Kemenristek Dorong Kolaborasi Triple Helix untuk Perkuat Inovasi
Selasa, 10 November 2020 - 13:13 WIB
JAKARTA - Kementerian Riset Teknologi/Badan Riset Inovasi Nasional (Kemenristek/BRIN) mendorong sinergi dan kolaborasi yang solid antar pemerintah, perguruan tinggi, dan industri atau triple helix demi mewujudkan ekonomi Indonesia berbasis inovasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti saat hadir mewakili Menteri Riset Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang PS Brodjonegoro memberikan orasi ilmiah pada
senat terbuka Dies Natalis ke-66 Universitas Airlangga (UNAIR) Aula Gardua Mukti Kampus C, UNAIR, Surabaya. (Baca juga: Kemenag akan Gelar Telekonferensi Internasional Agama dan Pendidikan )
“Sinergi dan kolaborasi _triple helix_ merupakan kunci utama penguatan inovasi agar Indonesia mandiri secara ekonomi. Tentunya untuk menuju ke sana diperlukan ekosistem riset dan inovasi yang kuat,” katanya melalui siaran pers, Selasa (10/11).
Ghufron mengatakan, saat ini Kemenristek/BRIN terus menjalin kolaborasi triple helix bersama perguruan tinggi dan industri dalam membangun sinergi, khususnya untuk pengembangan vaksin ‘Merah Putih. “Kita berupaya yang terbaik untuk melancarkan dan membantu proses suplai vaksin dalam negeri bersama pihak terkait,” ucap Ghufron.
Universitas Airlangga sendiri tengah mengembangkan dua vaksin Covid-19, yakni Vaksin Merah Putih dan vaksin oral yang telah memasuki tahap ketiga dari keseluruhan tahapan pengembangan vaksin. Rektor UNAIR Mohammad Nasih melaporkan kemajuan dari vaksin, obat COVID-19 dan reagen yang telah dihasilkan dari penelitian UNAIR. (Baca juga: 21 Kampus akan Pamer Inovasi di Inovasi Indonesia Expo (I2E) 2020 )
“Kami ingin saat Dies Natalis UNAIR yang ke-66 ada sesuatu yang dirilis. Sebab kalau menunggu vaksin tersebut selesai dan digunakan, ya tahun depan. Prediksinya Maret atau April 2021 vaksin ini akan tuntas kalau semua berjalan dengan lancar," tegasnya.
Vaksin Merah Putih merupakan vaksin Covid- 19 yang dikembangkan bersama UNAIR beberapa perguruan tinggi lain di Indonesia. Sedangkan vaksin oral, merupakan vaksi dikembangkan oleh Institute of Tropical Disease (ITD) UNAIR bekerja sama dengan London School of Hygiene and Tropical Medicine Inggris.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan MoU antara Universitas Airlangga dengan PT Biotis pharmacheuticals Indonesia dan Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya terkait riset pengembangan vaksin Covid-19 yang disaksikan langsung oleh Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti sekaligus Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek BRIN, mewakili Menteri Bambang sebagai wujud dukungan pemerintah terhadap kolaborasi antar perguruan tinggi dan industri.
Lihat Juga: Achieva Edu Platform Lead Generation Pertama Berbasis AI Solusi untuk Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan
Hal tersebut disampaikan oleh Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti saat hadir mewakili Menteri Riset Teknologi/ Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang PS Brodjonegoro memberikan orasi ilmiah pada
senat terbuka Dies Natalis ke-66 Universitas Airlangga (UNAIR) Aula Gardua Mukti Kampus C, UNAIR, Surabaya. (Baca juga: Kemenag akan Gelar Telekonferensi Internasional Agama dan Pendidikan )
“Sinergi dan kolaborasi _triple helix_ merupakan kunci utama penguatan inovasi agar Indonesia mandiri secara ekonomi. Tentunya untuk menuju ke sana diperlukan ekosistem riset dan inovasi yang kuat,” katanya melalui siaran pers, Selasa (10/11).
Ghufron mengatakan, saat ini Kemenristek/BRIN terus menjalin kolaborasi triple helix bersama perguruan tinggi dan industri dalam membangun sinergi, khususnya untuk pengembangan vaksin ‘Merah Putih. “Kita berupaya yang terbaik untuk melancarkan dan membantu proses suplai vaksin dalam negeri bersama pihak terkait,” ucap Ghufron.
Universitas Airlangga sendiri tengah mengembangkan dua vaksin Covid-19, yakni Vaksin Merah Putih dan vaksin oral yang telah memasuki tahap ketiga dari keseluruhan tahapan pengembangan vaksin. Rektor UNAIR Mohammad Nasih melaporkan kemajuan dari vaksin, obat COVID-19 dan reagen yang telah dihasilkan dari penelitian UNAIR. (Baca juga: 21 Kampus akan Pamer Inovasi di Inovasi Indonesia Expo (I2E) 2020 )
“Kami ingin saat Dies Natalis UNAIR yang ke-66 ada sesuatu yang dirilis. Sebab kalau menunggu vaksin tersebut selesai dan digunakan, ya tahun depan. Prediksinya Maret atau April 2021 vaksin ini akan tuntas kalau semua berjalan dengan lancar," tegasnya.
Vaksin Merah Putih merupakan vaksin Covid- 19 yang dikembangkan bersama UNAIR beberapa perguruan tinggi lain di Indonesia. Sedangkan vaksin oral, merupakan vaksi dikembangkan oleh Institute of Tropical Disease (ITD) UNAIR bekerja sama dengan London School of Hygiene and Tropical Medicine Inggris.
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan MoU antara Universitas Airlangga dengan PT Biotis pharmacheuticals Indonesia dan Rumah Sakit dr. Soetomo Surabaya terkait riset pengembangan vaksin Covid-19 yang disaksikan langsung oleh Staf Ahli Bidang Infrastruktur Kemenristek/BRIN Ali Ghufron Mukti sekaligus Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek BRIN, mewakili Menteri Bambang sebagai wujud dukungan pemerintah terhadap kolaborasi antar perguruan tinggi dan industri.
Lihat Juga: Achieva Edu Platform Lead Generation Pertama Berbasis AI Solusi untuk Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan
(mpw)
tulis komentar anda