Mahasiswa FK Unej Sabet Juara 1 Kompetisi International Medical Fiesta 2020
Jum'at, 30 Oktober 2020 - 10:59 WIB
JAKARTA - Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Jember , Natasya Febrilia Yulianti mencetak prestasi membanggakan. Natasya berhasil menyabet juara 1 cabang Scientific Essay kompetisi ilmiah International Medical Fiesta 2020 yang digelar Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya.
Dikutip dari Universitas Jember (Unej), karya ilmiah yang diajukan mengangkat topik Neglected Tropical Infectious Disease dengan judul The Potency Of T3SS-3 ATPase BsaS Knock-Down by CRISPR/CAS9 as an Advance Novel Therapy in Eradicating Melioidosis: Urgent Need to Secure Human Existence Against the Threat of Bioterrorism.
Medical Fiesta 2020 merupakan rangkaian seminar, workshop dan kompetisi Internasional yang menghadirkan pembicara dan peserta dari dalam maupun luar negeri.
Kompetisi yang diadakan terdiri atas lima cabang lomba. Tiga di antaranya, yaitu Scientific Essay, Research Paper, dan Literature Review bersifat Full-English dan berskala internasional.
"Tahap pengumpulan karya dilaksanakan 25 Mei hingga 30 Juni 2020, dilanjutkan pengumuman finalis tanggal 15 September 2020, diakhiri tahap presentasi, tanya jawab, seminar, dan pengumuman lomba pada 22 sampai dengan 24 Oktober 2020. Finalis yang berhasil masuk berasal dari beberapa Fakultas Kedokteran di Indonesia seperti UI, Unair, UGM, UB, UNUD, Unsri, UAJ, UPH, USU, UHT, Unhas, Unsri dll, serta Fakultas Kedokteran di Filipina dan Thailand," tulis situs situs Fakultas Kedokteran, Unej, fk.unej.ac.id.
Kepada Humas FK Unej, Natasya mengungkapkan karya ilmiah yang disusunnya terinspirasi dari keadaan pandemi Global Covid-19, dimana dunia menjadi sangat terdampak.( Baca Pesan Mendikbud: Tingkatkan Literasi Bahasa Indonesia dan Daerah )
Menurut dia, masyarakat tidak bisa keluar dengan bebas, perekonomian terpuruk, mahasiswa tidak bisa pergi ke laboratorium untuk praktikum secara langsung, bahkan jiwa-jiwa berharga harus berguguran.
Penyakit yang diangkat dalam karya ilmiah ini adalah Melioidosis yang disebabkan bakteri Burkholderia pseudomallei. Penyakit ini banyak menginfeksi orang yang sering kontak dengan air dan tanah, misalnya di daerah pertanian, perkebunan dan peternakan.
Dia menjelaskan, melioidosis merupakan penyakit infeksi tropis yang terabaikan, bahkan tidak masuk dalam daftar Neglected Tropical Infectious Disease yang dibuat oleh WHO. Padahal agen ini ditetapkan oleh CDC sebagai Tier 1 Select agent, yang berpotensi sebagai agen bioterorisme. Saya tidak bisa membayangkan bila penyakit dengan angka mortalitas sekitar 50% ini suatu saat menjadi pandemi di dunia.
"Transmisinya bahkan tidak terbatas pada udara layaknya COVID-19, namun juga bisa melalui air, makanan, dan tanah. Angka mortalitasnya yang berkali-kali lipat dibanding COVID-19 yang bisa menyebabkan hilangnya populasi manusia dalam sekejap. Maka dari itu esai ilmiah yang dibimbing pembuatannya oleh dr.Ika Rahmawati Sutejo, M.Biotech ini merupakan antisipasi kreatif sekaligus kontribusi, menjadi bagian integral upaya pertahanan biologis dalam memastikan kesiapsiagaan darurat Internasional,” ujar Natasya.(Baca juga: Di Tengah Pandemi, Perpanjangan Izin Operasional Pendidikan Dipermudah )
Lihat Juga: Dua Alumni Fasilkom UI Wakili HerLens di Final Hult Prize Global Accelerator Program 2024
Dikutip dari Universitas Jember (Unej), karya ilmiah yang diajukan mengangkat topik Neglected Tropical Infectious Disease dengan judul The Potency Of T3SS-3 ATPase BsaS Knock-Down by CRISPR/CAS9 as an Advance Novel Therapy in Eradicating Melioidosis: Urgent Need to Secure Human Existence Against the Threat of Bioterrorism.
Medical Fiesta 2020 merupakan rangkaian seminar, workshop dan kompetisi Internasional yang menghadirkan pembicara dan peserta dari dalam maupun luar negeri.
Kompetisi yang diadakan terdiri atas lima cabang lomba. Tiga di antaranya, yaitu Scientific Essay, Research Paper, dan Literature Review bersifat Full-English dan berskala internasional.
"Tahap pengumpulan karya dilaksanakan 25 Mei hingga 30 Juni 2020, dilanjutkan pengumuman finalis tanggal 15 September 2020, diakhiri tahap presentasi, tanya jawab, seminar, dan pengumuman lomba pada 22 sampai dengan 24 Oktober 2020. Finalis yang berhasil masuk berasal dari beberapa Fakultas Kedokteran di Indonesia seperti UI, Unair, UGM, UB, UNUD, Unsri, UAJ, UPH, USU, UHT, Unhas, Unsri dll, serta Fakultas Kedokteran di Filipina dan Thailand," tulis situs situs Fakultas Kedokteran, Unej, fk.unej.ac.id.
Kepada Humas FK Unej, Natasya mengungkapkan karya ilmiah yang disusunnya terinspirasi dari keadaan pandemi Global Covid-19, dimana dunia menjadi sangat terdampak.( Baca Pesan Mendikbud: Tingkatkan Literasi Bahasa Indonesia dan Daerah )
Menurut dia, masyarakat tidak bisa keluar dengan bebas, perekonomian terpuruk, mahasiswa tidak bisa pergi ke laboratorium untuk praktikum secara langsung, bahkan jiwa-jiwa berharga harus berguguran.
Penyakit yang diangkat dalam karya ilmiah ini adalah Melioidosis yang disebabkan bakteri Burkholderia pseudomallei. Penyakit ini banyak menginfeksi orang yang sering kontak dengan air dan tanah, misalnya di daerah pertanian, perkebunan dan peternakan.
Dia menjelaskan, melioidosis merupakan penyakit infeksi tropis yang terabaikan, bahkan tidak masuk dalam daftar Neglected Tropical Infectious Disease yang dibuat oleh WHO. Padahal agen ini ditetapkan oleh CDC sebagai Tier 1 Select agent, yang berpotensi sebagai agen bioterorisme. Saya tidak bisa membayangkan bila penyakit dengan angka mortalitas sekitar 50% ini suatu saat menjadi pandemi di dunia.
"Transmisinya bahkan tidak terbatas pada udara layaknya COVID-19, namun juga bisa melalui air, makanan, dan tanah. Angka mortalitasnya yang berkali-kali lipat dibanding COVID-19 yang bisa menyebabkan hilangnya populasi manusia dalam sekejap. Maka dari itu esai ilmiah yang dibimbing pembuatannya oleh dr.Ika Rahmawati Sutejo, M.Biotech ini merupakan antisipasi kreatif sekaligus kontribusi, menjadi bagian integral upaya pertahanan biologis dalam memastikan kesiapsiagaan darurat Internasional,” ujar Natasya.(Baca juga: Di Tengah Pandemi, Perpanjangan Izin Operasional Pendidikan Dipermudah )
Lihat Juga: Dua Alumni Fasilkom UI Wakili HerLens di Final Hult Prize Global Accelerator Program 2024
(dam)
tulis komentar anda