Puncak Bukit Lurah Dalam, Saksi Bisu Suri Kuliah dan Lulus S2 dari UGM
Rabu, 11 November 2020 - 20:56 WIB
“Di daerah saya sering mati lampu, kalau lampu mati maka sinyal akan mati, dan satu-satunya kartu seluler yang bisa untuk internetan hanya telkomsel, dan itu tidak di semua tempat. Tanda-tanda lampu akan mati biasanya karena hujan, angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang dan mengganggu kabel listrik," terangnya.
Wahyu Suri Yani, lulus S2 Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya UGM, setelah berhasil menulis tesis tentang sejarah kesehatan yang sesuai dengan kondisi wabah Covid-19 saat ini. Ia menulis tesis berjudul “Wabah Beri-Beri di Kalangan Militer Kolonial Belanda Pada Masa Perang di Aceh tahun 1873-1917” dengan bimbingan DR. Agus Suwignyo.
Dalam menulis tesis ini, Suri banyak menggunakan arsip kolonial yang diakses dari ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia), PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) dan berkesempatan melengkapi data Universitas Leiden, Belanda.
“Penelitian di Leiden atas biaya dari program Dana Hibah Penyelesaikan Tesis di Luar Negeri dan untuk jurusan Sejarah ditujukan di ke Leiden University di Belanda. Di Belanda saya mendapatkan data lengkap terkait penelitian saya tentang wabah beri-beri dan berbagai arsip lainnya lembaga arsip Belanda “Nationaal Archive” di Den Haag," katanya.
Ia berharap setelah lulus hasil penelitiannya tentang menghadapi wabah zaman kolonial bisa dimanfaatkan dan dibaca serta digunakan oleh banyak pihak. Ia pun berharap ada penerbit yang tertarik dan mau meminang tesisnya ini untuk diterbitkan dan dijadikan sebuah buku.
Wahyu Suri Yani, lulus S2 Program Studi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya UGM, setelah berhasil menulis tesis tentang sejarah kesehatan yang sesuai dengan kondisi wabah Covid-19 saat ini. Ia menulis tesis berjudul “Wabah Beri-Beri di Kalangan Militer Kolonial Belanda Pada Masa Perang di Aceh tahun 1873-1917” dengan bimbingan DR. Agus Suwignyo.
Dalam menulis tesis ini, Suri banyak menggunakan arsip kolonial yang diakses dari ANRI (Arsip Nasional Republik Indonesia), PNRI (Perpustakaan Nasional Republik Indonesia) dan berkesempatan melengkapi data Universitas Leiden, Belanda.
“Penelitian di Leiden atas biaya dari program Dana Hibah Penyelesaikan Tesis di Luar Negeri dan untuk jurusan Sejarah ditujukan di ke Leiden University di Belanda. Di Belanda saya mendapatkan data lengkap terkait penelitian saya tentang wabah beri-beri dan berbagai arsip lainnya lembaga arsip Belanda “Nationaal Archive” di Den Haag," katanya.
Ia berharap setelah lulus hasil penelitiannya tentang menghadapi wabah zaman kolonial bisa dimanfaatkan dan dibaca serta digunakan oleh banyak pihak. Ia pun berharap ada penerbit yang tertarik dan mau meminang tesisnya ini untuk diterbitkan dan dijadikan sebuah buku.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda