Persebaran Covid-19 Makin Meningkat, Ini Saran Perhimpunan Guru untuk Sekolah
Kamis, 24 Juni 2021 - 11:14 WIB
JAKARTA - Perhimpunan Pendidikan dan Guru (P2G) menyatakan prihatin atas terus meningkatnya angka persebaran Covid-19, terutama varian baru yang lebih ganas. P2G pun meminta pembagian raport siswa jangan secara tatap muka melainkan daring saja.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim berharap semua pihak menahan diri untuk bepergian, terutama menginjak masa liburan kenaikan kelas, pada akhir Juni sampai awal Juli nanti.
Mengingat semua sekolah akan melakukan pembagian Rapor Laporan Hasil Belajar Siswa Semester Genap, bagi seluruh siswa pada minggu ini dan minggu depan.
P2G meminta para Kepala Sekolah dan Wali Kelas membagikan Rapor Siswa secara daring saja. Jangan ada sekolah yang memaksa orang tua siswa mengambil Rapor secara tatap muka (luring) ke sekolah, mengingat kondisi masih berbahaya.
“Minggu-minggu ini, dalam kalender pendidikan sudah memasuki masa penerimaan Rapor siswa. Kami harap, seluruh siswa, orang tua, dan guru jangan liburan pada akhir semester, setelah menerima Rapor nanti. Syukuran perayaan kenaikan kelasnya cukup di rumah saja,” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis (24/6).
Guru SMA di Jakarta ini mengatakan, penyebaran Covid-19 semakin masif, terutama setelah libur lebaran. Di beberapa daerah Covid-19 menyebar dengan sangat cepat dengan positivity rate seluruh Indonesia sekitar 51,62%.
Angka yang betul-betul mengkhawatirkan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahkan mencatat proporsi kasus Covid-19 pada anak berkisar 12,5 % yang berarti 1 dari 8 kasus konfirmasi terjadi pada anak.
“Per-23 Juni 2021 jumlah kasus harian mencapai 15.308 kasus. Angka tertinggi selama pandemi. Gelombang kasus ini masih diperkirakan beberapa minggu ke depan. Kami tidak ingin dunia pendidikan atau sekolah, justru malah memperburuk situasi pandemi ini,” tambahnya.
P2G mendesak para kepala daerah yang masih menyelenggarakan uji coba pembelajaran tatap muka, segera menghentikan uji coba sekolah tatap muka. Bahkan daerah yang positivity rate nya masih di atas 10%, jangan dulu berencana membuka sekolah tatap muka di awal tahun ajaran baru pertengahan Juli 2021 nanti.
Koordinator Nasional P2G Satriwan Salim berharap semua pihak menahan diri untuk bepergian, terutama menginjak masa liburan kenaikan kelas, pada akhir Juni sampai awal Juli nanti.
Mengingat semua sekolah akan melakukan pembagian Rapor Laporan Hasil Belajar Siswa Semester Genap, bagi seluruh siswa pada minggu ini dan minggu depan.
P2G meminta para Kepala Sekolah dan Wali Kelas membagikan Rapor Siswa secara daring saja. Jangan ada sekolah yang memaksa orang tua siswa mengambil Rapor secara tatap muka (luring) ke sekolah, mengingat kondisi masih berbahaya.
“Minggu-minggu ini, dalam kalender pendidikan sudah memasuki masa penerimaan Rapor siswa. Kami harap, seluruh siswa, orang tua, dan guru jangan liburan pada akhir semester, setelah menerima Rapor nanti. Syukuran perayaan kenaikan kelasnya cukup di rumah saja,” katanya melalui keterangan tertulis, Kamis (24/6).
Guru SMA di Jakarta ini mengatakan, penyebaran Covid-19 semakin masif, terutama setelah libur lebaran. Di beberapa daerah Covid-19 menyebar dengan sangat cepat dengan positivity rate seluruh Indonesia sekitar 51,62%.
Angka yang betul-betul mengkhawatirkan. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) bahkan mencatat proporsi kasus Covid-19 pada anak berkisar 12,5 % yang berarti 1 dari 8 kasus konfirmasi terjadi pada anak.
“Per-23 Juni 2021 jumlah kasus harian mencapai 15.308 kasus. Angka tertinggi selama pandemi. Gelombang kasus ini masih diperkirakan beberapa minggu ke depan. Kami tidak ingin dunia pendidikan atau sekolah, justru malah memperburuk situasi pandemi ini,” tambahnya.
P2G mendesak para kepala daerah yang masih menyelenggarakan uji coba pembelajaran tatap muka, segera menghentikan uji coba sekolah tatap muka. Bahkan daerah yang positivity rate nya masih di atas 10%, jangan dulu berencana membuka sekolah tatap muka di awal tahun ajaran baru pertengahan Juli 2021 nanti.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda