Perkuliahan Tahun Depan Terapkan Campuran Tatap Muka dan Daring
Rabu, 02 Desember 2020 - 18:16 WIB
JAKARTA - Ditjen Dikti telah mengeluarkan surat edaran tentang sistem perkuliahan tahun depan. Pada tahun depan perkuliahan akan menerapkan hybrid learning atau campuran antara perkuliahan tatap muka dan dalam jaringan (daring).
Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam mengatakan, setelah ada SKB 4 Menteri tentang panduan pembelajaran di semester depan maka di lingkungan Dikti pun menyiapkan diri untuk membawa pada kehidupan pembelajaran yang berdampingan dengan pandemi. (Baca juga: 30 Universitas Terbaik di Indonesia versi QS Asia University Rangking 2021 )
"Yaitu melalui hybrid learning. Yaitu campuran antara tatap muka dan pembelajaran dalam jaringan," kata Nizam melalui konferensi pers melalui siaran streaming Youtube, Rabu (2/12).
Guru besar UGM ini menjelaskan, terkait dengan kegiatan akademik maka Kemendikbud hanya membolehkan untuk kegiatan kurikuler saja. Terutama di masa transisi adaptasi ini, katanya, maka kegiatan di kampus hanya dibatasi untuk kegiatan kurikuler atau pembelajaran di dalam kelas.
"Mahasiswa datang ke kampus kuliah,diskusi tentang permasalahan pembelajaran didalam kelas. Mahasiswa yang lain mengikuti secara daring. Setelah itu pulang. Jadi interaksi terbatas," lanjut Nizam. (Baca juga: Keren, Aplikasi Ciptaan Unpad Bisa Deteksi Kualitas Tanaman Padi )
Mantan Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud ini menuturkan, perguruan tinggi pun harus menyiapkan sarana prasarana untuk pembelajaran campuran ini. seperti ruangan karena jumlah mahasiswa didalam ruangan harus dibatasi. Sebab, katanya, akan sangat berbahaya resikonya jika ada orang tanpa gejala (OTG) berada di dalam satu ruangan.
''Karenanya nanti sebagian mahasiswa agar mengikuti pembelajaran dari rumah secara daring, sebagian akan hadir di kampus. Sehingga hybrid learning. Untuk dosen mengajar tetap berhadapan dengan layar tapi mahasiswa ada di dalam kelas," jelasnya.
Nizam mengatakan, kuliah hybrid learning ini merupakan peningkatan dari sekedar kuliah daring yang dilakukan selama ini. Jika sekedar daring, katanya, maka yang dihadapi adalah layar komputer. Sementara hybrid, katanya, maka mahasiswa yang mengikuti daring pun akan bisa merasakan interaksi antara dosen dengan mahasiswa didalam kelas.
Nizam menuturkan, Kemendikbud meminta semua kalangan kampus untuk beradaptasi dengan budaya baru ini. Maka, katanya, kegiatan praktek hanya dibolehkan di laboratorium, bengkel, studio lalu mahasiswa pulang. Mahasiswa,tegasnya, dilarang untuk mengobrol atau berkumpul di kantin.
Dirjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Nizam mengatakan, setelah ada SKB 4 Menteri tentang panduan pembelajaran di semester depan maka di lingkungan Dikti pun menyiapkan diri untuk membawa pada kehidupan pembelajaran yang berdampingan dengan pandemi. (Baca juga: 30 Universitas Terbaik di Indonesia versi QS Asia University Rangking 2021 )
"Yaitu melalui hybrid learning. Yaitu campuran antara tatap muka dan pembelajaran dalam jaringan," kata Nizam melalui konferensi pers melalui siaran streaming Youtube, Rabu (2/12).
Guru besar UGM ini menjelaskan, terkait dengan kegiatan akademik maka Kemendikbud hanya membolehkan untuk kegiatan kurikuler saja. Terutama di masa transisi adaptasi ini, katanya, maka kegiatan di kampus hanya dibatasi untuk kegiatan kurikuler atau pembelajaran di dalam kelas.
"Mahasiswa datang ke kampus kuliah,diskusi tentang permasalahan pembelajaran didalam kelas. Mahasiswa yang lain mengikuti secara daring. Setelah itu pulang. Jadi interaksi terbatas," lanjut Nizam. (Baca juga: Keren, Aplikasi Ciptaan Unpad Bisa Deteksi Kualitas Tanaman Padi )
Mantan Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kemendikbud ini menuturkan, perguruan tinggi pun harus menyiapkan sarana prasarana untuk pembelajaran campuran ini. seperti ruangan karena jumlah mahasiswa didalam ruangan harus dibatasi. Sebab, katanya, akan sangat berbahaya resikonya jika ada orang tanpa gejala (OTG) berada di dalam satu ruangan.
''Karenanya nanti sebagian mahasiswa agar mengikuti pembelajaran dari rumah secara daring, sebagian akan hadir di kampus. Sehingga hybrid learning. Untuk dosen mengajar tetap berhadapan dengan layar tapi mahasiswa ada di dalam kelas," jelasnya.
Nizam mengatakan, kuliah hybrid learning ini merupakan peningkatan dari sekedar kuliah daring yang dilakukan selama ini. Jika sekedar daring, katanya, maka yang dihadapi adalah layar komputer. Sementara hybrid, katanya, maka mahasiswa yang mengikuti daring pun akan bisa merasakan interaksi antara dosen dengan mahasiswa didalam kelas.
Nizam menuturkan, Kemendikbud meminta semua kalangan kampus untuk beradaptasi dengan budaya baru ini. Maka, katanya, kegiatan praktek hanya dibolehkan di laboratorium, bengkel, studio lalu mahasiswa pulang. Mahasiswa,tegasnya, dilarang untuk mengobrol atau berkumpul di kantin.
(mpw)
tulis komentar anda