Mendikbud: Vokasi Harus Bisa Menjadi Solusi

Minggu, 22 November 2020 - 06:08 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim. Foto/Dok/SINDOnews
SURABAYA - Pendidikan vokasi menjadi aspek penting dalam pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia. Berbagai kegiatan dan program telah banyak dilakukan oleh para penggiat pendidikan demi pembangunan SDM yang unggul.

Melalui Seminar Nasional dan Kongres Forum Pendidikan Tinggi Vokasi Indonesia (FPTVI) 2020, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) didapuk menjadi tuan rumah kegiatan yang dilaksanakan untuk kali ketujuh ini yang digelar secara daring, Sabtu (21/11/2020). (Baca juga: Dugaan Data BSU Bocor, Kemendikbud akan Lakukan Investigasi )

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) RI Nadiem Anwar Makarim menuturkan, pembangunan SDM yang unggul merupakan kunci pembangunan Indonesia dan menjadi prioritas bangsa. Makanya, pendidikan menjadi aspek penting dalam pembangunan SDM, termasuk pendidikan vokasi di Indonesia.



“Keseriusan pemerintah dalam memaksimalkan potensi dan menggarap pembangunan SDM, khususnya vokasi dibuktikan dengan pembentukan direktorat jenderal khusus, yaitu Direktorat Jenderal Vokasi,” kata Nadiem.

Ia melanjutkan, pihaknya berkomitmen untuk benar-benar mendorong kemajuan institusi pendidikan vokasi melalui strategi link and match. “Link and match kali ini tidak sekedar seremoni dan tanda tangan Memorandum of Understanding (MoU), namun betul-betul secara substantif sampai mewujudkan pendidikan dan lulusan vokasi yang relevan dengan dunia nyata,” katanya. (Baca juga: Mendikbud: Kesiapan Perlengkapan Pembukaan Sekolah Bisa Gunakan Dana BOS )

Nadiem menambahkan, hal tersebut tentunya harus didukung oleh semua pihak dalam mewujudkannya dengan baik. ”Strategi ini bukan diukur dari semata-mata aspek fisik yang nampak, tetapi juga harus dimulai dari perubahan pola pikir dan kepemimpinan kepala SMK, guru-guru, dekan, atau direktur kampus vokasi,” jelasnya.

Kemdikbud, katanya, terus berusaha menghadirkan berbagai terobosan baru. Tak hanya menambah daya tarik pendidikan vokasi, tetapi juga memberi kesempatan bagi peserta didik untuk memilih yang terbaik. Pekan lalu, Kemdikbud telah meluncurkan dua program terobosan, yaitu program SMK Diploma 2 (D2) jalur cepat dan program peningkatan prodi D3 menjadi sarjana terapan atau D4.

“Terobosan ini kami hadirkan untuk memberikan kesempatan yang lebih fleksibel bagi pendidikan vokasi, sehingga dapat berjejaring dan menyiapkan calon tenaga kerja yang handal dan matang,” ucapnya.

Nadiem juga mengajak berpikir dari hulu ke hilir. Program-program vokasi termasuk PT Vokasi harus berbasis kebutuhan nyata. Tanpa hal itu, tentunya tidak dapat menciptakan lulusan dengan kompetensi yang relevan, memiliki mental siap kerja, dan siap belajar sepanjang hayat. “Vokasi harus bisa menjadi solusi, berinovasi, dan kuat untuk Indonesia,” imbuhnya.

Nadiem juga menegaskan, tanggung jawab untuk menyelenggarakan pendidikan vokasi ada di pundak kita semua. Ia berharap upaya baik ini dapat segera terlaksana, sehingga dapat menghadirkan pendidikan vokasi yang relevan dan vokasi bisa semakin berperan strategis dalam memajukan Indonesia.

Rektor ITS Prof Mochamad Ashari menjelaskan, seminar dan kongres tahun ini mengusung tema besar Kolaborasi Pendidikan Vokasi dan Industri untuk Menjadikan Indonesia Lebih Hebat. Tak hanya itu, pada sidang komisi ini terbagi menjadi empat bidang yang diharapkan bisa menjawab isu-isu dan permasalahan substantif, serta mencapai tujuan yang strategis. Empat bidang tersebut adalah Sinergi Industri, Pendidikan Vokasi dan Profesi, Teaching Factory, serta Keorganisasian dan Proker.
(mpw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More