Kalian Tertarik Beasiswa Pertukaran Mahasiswa ke AS, Cek Persyaratan
Rabu, 27 Januari 2021 - 18:10 WIB
JAKARTA - Beasiswa Global Undergraduate Exchange (Global UGRAD) Program kembali menerima aplikasi hingga tenggat waktu 28 Februari 2021 dari mahasiswa S1/D4 Indonesia yang berkuliah di kampus di dalam negeri.
Melalui siaran pers yang diterima Sindonews, Rabu (27/1), penerima beasiswa ini nantinya akan ditempatkan di berbagai universitas atau akademi komunitas (community college) yang ada di AS selama 1 semester.
Mereka akan ditempatkan dan diakomodasi di dalam kampus agar bisa menjalin pertemanan dengan mahasiswa AS atau mahasiswa internasional lainnya dan saling belajar dan bertukar budaya.
Global UGRAD Program adalah program beasiswa untuk 1 semester untuk studi akademis non-gelar di perguruan tinggi atau universitas Amerika. Didanai oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Global UGRAD ditawarkan sejak tahun 2008.
Di Indonesia, program beasiswa tersebut dikelola American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). Tercatat 85 orang mahasiswa Indonesia telah mendapatkan manfaat dari beasiswa ini. Mayoritas penerima beasiswa berasal dari luar kota-kota besar Indonesia dan di provinsi di luar Jawa yang secara historis memiliki lebih sedikit kesempatan untuk belajar ke luar negeri.
Selain menjalani kegiatan perkuliahan di dalam kelas, Global UGRAD juga memberikan kesempatan untuk melakukan aktifitas layanan di komunitas setempat selama 20 jam. Juga akan ada orientasi kedatangan virtual dan lokakarya akhir program secara langsung lainnya untuk mengasah kepemimpinan.
Kunjungi laman www.aminef.or.id pada bagian Grants for Indonesians > Fellowships untuk mengetahui informasi detail seputar program beasiswa Global UGRAD yang ditawarkan tersebut.
Untuk menggali inspirasi serta tips melamar beasiswa dari lima orang Global UGRAD’er 2019 di atas, AMINEF akan mengadakan dua acara daring Global UGRAD yang akan dilangsungkan di bulan Februari 2021. Pantau informasinya di laman dan kanal medsos AMINEF.
“Salah satu hal menarik bagi saya selama menjadi Global UGRAD adalah mengenal orang-orang baru yang memiliki latar belakang yang jauh berbeda denganku, termasuk teman teman Amerika yang tampak individualis namun begitu cekatan dan tulus membantu saat saya butuh bantuan. Pergaulan disana pun-cukup santai, namun obrolan obrolannya begitu berkualitas, baik tentang pelajaran di kelas maupun hal-hal menarik lainnya,” ujar Asri Syawalia, Global UGRAD’er 2019 dari Universitas Bangka Belitung yang ditempatkan di Castleton University.
Selain itu, mereka akan menjalani berbagai aktivitas yang menjadi komponen utama program ini, seperti perkuliahan akademis sesuai dengan jurusan di kuliah di Indonesia, serta kegiatan sukarela atau volunteer. Pertukaran budaya dan berbagai kegiatan seminar dan workshop untuk mengasah jiwa kepemimpinan juga merupakan komponen dalam beasiswa ini.
Berkaitan dengan kegiatan sukarela atau volunteer, Yona Jessica Detaq mengatakan, dia bergabung dengan komunitas relawan di University of Arkansas bernama ‘Razorback Food Recovery’. Tugasnya mendistribusikan makanan lebih dari dining hall dan food court di kampus kepada komunitas masyarakat yang membutuhkan, di Kota Fayetteville maupun di wilayah bagian barat daya Arkansas.
“Bergabung di komunitas ini tidak hanya membuka mata saya akan pentingnya menghargai makanan, tetapi juga membangun rasa peduli saya kepada sesama,” ungkap mahasiswa jurusan fisika di Universitas Nusa Cendana tersebut.
Melalui siaran pers yang diterima Sindonews, Rabu (27/1), penerima beasiswa ini nantinya akan ditempatkan di berbagai universitas atau akademi komunitas (community college) yang ada di AS selama 1 semester.
Mereka akan ditempatkan dan diakomodasi di dalam kampus agar bisa menjalin pertemanan dengan mahasiswa AS atau mahasiswa internasional lainnya dan saling belajar dan bertukar budaya.
Global UGRAD Program adalah program beasiswa untuk 1 semester untuk studi akademis non-gelar di perguruan tinggi atau universitas Amerika. Didanai oleh Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat, Global UGRAD ditawarkan sejak tahun 2008.
Di Indonesia, program beasiswa tersebut dikelola American Indonesian Exchange Foundation (AMINEF). Tercatat 85 orang mahasiswa Indonesia telah mendapatkan manfaat dari beasiswa ini. Mayoritas penerima beasiswa berasal dari luar kota-kota besar Indonesia dan di provinsi di luar Jawa yang secara historis memiliki lebih sedikit kesempatan untuk belajar ke luar negeri.
Selain menjalani kegiatan perkuliahan di dalam kelas, Global UGRAD juga memberikan kesempatan untuk melakukan aktifitas layanan di komunitas setempat selama 20 jam. Juga akan ada orientasi kedatangan virtual dan lokakarya akhir program secara langsung lainnya untuk mengasah kepemimpinan.
Kunjungi laman www.aminef.or.id pada bagian Grants for Indonesians > Fellowships untuk mengetahui informasi detail seputar program beasiswa Global UGRAD yang ditawarkan tersebut.
Untuk menggali inspirasi serta tips melamar beasiswa dari lima orang Global UGRAD’er 2019 di atas, AMINEF akan mengadakan dua acara daring Global UGRAD yang akan dilangsungkan di bulan Februari 2021. Pantau informasinya di laman dan kanal medsos AMINEF.
“Salah satu hal menarik bagi saya selama menjadi Global UGRAD adalah mengenal orang-orang baru yang memiliki latar belakang yang jauh berbeda denganku, termasuk teman teman Amerika yang tampak individualis namun begitu cekatan dan tulus membantu saat saya butuh bantuan. Pergaulan disana pun-cukup santai, namun obrolan obrolannya begitu berkualitas, baik tentang pelajaran di kelas maupun hal-hal menarik lainnya,” ujar Asri Syawalia, Global UGRAD’er 2019 dari Universitas Bangka Belitung yang ditempatkan di Castleton University.
Selain itu, mereka akan menjalani berbagai aktivitas yang menjadi komponen utama program ini, seperti perkuliahan akademis sesuai dengan jurusan di kuliah di Indonesia, serta kegiatan sukarela atau volunteer. Pertukaran budaya dan berbagai kegiatan seminar dan workshop untuk mengasah jiwa kepemimpinan juga merupakan komponen dalam beasiswa ini.
Berkaitan dengan kegiatan sukarela atau volunteer, Yona Jessica Detaq mengatakan, dia bergabung dengan komunitas relawan di University of Arkansas bernama ‘Razorback Food Recovery’. Tugasnya mendistribusikan makanan lebih dari dining hall dan food court di kampus kepada komunitas masyarakat yang membutuhkan, di Kota Fayetteville maupun di wilayah bagian barat daya Arkansas.
“Bergabung di komunitas ini tidak hanya membuka mata saya akan pentingnya menghargai makanan, tetapi juga membangun rasa peduli saya kepada sesama,” ungkap mahasiswa jurusan fisika di Universitas Nusa Cendana tersebut.
(mpw)
tulis komentar anda