
Komisioner bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menuturkan, pengumuman secara total kepada publik terkait jumlah nomor ponsel baik itu siswa, guru, dosen dan mahasiswa yang terdaftar dan terisi bantuan pulsa wajib dilakukan. (Baca juga: Masih Terkendala, Pendataan Nomor Ponsel Masih belum 100% )
Menurutnya, hal ini penting agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dapat melakukan diskresi agar sisa anggaran dapat dialihkan dan digunakan untuk memaksimalkan proses BDR di semua daerah.
"Sisa anggaran dapat digunakan untuk pembelian fasilitas daring seperti gawai dan Ipad kepada pihak sekolah. Dan pihak sekolah yang akan meminjamkan kepada siswa yang tidak memiliki gawai untuk belajar daring," katanya ketika dihubungi SINDOnews, Rabu (16/9). (Baca juga: Mendikbud: Kompetensi Guru untuk Kuasai Teknologi Menjadi Krusial )
Selain itu, ujar mantan kepala sekolah ini, pemetaan ini juga diperlukan agar jika masih ada sisa anggaran Kemendikbud juga bisa dialihkan untuk pengadaan alat-alat penguat sinyal bagi siswa, guru, dosen ataupun mahasiswa yang berdomisili di wilayah yang sulit sinyal.
"Jadi butuh pemetaan masalah sehingga dengan demikian semua terfasilitasi pembelajaran daring selama BDR,” ungkap Retno.
Komisioner bidang Pendidikan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) Retno Listyarti menuturkan, pengumuman secara total kepada publik terkait jumlah nomor ponsel baik itu siswa, guru, dosen dan mahasiswa yang terdaftar dan terisi bantuan pulsa wajib dilakukan. (Baca juga: Masih Terkendala, Pendataan Nomor Ponsel Masih belum 100% )
Menurutnya, hal ini penting agar Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) dapat melakukan diskresi agar sisa anggaran dapat dialihkan dan digunakan untuk memaksimalkan proses BDR di semua daerah.
"Sisa anggaran dapat digunakan untuk pembelian fasilitas daring seperti gawai dan Ipad kepada pihak sekolah. Dan pihak sekolah yang akan meminjamkan kepada siswa yang tidak memiliki gawai untuk belajar daring," katanya ketika dihubungi SINDOnews, Rabu (16/9). (Baca juga: Mendikbud: Kompetensi Guru untuk Kuasai Teknologi Menjadi Krusial )
Selain itu, ujar mantan kepala sekolah ini, pemetaan ini juga diperlukan agar jika masih ada sisa anggaran Kemendikbud juga bisa dialihkan untuk pengadaan alat-alat penguat sinyal bagi siswa, guru, dosen ataupun mahasiswa yang berdomisili di wilayah yang sulit sinyal.
"Jadi butuh pemetaan masalah sehingga dengan demikian semua terfasilitasi pembelajaran daring selama BDR,” ungkap Retno.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda