Bantu Pembelajaran Kala Pandemi, Mahasiswa ITS Gagas Inovasi HCL
Selasa, 15 Desember 2020 - 14:43 WIB
JAKARTA - Tiga mahasiswa dari Departemen Teknik Instrumentasi, Fakultas Vokasi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggagas inovasi Healthy Classroom (HCL) untuk mendukung pembelajaran di tengah pandemik.
Ketua Tim Moch Raka Dwi menjelaskan, inovasi ini diambil dari keresahan mereka terhadap kuliah daring akibat efek pandemi. Meski mereka tetap berharap dapat kembali beraktivitas di kampus dengan aman. Rupanya harapan itu membuat mereka berpikir bahwa ke depan perlu teknologi untuk mendukung pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 ini. (Baca juga: Kisah Inspiratif, 21 PMI di Taiwan Berjuang Raih Gelar Sarjana di UT )
Berbekal keilmuan di bidang otomasi, instrumentasi dan kontrol, mereka menggagas inovasi teknologi bernama HCL, akronim dari Healthy Classroom dengan sistem filter udara dan sinar UV otomatis. “Inovasi ini akan diperuntukkan bagi pengelola gedung sebagai penyelenggara atau institusi pendidikan terkait,” katanya melalui siaran pers, Selasa (15/12).
Raka menambahkan, penyebaran virus yang bisa terjadi di mana saja ini sangat rawan menyebar di gedung dan ruangan sekolah sebagai fasilitas pendidikan. Sebab menurut Raka, peneliti virus dunia juga mengungkapkan hal yang sama terkait penyebaran virus melalui udara. Sehingga fasilitas pendidikan yang ada harus bisa menerapkan konsep healthy building sebagai upaya pembelajaran di era normal baru.
Lebih lanjut mengenai HCL, inovasi yang digagas ini akan dilengkapi dengan filter udara dan sinar UV bertipe C yang fungsinya sebagai sterilisasi virus di dalam ruangan setelah dipakai. Sinar UV tipe C ini dipilih karena menurut penelitian dapat membunuh bakteri virus corona. “Nantinya Sinar UV tipe C ini akan menyala secara otomatis setelah ruangan usai digunakan,” terang mahasiswa tingkat akhir ini. (Baca juga: Pendaftaran SBMPTN Dimulai Maret 2021 )
Alumnus SMAN 11 Surabaya ini melanjutkan, HCL yang dibuatnya juga dipasang CCTV dan kamera thermal imaging yang dimanfaatkan untuk mengirim sinyal kepada sistem agar sinar UV tidak menyala saat masih ada manusia di dalam ruangan tersebut. Sebab sinar UV ini sangat berbahaya bagi tubuh, maka perlu kehati-hatian dalam penggunaannya.
Selain itu, HCL ini juga dilengkapi alarm penanda yang secara otomatis berbunyi saat disinfeksi dilakukan sebagai tanda ruangan tidak boleh dimasuki. Lanjut Raka, konsep inovasi HCL juga diwujudkan dengan memasang DOAS (Dedicated Outdoor Air System) yang berfungsi sebagai sistem udara ruangan.
Cara kerjanya adalah memasukkan udara dari luar ke dalam ruangan yang dilengkapi oleh hepa filter sebagai penyaring dan exhaust fan sebagai sirkulasi udara kotor dan bersih.
Nantinya dengan terjadinya pertukaran oksigen ini, sistem yang dibuat dapat juga mengatur kelembapan udara. Hasil dari sistem filter udara dan sinar UV ini dipastikan dapat membunuh virus corona yang berada di udara atau permukaan benda dalam ruangan tersebut.
“Harapannya HCL ini mampu meminimalisasi penularan virus saat kegiatan pembelajaran di sekolah maupun kampus,” imbuh mahasiswa asal Surabaya ini.
Saat ditanya keunggulan, Raka membeberkan, inovasi HCL yang dirancang ini dapat mengurangi penularan Covid-19 dalam kondisi ruangan tertutup. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas udara dengan menggunakan subsistem fresh air supply serta subsistem disinfeksi berupa sinar UV secara aman dan otomatis. Sehingga pelaksanaan pembelajaran tatap muka di ruangan tertutup pada kondisi normal baru tetap bisa diterapkan.
Raka mengungkapkan, inovasi HCL ini diharapkan dapat direalisasikan di Indonesia sebagai healthy building. Sebab healthy building merupakan konsep bangunan yang mempertimbangkan aspek kesehatan di dalamnya, termasuk adanya pengaturan tata udara yang sehat dan kecukupan pencahayaan yang baik. Sehingga di situasi pandemi seperti saat ini, konsep healthy building perlu diterapkan sebab mempertimbangkan aspek penularan virus Covid-19.
Ketua Tim Moch Raka Dwi menjelaskan, inovasi ini diambil dari keresahan mereka terhadap kuliah daring akibat efek pandemi. Meski mereka tetap berharap dapat kembali beraktivitas di kampus dengan aman. Rupanya harapan itu membuat mereka berpikir bahwa ke depan perlu teknologi untuk mendukung pembelajaran di tengah pandemi Covid-19 ini. (Baca juga: Kisah Inspiratif, 21 PMI di Taiwan Berjuang Raih Gelar Sarjana di UT )
Berbekal keilmuan di bidang otomasi, instrumentasi dan kontrol, mereka menggagas inovasi teknologi bernama HCL, akronim dari Healthy Classroom dengan sistem filter udara dan sinar UV otomatis. “Inovasi ini akan diperuntukkan bagi pengelola gedung sebagai penyelenggara atau institusi pendidikan terkait,” katanya melalui siaran pers, Selasa (15/12).
Raka menambahkan, penyebaran virus yang bisa terjadi di mana saja ini sangat rawan menyebar di gedung dan ruangan sekolah sebagai fasilitas pendidikan. Sebab menurut Raka, peneliti virus dunia juga mengungkapkan hal yang sama terkait penyebaran virus melalui udara. Sehingga fasilitas pendidikan yang ada harus bisa menerapkan konsep healthy building sebagai upaya pembelajaran di era normal baru.
Lebih lanjut mengenai HCL, inovasi yang digagas ini akan dilengkapi dengan filter udara dan sinar UV bertipe C yang fungsinya sebagai sterilisasi virus di dalam ruangan setelah dipakai. Sinar UV tipe C ini dipilih karena menurut penelitian dapat membunuh bakteri virus corona. “Nantinya Sinar UV tipe C ini akan menyala secara otomatis setelah ruangan usai digunakan,” terang mahasiswa tingkat akhir ini. (Baca juga: Pendaftaran SBMPTN Dimulai Maret 2021 )
Alumnus SMAN 11 Surabaya ini melanjutkan, HCL yang dibuatnya juga dipasang CCTV dan kamera thermal imaging yang dimanfaatkan untuk mengirim sinyal kepada sistem agar sinar UV tidak menyala saat masih ada manusia di dalam ruangan tersebut. Sebab sinar UV ini sangat berbahaya bagi tubuh, maka perlu kehati-hatian dalam penggunaannya.
Selain itu, HCL ini juga dilengkapi alarm penanda yang secara otomatis berbunyi saat disinfeksi dilakukan sebagai tanda ruangan tidak boleh dimasuki. Lanjut Raka, konsep inovasi HCL juga diwujudkan dengan memasang DOAS (Dedicated Outdoor Air System) yang berfungsi sebagai sistem udara ruangan.
Cara kerjanya adalah memasukkan udara dari luar ke dalam ruangan yang dilengkapi oleh hepa filter sebagai penyaring dan exhaust fan sebagai sirkulasi udara kotor dan bersih.
Nantinya dengan terjadinya pertukaran oksigen ini, sistem yang dibuat dapat juga mengatur kelembapan udara. Hasil dari sistem filter udara dan sinar UV ini dipastikan dapat membunuh virus corona yang berada di udara atau permukaan benda dalam ruangan tersebut.
“Harapannya HCL ini mampu meminimalisasi penularan virus saat kegiatan pembelajaran di sekolah maupun kampus,” imbuh mahasiswa asal Surabaya ini.
Saat ditanya keunggulan, Raka membeberkan, inovasi HCL yang dirancang ini dapat mengurangi penularan Covid-19 dalam kondisi ruangan tertutup. Hal ini dilakukan dengan meningkatkan kualitas udara dengan menggunakan subsistem fresh air supply serta subsistem disinfeksi berupa sinar UV secara aman dan otomatis. Sehingga pelaksanaan pembelajaran tatap muka di ruangan tertutup pada kondisi normal baru tetap bisa diterapkan.
Raka mengungkapkan, inovasi HCL ini diharapkan dapat direalisasikan di Indonesia sebagai healthy building. Sebab healthy building merupakan konsep bangunan yang mempertimbangkan aspek kesehatan di dalamnya, termasuk adanya pengaturan tata udara yang sehat dan kecukupan pencahayaan yang baik. Sehingga di situasi pandemi seperti saat ini, konsep healthy building perlu diterapkan sebab mempertimbangkan aspek penularan virus Covid-19.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda