Covid-19 Meningkat, Guru dan Orang Tua Diminta Tunda Liburan Semester
Senin, 07 Desember 2020 - 13:00 WIB
JAKARTA - Fakta-fakta terkini menunjukkan makin meningkatnya angka kasus Covid-19 di Tanah Air. Hingga kemarin, Minggu (6/12), jumlah terkonfirmasi positif mencapai 575 ribu kasus dengan angka kesembuhan sebanyak 474 ribu dan meninggal sekitar 17 ribu kasus.
Melihat kondisi itu, Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) atau Perhimpunan Guru mengaku prihatin dan berempati atas lonjakan kasus yang masih terjadi. Secara khusus, kepedulian itu ditujukan terhadap siswa dan guru yang tertular Covid-19 yang tertular, dirawat di rumah sakit, dan meninggal dunia. (Baca juga: Ingin Ikut Seleksi PPPK, Ini yang Harus Dilakukan Guru Honorer )
Catatan data yang dihimpun Perhimpunan Guru selama dua pekan terakhir sejak 22 November-6 Desember 2020, terdapat 12 kasus terbaru siswa/mahasiswa dan guru yang terinfeksi virus Corona. Sebanyak 8 kasus dialami siswa dan 4 dari kalangan guru.
Bila dirinci, kasus siswa positif meliputi 51 siswa SMP, 2 siswa SMA, 179 siswa SMK, 3 siswa SD, 130 santri, 238 mahasiswa. Adapun di kalangan guru yang positif yaitu 12 guru SD, 5 guru SMA, dan 30 guru MA. Sementara, yang meninggal sebanyak tiga 3 guru SMP.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim meminta para guru dan orang tua siswa untuk menunda niat berlibur di akhir semester tahun ini. Sebagaimana diketahui, akhir November sampai Desember 2020, para siswa sedang mengikuti penilaian akhis semester (PAS) Ganjil dan diikuti penerimaan hasil rapor semester siswa, dan kemudian libur semester. (Baca juga: 8 Komponen Harus Disiapkan Sebelum Sekolah Tatap Muka Dimulai )
“Kami dari Perhimpunan Guru, betul-betul memohon kepada para guru dan orang tua siswa untuk menunda rencana libur akhir semester atau akhir tahun. Sebab pandemi masih tinggi, apalagi ke depan ada momen libur Pilkada, Natal, dan Tahun Baru. Cukuplah kasus guru MAN 22 Jakarta jadi contoh dan pelajaran bagi kita,” demikian permintaan Satriwan dalam pernyataannya kepada SINDOnews, Senin (7/12/2020).
Ia memprediksi selama Desember 2020 hingga Januari 2021 akan berpotensi menjadi klaster penyebaran Covid-19. Akan ada potensi mobilitas yang tinggi dari masyarakat untuk berwisata.
“Para guru dan orang tua siswa diminta tidak egois untuk berlibur mengisi waktu. Sebab klaster sekolah sudah mulai bermunculan. Apalagi nanti akan ada rencana PTM (pembelajaran tatap muka) pada Januari 2021,” imbaunya.
Selain itu, P2G juga mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan pemerintah daerah (Pemda) membuat surat imbauan kepada sekolah-sekolah agar para guru dan orang tua siswa tidak melakukan kegiatan liburan setelah terima rapor siswa.
Melihat kondisi itu, Perhimpunan untuk Pendidikan dan Guru (P2G) atau Perhimpunan Guru mengaku prihatin dan berempati atas lonjakan kasus yang masih terjadi. Secara khusus, kepedulian itu ditujukan terhadap siswa dan guru yang tertular Covid-19 yang tertular, dirawat di rumah sakit, dan meninggal dunia. (Baca juga: Ingin Ikut Seleksi PPPK, Ini yang Harus Dilakukan Guru Honorer )
Catatan data yang dihimpun Perhimpunan Guru selama dua pekan terakhir sejak 22 November-6 Desember 2020, terdapat 12 kasus terbaru siswa/mahasiswa dan guru yang terinfeksi virus Corona. Sebanyak 8 kasus dialami siswa dan 4 dari kalangan guru.
Bila dirinci, kasus siswa positif meliputi 51 siswa SMP, 2 siswa SMA, 179 siswa SMK, 3 siswa SD, 130 santri, 238 mahasiswa. Adapun di kalangan guru yang positif yaitu 12 guru SD, 5 guru SMA, dan 30 guru MA. Sementara, yang meninggal sebanyak tiga 3 guru SMP.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim meminta para guru dan orang tua siswa untuk menunda niat berlibur di akhir semester tahun ini. Sebagaimana diketahui, akhir November sampai Desember 2020, para siswa sedang mengikuti penilaian akhis semester (PAS) Ganjil dan diikuti penerimaan hasil rapor semester siswa, dan kemudian libur semester. (Baca juga: 8 Komponen Harus Disiapkan Sebelum Sekolah Tatap Muka Dimulai )
“Kami dari Perhimpunan Guru, betul-betul memohon kepada para guru dan orang tua siswa untuk menunda rencana libur akhir semester atau akhir tahun. Sebab pandemi masih tinggi, apalagi ke depan ada momen libur Pilkada, Natal, dan Tahun Baru. Cukuplah kasus guru MAN 22 Jakarta jadi contoh dan pelajaran bagi kita,” demikian permintaan Satriwan dalam pernyataannya kepada SINDOnews, Senin (7/12/2020).
Ia memprediksi selama Desember 2020 hingga Januari 2021 akan berpotensi menjadi klaster penyebaran Covid-19. Akan ada potensi mobilitas yang tinggi dari masyarakat untuk berwisata.
“Para guru dan orang tua siswa diminta tidak egois untuk berlibur mengisi waktu. Sebab klaster sekolah sudah mulai bermunculan. Apalagi nanti akan ada rencana PTM (pembelajaran tatap muka) pada Januari 2021,” imbaunya.
Selain itu, P2G juga mendesak Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Agama, dan pemerintah daerah (Pemda) membuat surat imbauan kepada sekolah-sekolah agar para guru dan orang tua siswa tidak melakukan kegiatan liburan setelah terima rapor siswa.
tulis komentar anda