Evaluasi PJJ, Kemendikbud: Ada Penurunan Nilai Hasil Belajar Siswa
Minggu, 24 Januari 2021 - 21:57 WIB
JAKARTA - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan selama pandemi Covid-19, pembelajaran jarak jauh (PJJ) di seluruh Indonesia berdampak pada nilai akademis siswa.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jumeri hasil evaluasinya banyak sekali keterbatasan. Hal tersebut diungkapkan dalam Talkshow MNC Trijaya Network yang disiarkan secara daring di kanal YouTube MNCTrijaya, Sabtu 23 Januari 2021.
"Mulai dari tracing guru, murid, kemudian pengawasan dan itu ternyata kita tidak bisa sendiri. Selama 10 bulan, secara akademis tentu ada penurunan hasil belajar siswa, karena bagaimanapun guru-guru kita, memberikan materi tentu total materinya jauh dibawah situasi normal ketika anak-anak itu belajar tatap muka," kata Jumeri
Pihaknya menyadari output dari PTM dengan PJJ bakal berpengaruh terhadap nilai akademis siswa. Sebab, saat bertemu saja, kata Jumeri, pemahaman siswa itu masih banyak kurang.
"Apalagi PJJ. Kemudian juga ada keterbatasan, PJJ itu sebetulnya butuh peran aktif orang tua, keluarga, masyarakat setempat. Tapi kita juga tidak bisa menyalahkan orang tua karena harus sambil bekerja, atau orang tua tidak mampu membimbing anak-anaknya dari materi-materi tertentu. atau keterbatasan masyarakat setempat," ungkapnya.
Maka dari itu, kedepannya Kemendikbud telah meminta para guru untuk bisa melakukan penilaian yang tidak hanya berdasar pada hasil pembelajaran dari materi atau mata pelajaran.
"Para guru kita minta untuk bisa melakukan penilaian atas dasar tidak hanya hasil menjawab soal, tetapi kesungguhan, motivasi, kedisiplinan, anak-anak kita dalam mengikuti PJJ di rumah itu juga menjadi satu penilaian, itu bagian dari penilaian karakter juga," katanya.
Selain itu, pihaknya juga sudah meminta para guru berkordinasi dengan orang tua untuk melaporkan bagaimana anak-anak belajar di rumah.
"Sehingga itu juga bagian dari penilaian hasil belajar. Memang ada anak-anak yang mendapat nilai sempurna, itu mungkin boleh jadi dikerjakan bukan oleh anak tapi itu hasil kerjasama orangtuanya. Tapi apapun itu, saya kira bagian dari proses pembelajaran literasi, itu tidak apa-apa sebenarnya, yang penting anak itu sudah bisa tahu bahwa setidaknya dia pernah menulis jawaban itu," katanya.
Sebab, lanjut dia, suatu saat jika anak itu lupa kemudian bisa ditanya lagi di internet. Maka dari itu kemampuan literasi itu penting.
"Supaya anak-anak meskipun tidak ditunggu gurunya, dibantu orang tuanya yang mengerjakan soal di rumah akan mempunyai kunci-kunci itu bisa mendapatkan ilmu di kemudian hari," paparnya.
Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) dan Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Jumeri hasil evaluasinya banyak sekali keterbatasan. Hal tersebut diungkapkan dalam Talkshow MNC Trijaya Network yang disiarkan secara daring di kanal YouTube MNCTrijaya, Sabtu 23 Januari 2021.
"Mulai dari tracing guru, murid, kemudian pengawasan dan itu ternyata kita tidak bisa sendiri. Selama 10 bulan, secara akademis tentu ada penurunan hasil belajar siswa, karena bagaimanapun guru-guru kita, memberikan materi tentu total materinya jauh dibawah situasi normal ketika anak-anak itu belajar tatap muka," kata Jumeri
Pihaknya menyadari output dari PTM dengan PJJ bakal berpengaruh terhadap nilai akademis siswa. Sebab, saat bertemu saja, kata Jumeri, pemahaman siswa itu masih banyak kurang.
"Apalagi PJJ. Kemudian juga ada keterbatasan, PJJ itu sebetulnya butuh peran aktif orang tua, keluarga, masyarakat setempat. Tapi kita juga tidak bisa menyalahkan orang tua karena harus sambil bekerja, atau orang tua tidak mampu membimbing anak-anaknya dari materi-materi tertentu. atau keterbatasan masyarakat setempat," ungkapnya.
Maka dari itu, kedepannya Kemendikbud telah meminta para guru untuk bisa melakukan penilaian yang tidak hanya berdasar pada hasil pembelajaran dari materi atau mata pelajaran.
"Para guru kita minta untuk bisa melakukan penilaian atas dasar tidak hanya hasil menjawab soal, tetapi kesungguhan, motivasi, kedisiplinan, anak-anak kita dalam mengikuti PJJ di rumah itu juga menjadi satu penilaian, itu bagian dari penilaian karakter juga," katanya.
Selain itu, pihaknya juga sudah meminta para guru berkordinasi dengan orang tua untuk melaporkan bagaimana anak-anak belajar di rumah.
"Sehingga itu juga bagian dari penilaian hasil belajar. Memang ada anak-anak yang mendapat nilai sempurna, itu mungkin boleh jadi dikerjakan bukan oleh anak tapi itu hasil kerjasama orangtuanya. Tapi apapun itu, saya kira bagian dari proses pembelajaran literasi, itu tidak apa-apa sebenarnya, yang penting anak itu sudah bisa tahu bahwa setidaknya dia pernah menulis jawaban itu," katanya.
Sebab, lanjut dia, suatu saat jika anak itu lupa kemudian bisa ditanya lagi di internet. Maka dari itu kemampuan literasi itu penting.
"Supaya anak-anak meskipun tidak ditunggu gurunya, dibantu orang tuanya yang mengerjakan soal di rumah akan mempunyai kunci-kunci itu bisa mendapatkan ilmu di kemudian hari," paparnya.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda