UMM Kukuhkan Guru Besar Baru Bidang Logistik dan Rantai Pasok
Sabtu, 19 September 2020 - 15:46 WIB
JAKARTA - Sejak kebijakan pemerintah pusat untuk melakukan pembatasan aktivitas sosial, mendorong pemerintah daerah untuk melakukan hal yang sama. Hal tersebut berimbas pada perilaku konsumen yang mulai melakukan panic buying. Fenomena tersebut menggambarkan pandemi memiliki kaitan dengan aktivitas sektor perekonomian, utamanya pangan dari produsen ke konsumen atau distribusi.
Dalam konsep rantai pemasokan logistik, dikenal istilah Manajemen Logistik Kemanusiaan yang merupakan salah satu strategi penanganan penyaluran logistik selama bencana alam atau pandemi.
Berangkat dari persoalan tersebut, Prof. Ilyas Masudin, menciptakan konsep Manajemen Logistik Kemanusiaan dan Logistik Halal dengan mengadopsi konsep Traceability Technology. Berkat kepakarannya itu, Ilyas pada Sabtu (19/9) dikukuhkan sebagai guru besar baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bidang Logistik dan Rantai Pasok. (Baca juga: Gandeng UNS, Pemkab Magetan Siapkan Lahan Bangun Universitas Negeri )
Pengukuhan profesor kali ini sengaja digelar di ruang terbuka agar sirkulasi udara jauh lebih bagus, menyesuaikan protokol kesehatan Covid-19. Jumlah tamu undangan pun terbatas maksimal hanya 50 orang. Jumlah ini sudah termasuk dari keluarga guru besar, jajaran senat dan rektorat, serta para guru besar.
Dua konsep manajemen logistik yang ditawarkannya ini, dituturkan pria kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur ini, atas fenomena rantai pasokan logistik saat ini kurang visibilitas dan transparansi di setiap tahap perjalanan, dari bahan mentah hingga produk konsumen. Padahal, visibilitas dan transparansi proses pemasokan dapat memberikan dampak positif terhadap kedua belah pihak.
“Visibilitas dan transparansi di setiap tahap pemrosesan bahan mentah hingga produk konsumen merupakan proses yang sering hilang,” tegasnya dalam orasi ilmiah yang berjudul Traceability Technology Adoption on Humanitarian and Halal Logistic: Conceptual Framework Perspective, Sabtu (19/9/2020). (Baca juga: ITB AD Siap Jadi Rujukan Internasional Kampus Socio-Technopreneur )
Traceability merupakan kapasitas untuk memverifikasi sejarah, lokasi atau status suatu barang melalui identifikasi terdokumentasi. Sayangnya, penyedia dan penyalur barang sering mengabaikan proses ini. Padahal, apabila proses ini diperhatikan dengan seksama maka dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
Selain itu, dosen yang selalu menyempatkan waktu setiap pagi untuk berolahraga di Stadion UMM ini juga mengulas konsep bagaimana konsumen dapat tetap memperoleh produk dengan jaminan halal melalui Manajemen Logistik Halal.
Pria yang membawa program studi Teknik Industri UMM meraih akreditasi internasional dari Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) ini sebelumnya juga berfokus pada penyaluran daging halal dari produsen hingga diterima konsumen, khususnya konsumen muslim di Indonesia.
Dalam konsep rantai pemasokan logistik, dikenal istilah Manajemen Logistik Kemanusiaan yang merupakan salah satu strategi penanganan penyaluran logistik selama bencana alam atau pandemi.
Berangkat dari persoalan tersebut, Prof. Ilyas Masudin, menciptakan konsep Manajemen Logistik Kemanusiaan dan Logistik Halal dengan mengadopsi konsep Traceability Technology. Berkat kepakarannya itu, Ilyas pada Sabtu (19/9) dikukuhkan sebagai guru besar baru Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) bidang Logistik dan Rantai Pasok. (Baca juga: Gandeng UNS, Pemkab Magetan Siapkan Lahan Bangun Universitas Negeri )
Pengukuhan profesor kali ini sengaja digelar di ruang terbuka agar sirkulasi udara jauh lebih bagus, menyesuaikan protokol kesehatan Covid-19. Jumlah tamu undangan pun terbatas maksimal hanya 50 orang. Jumlah ini sudah termasuk dari keluarga guru besar, jajaran senat dan rektorat, serta para guru besar.
Dua konsep manajemen logistik yang ditawarkannya ini, dituturkan pria kelahiran Sidoarjo, Jawa Timur ini, atas fenomena rantai pasokan logistik saat ini kurang visibilitas dan transparansi di setiap tahap perjalanan, dari bahan mentah hingga produk konsumen. Padahal, visibilitas dan transparansi proses pemasokan dapat memberikan dampak positif terhadap kedua belah pihak.
“Visibilitas dan transparansi di setiap tahap pemrosesan bahan mentah hingga produk konsumen merupakan proses yang sering hilang,” tegasnya dalam orasi ilmiah yang berjudul Traceability Technology Adoption on Humanitarian and Halal Logistic: Conceptual Framework Perspective, Sabtu (19/9/2020). (Baca juga: ITB AD Siap Jadi Rujukan Internasional Kampus Socio-Technopreneur )
Traceability merupakan kapasitas untuk memverifikasi sejarah, lokasi atau status suatu barang melalui identifikasi terdokumentasi. Sayangnya, penyedia dan penyalur barang sering mengabaikan proses ini. Padahal, apabila proses ini diperhatikan dengan seksama maka dapat meningkatkan kepuasan konsumen.
Selain itu, dosen yang selalu menyempatkan waktu setiap pagi untuk berolahraga di Stadion UMM ini juga mengulas konsep bagaimana konsumen dapat tetap memperoleh produk dengan jaminan halal melalui Manajemen Logistik Halal.
Pria yang membawa program studi Teknik Industri UMM meraih akreditasi internasional dari Indonesian Accreditation Board for Engineering Education (IABEE) ini sebelumnya juga berfokus pada penyaluran daging halal dari produsen hingga diterima konsumen, khususnya konsumen muslim di Indonesia.
Lihat Juga :
tulis komentar anda