Profesor ITS Terima Penghargaan Internasional dari Kemenlu Jepang
Selasa, 22 Desember 2020 - 11:28 WIB
JAKARTA - Guru besar dari Departemen Teknik Informatika ITS Prof Dr Agus Zainal Arifin menerima penghargaan dari Kementerian Luar Negeri Jepang atas jasanya dalam peningkatan saling pengertian antara Jepang dan Indonesia
Prof Agus kuliah di Information Engineering di Universitas Hiroshima tahun 2003-2007 sebagai penerima beasiswa Monbukagakusho atau Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang. (Baca juga: Spray Antimiasis Karya Mahasiswa IPB Raih Perak di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional )
Setelah memperoleh gelar doktor, Agus kembali ke Indonesia dan aktif dalam membangun banyak persahabatan serta aktivitas yang baik antar dua negara.
“Selama kuliah di Jepang, saya dan teman-teman muslim dari Indonesia mendirikan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Jepang yang selanjutnya disahkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Jepang,” katanya melalui siaran pers, Senin (21/12).
Mantan Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi ITS ini juga aktif mendorong pemahaman tentang Jepang di kalangan masyarakat Indonesia melalui kegiatan kunjungan pesantren di Jawa Timur. (Baca juga: KPK Ingatkan Rektor PTKIN se-Indonesia Tak Main Mata Kelola Keuangan Kampus )
Dia juga aktif berbagi pengalaman tentang kehidupan di Jepang dan informasi tentang pendidikan formal di Jepang kepada kalangan pesantren baik santri maupun guru.
Menurutnya, banyak hal yang baik dari Jepang yang dapat dicontoh untuk mengembangkan sumber daya manusia di Indonesia. Mulai dari teknologi, sopan santun, kedisiplinan, kerja keras hingga toleransi umat beragama.
Begitu pun sebaliknya, banyak potensi kebudayaan Indonesia yang dapat dikenalkan ke masyarakat Jepang. Selama 4 tahun disana dia dan rekan-rekannya banyak mengenalkan budaya Indonesia ke Jepang, termasuk seni seperti hadrah, tari daerah, dan batik.
Rencana ke depannya, Agus ingin memperkuat dan menjajaki kerja sama yang baru antar dua negara melalui ITS. Mulai dari memfasilitasi dan mendorong sebanyak mungkin dosen dan mahasiswa ITS untuk berkuliah di Jepang.
“Serta memfasilitasi para pakar di Jepang untuk bisa memberikan kontribusi bagi pendidikan di Indonesia,” paparnya.
Agus berharap, langkah ini akan semakin meningkatkan kerja sama antara kampus di Indonesia dan Jepang. Selain itu, juga akan lebih banyak lagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang termotivasi untuk kuliah di luar negeri.
Prof Agus kuliah di Information Engineering di Universitas Hiroshima tahun 2003-2007 sebagai penerima beasiswa Monbukagakusho atau Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olahraga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang. (Baca juga: Spray Antimiasis Karya Mahasiswa IPB Raih Perak di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional )
Setelah memperoleh gelar doktor, Agus kembali ke Indonesia dan aktif dalam membangun banyak persahabatan serta aktivitas yang baik antar dua negara.
“Selama kuliah di Jepang, saya dan teman-teman muslim dari Indonesia mendirikan Keluarga Mahasiswa Nahdlatul Ulama (KMNU) Jepang yang selanjutnya disahkan oleh Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menjadi Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Jepang,” katanya melalui siaran pers, Senin (21/12).
Mantan Dekan Fakultas Teknologi Informasi dan Komunikasi ITS ini juga aktif mendorong pemahaman tentang Jepang di kalangan masyarakat Indonesia melalui kegiatan kunjungan pesantren di Jawa Timur. (Baca juga: KPK Ingatkan Rektor PTKIN se-Indonesia Tak Main Mata Kelola Keuangan Kampus )
Dia juga aktif berbagi pengalaman tentang kehidupan di Jepang dan informasi tentang pendidikan formal di Jepang kepada kalangan pesantren baik santri maupun guru.
Menurutnya, banyak hal yang baik dari Jepang yang dapat dicontoh untuk mengembangkan sumber daya manusia di Indonesia. Mulai dari teknologi, sopan santun, kedisiplinan, kerja keras hingga toleransi umat beragama.
Begitu pun sebaliknya, banyak potensi kebudayaan Indonesia yang dapat dikenalkan ke masyarakat Jepang. Selama 4 tahun disana dia dan rekan-rekannya banyak mengenalkan budaya Indonesia ke Jepang, termasuk seni seperti hadrah, tari daerah, dan batik.
Rencana ke depannya, Agus ingin memperkuat dan menjajaki kerja sama yang baru antar dua negara melalui ITS. Mulai dari memfasilitasi dan mendorong sebanyak mungkin dosen dan mahasiswa ITS untuk berkuliah di Jepang.
“Serta memfasilitasi para pakar di Jepang untuk bisa memberikan kontribusi bagi pendidikan di Indonesia,” paparnya.
Agus berharap, langkah ini akan semakin meningkatkan kerja sama antara kampus di Indonesia dan Jepang. Selain itu, juga akan lebih banyak lagi mahasiswa dan dosen di Indonesia yang termotivasi untuk kuliah di luar negeri.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda