Peneliti UI Beberkan Hasil Riset PJJ Selama Pandemi Covid-19
Senin, 14 Desember 2020 - 11:25 WIB
JAKARTA - Peneliti Pendidikan Jarak Jauh Universitas Indonesia (PJJ UI) mendapatkan data temuan yaitu variabel jenis pengetahuan, persepsi siswa atau mahasiswa terhadap kompetensi pengajar dan pemenuhan informasi serta gaya belajar (learning style).
Berdasarkan hasil temuan kualitatif mengungkapkan bahwa model konsultatif dengan konten pembelajaran yang bersifat pengalaman dinilai peserta didik sebagai proses yang tidak diterima sepenuhnya oleh peserta didik sebagai proses pembelajaran. (Baca juga: Berambisi Meraih Nobel? Ini Lho Kampus Dunia Pencetak Pemenang Terbanyak )
“Mereka merasa tidak seperti sedang menjalani studi. Temuan ini dapat dipahami, mengingat karakter PJJ yang mengharapkan peserta didik sebagai agen pembelajaran aktif. Sedangkan, sebelum PJJ, para peserta didik terbiasa menerima seluruh pengetahuan dari satu sumber pengetahuan, yaitu para pengajar. Para peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran mandiri melalui PJJ,” kata Ketua Tim Peneliti PJJ UI, Devie Rahmawati, Senin (14/12/2020).
Devie yang juga Pengajar dan Peneliti di Vokasi UI ini mengaku penelitian evaluasi Pendidikan Jarak Jauh pada Pelajar dan Mahasiswa di Jabodetabek ini didukung penuh oleh Tanoto Foundation, dengan metode survei online, FGD dan Big Data selama periode September – November 2020.
"Survei online berhasil menjaring 2.320 responden yang terdiri atas 1.819 responden peserta didik (siswa dan mahasiswa),267 responden pengajar (guru dan dosen),serta 234 orang tua. Penelitian menghasilkan tiga serial temuan, dimana untuk temuan pertama kami memfokuskan diri pada variable jenis pengetahuan, persepsi siswa/mahasiswa terhadap kompetensi pengajar, pemenuhan informasi dan gaya belajar (learning style),"ungkapnya. (Baca juga: Pendaftaran SBMPTN Dimulai Maret 2021 )
Peneliti PJJ lainnya, Nadia Yovani menambahkan studi ini menemukan bahwa jenis pengetahuan yang banyak diperoleh peserta didik selama periode PJJ ialah Tacit Knowledge yaitu pengetahuan yang berasal dari pengalaman, dan hanya mampu dipahami oleh orang yang mengalaminya. “Hal ini sejalan dengan temuan bahwa para pengajar lebih banyak menyampaikan materi dengan model konsultatif,” katanya.
Nadia mengungkapkan pengajar memainkan peran sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik. Para pengajar sudah mampu memainkan peran sebagai pengajar yang sesuai dengan karakter pembelajaran jarak jauh. Studi ini mendapati juga bahwa gaya belajar para peserta didik didominasi dengan gaya reflektif (58%) dan intuitif (52%).
“Reflektif mengacu kepada gaya belajar yang memikirkan materi dalam-dalam ketimbang mempraktekkannya. Sedangkan gaya intuitif mengacu pada upaya mempelajari konsep. Tidak hanya itu gaya belajar global, yaitu gaya yang mengacu kepada kemampuan untuk mengerti gambaran utuh secara jelas namun kabur untuk detil materinya, juga memperlihatkan persentase yang tinggi yaitu sebesar (72%). Serta gaya belajar yang menekankan pada gaya verbal, yaitu berdiskusi dengan sesama peserta didik, juga cukup besar (56%),” tutupnya.
Berdasarkan hasil temuan kualitatif mengungkapkan bahwa model konsultatif dengan konten pembelajaran yang bersifat pengalaman dinilai peserta didik sebagai proses yang tidak diterima sepenuhnya oleh peserta didik sebagai proses pembelajaran. (Baca juga: Berambisi Meraih Nobel? Ini Lho Kampus Dunia Pencetak Pemenang Terbanyak )
“Mereka merasa tidak seperti sedang menjalani studi. Temuan ini dapat dipahami, mengingat karakter PJJ yang mengharapkan peserta didik sebagai agen pembelajaran aktif. Sedangkan, sebelum PJJ, para peserta didik terbiasa menerima seluruh pengetahuan dari satu sumber pengetahuan, yaitu para pengajar. Para peserta didik belum terbiasa dengan model pembelajaran mandiri melalui PJJ,” kata Ketua Tim Peneliti PJJ UI, Devie Rahmawati, Senin (14/12/2020).
Devie yang juga Pengajar dan Peneliti di Vokasi UI ini mengaku penelitian evaluasi Pendidikan Jarak Jauh pada Pelajar dan Mahasiswa di Jabodetabek ini didukung penuh oleh Tanoto Foundation, dengan metode survei online, FGD dan Big Data selama periode September – November 2020.
"Survei online berhasil menjaring 2.320 responden yang terdiri atas 1.819 responden peserta didik (siswa dan mahasiswa),267 responden pengajar (guru dan dosen),serta 234 orang tua. Penelitian menghasilkan tiga serial temuan, dimana untuk temuan pertama kami memfokuskan diri pada variable jenis pengetahuan, persepsi siswa/mahasiswa terhadap kompetensi pengajar, pemenuhan informasi dan gaya belajar (learning style),"ungkapnya. (Baca juga: Pendaftaran SBMPTN Dimulai Maret 2021 )
Peneliti PJJ lainnya, Nadia Yovani menambahkan studi ini menemukan bahwa jenis pengetahuan yang banyak diperoleh peserta didik selama periode PJJ ialah Tacit Knowledge yaitu pengetahuan yang berasal dari pengalaman, dan hanya mampu dipahami oleh orang yang mengalaminya. “Hal ini sejalan dengan temuan bahwa para pengajar lebih banyak menyampaikan materi dengan model konsultatif,” katanya.
Nadia mengungkapkan pengajar memainkan peran sebagai fasilitator dan motivator bagi peserta didik. Para pengajar sudah mampu memainkan peran sebagai pengajar yang sesuai dengan karakter pembelajaran jarak jauh. Studi ini mendapati juga bahwa gaya belajar para peserta didik didominasi dengan gaya reflektif (58%) dan intuitif (52%).
“Reflektif mengacu kepada gaya belajar yang memikirkan materi dalam-dalam ketimbang mempraktekkannya. Sedangkan gaya intuitif mengacu pada upaya mempelajari konsep. Tidak hanya itu gaya belajar global, yaitu gaya yang mengacu kepada kemampuan untuk mengerti gambaran utuh secara jelas namun kabur untuk detil materinya, juga memperlihatkan persentase yang tinggi yaitu sebesar (72%). Serta gaya belajar yang menekankan pada gaya verbal, yaitu berdiskusi dengan sesama peserta didik, juga cukup besar (56%),” tutupnya.
(mpw)
tulis komentar anda