Alumni IPB Gandeng Mahasiswa Kembangkan Potensi Pertanian dan Ekowisata Daerah
Rabu, 09 Desember 2020 - 21:09 WIB
JAKARTA - Dua Alumni IPB University Sandi Fantea dan Ridho Saputra mendirikan potensial.id, sebuah komunitas pemuda yang bergerak di bidang sociopreneur. Mereka merekrut 32 pemuda dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Lampung untuk mengembangkan potensi pertanian dan ekowisata di wilayah tersebut.
“Daerah Pesisir Barat, Provinsi Lampung memiliki komoditas perkebunan seperti kopi dan cengkeh yang dapat diangkat nilai komersialnya. Potensial.id bergerak di bidang sociopreneur sehingga selain memberdayakan masyarakat di bidang pertanian dan ekowisata, program ini akan kami perluas ke bidang pendidikan," katanya melalui siaran pers, Rabu (9/12). (Baca juga: Berhadiah 500 M, PTN-PTS Ditantang Ikut Kompetisi Kampus Merdeka )
Terdapat beberapa program pada potensial.id seperti pembuatan pupuk, budidaya jamur tiram, pengolahan kopi, webinar dan talkshow pendidikan, Potensial Mengajar (khusus anak SD), pendampingan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), promosi objek wisata di Pesisir Barat, pembuatan katalog objek wisata, megasurvei (terkait potensi daerah) dan pelatihan Life Plan (untuk siswa SMA).
"Potensial mengajar bertujuan membantu adik-adik di sekolah yang tertinggal. Kebetulan tahun ini bersamaan dengan UI Mengajar, sehingga kami kolaborasikan. Untuk potensial farm, kami berencana melakukan riset pada rempah seperti jahe yang cukup prospektif," tambahnya.
Sementara itu, berdasarkan potensi pertanian, Kabupaten Pesisir Barat, didominasi oleh komoditas padi, perkebunan damar, kopi dan cengkeh. Hanya saja terdapat problem yang sedang terjadi pada pertanian di sana, yakni pada titik pengolahan pasca panen dan pemasaran. (Baca juga: Tingkatkan Kompetensi, ARS University Gandeng Unjani Kembangkan Kampus Merdeka )
"Masalah pasca panen di sini adalah masih dijual dalam bentuk mentahan (produk primer). Masyarakat kita pemikirannya belum sampai pengolahan. Padahal proses pengolahan yang baik akan memberikan nilai tambah produk seperti dilakukan pengemasan," ungkapnya.
Pada bidang ekowisata, terdapat tiga gerak utama yang dilakukan yaitu promosi, edukasi masyarakat dan memanfaatkan sampah menjadi produk-produk bernilai. Mereka juga akan menjembatani potensi ini ke pemerintah daerah dengan cara akan membuat katalog berupa video kreatif dengan nilai tambah cerita budaya.
"Sebenarnya banyak sudut-sudut tempat pariwisata yang terkenal dengan nilai budayanya. Kami sedang proses penggalian data dengan mendatangi tokoh-tokoh masyarakat di daerah setempat," imbuhnya.
Sandi berharap gerakan potensial.id dapat didukung stakeholder daerah setempat serta terus melibatkan banyak pemuda daerah setempat. Prinsip yang dibangun adalah program yang disusun harus based on problem dan solusi impactful. “Kami ingin komunitas ini dapat memberikan dampak kebermanfaatan yang seluas-luasnya," pungkasnya.
“Daerah Pesisir Barat, Provinsi Lampung memiliki komoditas perkebunan seperti kopi dan cengkeh yang dapat diangkat nilai komersialnya. Potensial.id bergerak di bidang sociopreneur sehingga selain memberdayakan masyarakat di bidang pertanian dan ekowisata, program ini akan kami perluas ke bidang pendidikan," katanya melalui siaran pers, Rabu (9/12). (Baca juga: Berhadiah 500 M, PTN-PTS Ditantang Ikut Kompetisi Kampus Merdeka )
Terdapat beberapa program pada potensial.id seperti pembuatan pupuk, budidaya jamur tiram, pengolahan kopi, webinar dan talkshow pendidikan, Potensial Mengajar (khusus anak SD), pendampingan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), promosi objek wisata di Pesisir Barat, pembuatan katalog objek wisata, megasurvei (terkait potensi daerah) dan pelatihan Life Plan (untuk siswa SMA).
"Potensial mengajar bertujuan membantu adik-adik di sekolah yang tertinggal. Kebetulan tahun ini bersamaan dengan UI Mengajar, sehingga kami kolaborasikan. Untuk potensial farm, kami berencana melakukan riset pada rempah seperti jahe yang cukup prospektif," tambahnya.
Sementara itu, berdasarkan potensi pertanian, Kabupaten Pesisir Barat, didominasi oleh komoditas padi, perkebunan damar, kopi dan cengkeh. Hanya saja terdapat problem yang sedang terjadi pada pertanian di sana, yakni pada titik pengolahan pasca panen dan pemasaran. (Baca juga: Tingkatkan Kompetensi, ARS University Gandeng Unjani Kembangkan Kampus Merdeka )
"Masalah pasca panen di sini adalah masih dijual dalam bentuk mentahan (produk primer). Masyarakat kita pemikirannya belum sampai pengolahan. Padahal proses pengolahan yang baik akan memberikan nilai tambah produk seperti dilakukan pengemasan," ungkapnya.
Pada bidang ekowisata, terdapat tiga gerak utama yang dilakukan yaitu promosi, edukasi masyarakat dan memanfaatkan sampah menjadi produk-produk bernilai. Mereka juga akan menjembatani potensi ini ke pemerintah daerah dengan cara akan membuat katalog berupa video kreatif dengan nilai tambah cerita budaya.
"Sebenarnya banyak sudut-sudut tempat pariwisata yang terkenal dengan nilai budayanya. Kami sedang proses penggalian data dengan mendatangi tokoh-tokoh masyarakat di daerah setempat," imbuhnya.
Sandi berharap gerakan potensial.id dapat didukung stakeholder daerah setempat serta terus melibatkan banyak pemuda daerah setempat. Prinsip yang dibangun adalah program yang disusun harus based on problem dan solusi impactful. “Kami ingin komunitas ini dapat memberikan dampak kebermanfaatan yang seluas-luasnya," pungkasnya.
(mpw)
tulis komentar anda