Kemendikbud Tegaskan Asesmen Nasional Beda dengan Ujian Nasional
Rabu, 28 Oktober 2020 - 10:16 WIB
JAKARTA - Kemendikbud tegaskan bahwa Asesmen Nasional berbeda dengan Ujian Nasional . Asesmen Nasional bukan untuk mengevaluasi siswa dan juga tidak semua siswa akan mengikuti Asesmen Nasional ini.
Sekjen Kemendikbud Ainun Naim mengatakan, Asesmen Nasional yang akan digelar tahun depan ini bukan menjadi ajang untuk mengevaluasi siswa. Sebab, jelasnya, yang akan mengevaluasi kemampuan siswa adalah para gurunya sendiri. Hal ini dikarenakan para guru itulah yang mengetahui secara komprehensif kemampuan siswanya melalui pembelajaran yang telah dilaksanakan. (Baca juga: Pelajar Indonesia Raih 9 Medali di Kompetisi Astronomi-Astrofisika Dunia )
Akan tetapi, jelas Sekjen Ainun, Asesmen Nasional yang akan dijalankan Kemendikbud tahun depan ini adalah untuk mengevaluasi institusi sekolah dan juga daerah. Sehingga, ucapnya, apa yang tergambar dalam asesmen nasional itu sendiri akan lebih komprehensif dibandingkan dengan UN.
"Jadi asesmen yang menggantikan UN itu tentu tidak sama dengan UN. Kita akan melakukan evaluasi kepada sekolah dan tentunya juga daerah sehinggga apa yang kita lihat itu lebih komprehensif," kata Sekjen Kemendikbud pada Konferensi Pers daring Capaian Kinerja 1 Tahun Kemendikbud, Selasa (27/10).
Guru besar Universitas Gadjah Mada ini menuturkan, siswa yang akan ikut serta dalam asesmen nasional ini juga tidak seluruh siswa seperti halnya Ujian Nasional. Melainkan hanya lebih sedikit siswa atau sampel saja. Ainun menjelaskan, sampel siswa ini mengikuti metode studi internasional PISA (Programme for International Student Assessment). (Baca juga: Kemendikbud Respons Cepat Tangani Pendidikan di Masa Pandemi )
Ainun menerangkan, Kemendikbud telah mensosialisasikan Asesmen Nasional untuk semua pihak. Bahkan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim pun turut mensosialisasikan mengenai Asesmen Nasional ini ke beberapa pihak. "Sebetulnya sekarang sudah mulai ber proses sosialisasi itu. Dan Mas menteri juga sudah sering menyampaikan baik ke Komisi X (DPR) maupun dalam berbagai forum," pungkasnya.
Diketahui, Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Dalam kesempatan sebelumnya, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa sangat penting dipahami terutama oleh guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua bahwa Asesmen Nasional untuk tahun 2021 tidak memerlukan persiapan-persiapan khusus maupun tambahan yang justru akan menjadi beban psikologis tersendiri.
Sekjen Kemendikbud Ainun Naim mengatakan, Asesmen Nasional yang akan digelar tahun depan ini bukan menjadi ajang untuk mengevaluasi siswa. Sebab, jelasnya, yang akan mengevaluasi kemampuan siswa adalah para gurunya sendiri. Hal ini dikarenakan para guru itulah yang mengetahui secara komprehensif kemampuan siswanya melalui pembelajaran yang telah dilaksanakan. (Baca juga: Pelajar Indonesia Raih 9 Medali di Kompetisi Astronomi-Astrofisika Dunia )
Akan tetapi, jelas Sekjen Ainun, Asesmen Nasional yang akan dijalankan Kemendikbud tahun depan ini adalah untuk mengevaluasi institusi sekolah dan juga daerah. Sehingga, ucapnya, apa yang tergambar dalam asesmen nasional itu sendiri akan lebih komprehensif dibandingkan dengan UN.
"Jadi asesmen yang menggantikan UN itu tentu tidak sama dengan UN. Kita akan melakukan evaluasi kepada sekolah dan tentunya juga daerah sehinggga apa yang kita lihat itu lebih komprehensif," kata Sekjen Kemendikbud pada Konferensi Pers daring Capaian Kinerja 1 Tahun Kemendikbud, Selasa (27/10).
Guru besar Universitas Gadjah Mada ini menuturkan, siswa yang akan ikut serta dalam asesmen nasional ini juga tidak seluruh siswa seperti halnya Ujian Nasional. Melainkan hanya lebih sedikit siswa atau sampel saja. Ainun menjelaskan, sampel siswa ini mengikuti metode studi internasional PISA (Programme for International Student Assessment). (Baca juga: Kemendikbud Respons Cepat Tangani Pendidikan di Masa Pandemi )
Ainun menerangkan, Kemendikbud telah mensosialisasikan Asesmen Nasional untuk semua pihak. Bahkan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim pun turut mensosialisasikan mengenai Asesmen Nasional ini ke beberapa pihak. "Sebetulnya sekarang sudah mulai ber proses sosialisasi itu. Dan Mas menteri juga sudah sering menyampaikan baik ke Komisi X (DPR) maupun dalam berbagai forum," pungkasnya.
Diketahui, Asesmen Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah, madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar murid yang mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
Dalam kesempatan sebelumnya, Mendikbud Nadiem Anwar Makarim menyampaikan bahwa sangat penting dipahami terutama oleh guru, kepala sekolah, murid, dan orang tua bahwa Asesmen Nasional untuk tahun 2021 tidak memerlukan persiapan-persiapan khusus maupun tambahan yang justru akan menjadi beban psikologis tersendiri.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda