Tim Pelajar Indonesia Raih Emas di Kompetisi Robot Dunia
Kamis, 17 Desember 2020 - 19:25 WIB
Dengan kecanggihan robot ini, kegiatan produksi dapat dilakukan dari lokasi yang berbeda, sehingga mengurangi biaya transportasi manusia. “Ada dua mode droid, pertama adalah 'rekam' untuk merekam gerakan tangan dari pengguna secara langsung, dan kedua adalah mode 'otomatis' yang terus melakukan gerakan tangan yang telah direkam sebelumnya. Kemampuan ini sangat penting di bidang manufaktur karena sebagian besar kegiatan bersifat berulang.” jelas Ayden.
“Partisipasi dan pencapaian mereka telah mendisrupsi pendidikan robotik di Indonesia. Kemenangan ini menjadi bukti potensi Indonesia di bidang STEM dan memperlihatkan evolusi pendidikan dalam beberapa tahun terakhir. Kami bangga menjadi salah satu sekolah pertama yang berinvestasi di STEM dan menjadi institusi pendidikan yang terus mengembangkan keterampilan anak muda" jelas Haoken, Kepala Departemen Sains SWA.
Alisa mengakui bahwa untuk dapat menyelesaikan suatu proyek itu penuh tantangan, terutama di saat pandemi ini. Tapi Alisa berpendapat bahwa ketekunan, dan kerja keras dibutuhkan untuk dapat membuat dunia menjadi lebih baik.
Alisa mendorong inovator muda lain di luar sana untuk terus mencoba membuat perubahan positif melalui STEM.
"Jangan takut untuk mencoba hal baru. Membuat solusi baru yang inovatif, yang belum pernah terdengar sebelumnya selalu terkesan mustahil- sampai akhirnya dilakukan. Sulit untuk mulai mengambil inisiatif, tetapi lebih sulit lagi untuk terus maju, dan untuk tidak menyerah," pungkasnya.
“Partisipasi dan pencapaian mereka telah mendisrupsi pendidikan robotik di Indonesia. Kemenangan ini menjadi bukti potensi Indonesia di bidang STEM dan memperlihatkan evolusi pendidikan dalam beberapa tahun terakhir. Kami bangga menjadi salah satu sekolah pertama yang berinvestasi di STEM dan menjadi institusi pendidikan yang terus mengembangkan keterampilan anak muda" jelas Haoken, Kepala Departemen Sains SWA.
Alisa mengakui bahwa untuk dapat menyelesaikan suatu proyek itu penuh tantangan, terutama di saat pandemi ini. Tapi Alisa berpendapat bahwa ketekunan, dan kerja keras dibutuhkan untuk dapat membuat dunia menjadi lebih baik.
Alisa mendorong inovator muda lain di luar sana untuk terus mencoba membuat perubahan positif melalui STEM.
"Jangan takut untuk mencoba hal baru. Membuat solusi baru yang inovatif, yang belum pernah terdengar sebelumnya selalu terkesan mustahil- sampai akhirnya dilakukan. Sulit untuk mulai mengambil inisiatif, tetapi lebih sulit lagi untuk terus maju, dan untuk tidak menyerah," pungkasnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda