Puncak Bukit Lurah Dalam, Saksi Bisu Suri Kuliah dan Lulus S2 dari UGM

Rabu, 11 November 2020 - 20:56 WIB
“Uni pegang Rahman erat-erat ya. Begitu ucap Rahman saat saya akan membonceng, sudah lebih dari satu tahun nggak ke ladang ternyata medan yang harus dilewati semakin parah, sempit, berlumpur dan terjal. Kalau tidak karena dah siap-siap mau wisuda, saya tidak akan sampai mendaki bukit. Apalagi jalannya sungguh terlalu," gerutu Suri dalam ceritanya.

Saat mendaki bukit bersama Rahman, kata Suri, beberapa kali hampir jatuh. Ketika menemui jalan yang sangat parah, ia pun minta turun karena takut jatuh. (Baca juga: UI Peringkat Pertama PT Inovatif Kategori Manajemen Inovasi )

“Biasanya kalau dah motoran banyak cerita, tapi saat itu aku diam senyap karena betapa khawatirnya kalau jatuh. Apalagi mataku dah mulai bengkak, dan tiba-tiba flu nggak jelas," ucap Suri.

Koto Baru adalah daerah pegunungan dengan ketinggian 1.400-1.800 m. Pemukiman Penduduk dikelilingi bukit-bukit dengan suhu yang dingin sekali di pagi hari 13 derajat celcius dan di siang hari agak menghangat mencapai 25 derajat celcius. Dengan kondisi alam perbukitan dan subur, daerah ini sangat cocok untuk daerah pertanian.

Setelah berliku-liku dari rumah, sekitar jam 08.30 perjalanan motoran pun pada akhirnya sampai di perbukitan Lurah. Segera ia membuka laptop dan mengakses zoom wisuda UGM Bulan Oktober.

Perasaan Suri pun mulai tidak enak. Ia melihat dari layar laptop para wisudawan ribut banget, dan setelah bertanya pada teman satu kelasnya ternyata wisuda sudah selesai.

“Kebetulan dua orang sepupu saya juga sedang mengikuti kuliah secara daring dari atas bukit mencoba memastikan. Keduanya bertanya bagaimana wisudanya etek? Saya pun menjawab sudah selesai. Dua sepupu saya Selvi dan Risti tertawa lepas, dan saya pun ikut tertawa. Kedua sepupu pun kemudian meledek, Etek kuliah di UGM, penelitian di Belanda, wisuda di bukit kampuang awak," kata Suri sambil tertawa menirukan ucapan sepupunya.

Suri mengaku sedikit kecewa dan sedih. Tapi itu hanya sekejap, ia segera tersadar bahwa baginya wisuda hanyalah seremonial. Ia tetap meyakini yang terpenting adalah proses mencapainya, dan bagaimana ia bisa melihat keterlibatan berbagai pihak terlebih orang tuanya yang menjadi saksi hidup dalam mencapai gelar S2-nya.

“Saya pun yang awalnya hanya fokus ke zoom yang masih heboh oleh para wisudawan, akhirnya beralih pandang ke hamparan bukit yang indah. Saya sepertinya diingatkan kembali, pentingnya keberadaan bukit Lurah Dalam ini dalam mensupport pendidikan saya," paparnya.

Menurutnya, Bukit Lurah Dalam adalah bukit-bukit yang indah. Bukit ini telah menjadi investasi besar dalam melahirkan para sarjana dari berbagai kampus di Indonesia, baik mereka yang kuliah di Pulau Jawa, Kalimantan hingga Aceh.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More