Dosen IPB University Jelaskan Teknik Penyembelihan Hewan Kurban
Selasa, 20 Juli 2021 - 08:52 WIB
JAKARTA - Agrianita IPB University menggandeng Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) IPB University menyelenggarakan diskusi bertema "Kajian Pelaksanaan Kurban yang Safe from Farm to Table di Era Pandemi COVID-19".
Pada kesempatan ini, Drh Supratikno menjelaskan bahwa ada empat teknik penyembelihan agar hasil daging sembelihannya tetap halal. Menurut Dosen IPB University dari FKH ini, kecepatan ayunan dan tekanan pisau menjadi kunci.
"Kedua, harus cepat. Sekali ayun dan memotong enam saluran yaitu trakhea, esofagus, vena jugularis dan arteri carotis comunis kanan dan kiri. Ketiga, penyembelihan dilakukan tepat di bawah dagu pada tulang leher. Keempat, darah harus keluar cepat, deras dan tuntas," terangnya.
Ketika hewan telah mati, Supratikno menyarankan untuk memeriksa organ mata, napas, dan aliran darah. Menurutnya, hewan dikatakan mati ketika semuanya sudah berhenti, napasnya sudah hilang, aliran darahnya sudah berhenti, dan matanya sudah tidak kedip.
"Melakukan ritual yang tidak ada tuntunan syariat dapat memperlama proses dan membuat hewan stres, sehingga harus dihindari," ujar Kepala Divisi Penyembelihan Halal Science Center (HSC) IPB University.
Sementara itu, Dr drh Denny Widaya Lukman, Dosen FKH IPB University menambahkan terkait pengelolaan daging kurban. Dr Denny menganjurkan agar daging kurban sudah diedarkan dan diterima oleh penerima daging kurban kurang dari enam jam sejak hewan dipotong.
"Jika hewan disembelih jam sembilan pagi maka daging sudah harus diterima paling lambat jam tiga sore. Perlu dipahami bahwa daging itu boleh dicuci jika kotor," tuturnya.
Selain itu, dalam proses penyimpanan daging di kulkas, pada saat daging dicairkan (thawing) maka sering muncul cairan berwarna merah. Menurutnya, itu bukanlah darah. Cairan tersebut adalah drips atau cairan dari daging yang mengandung protein, vitamin dan lain-lain. "Jangan bekukan berkali-kali, maksimal dua kali pembekuan," katanya.
Sementara, Rektor IPB University Prof Arif Satria dalam sambutannya mengapresiasi Agrianita IPB University dan Fakultas Kedokteran Hewan untuk terus memberikan inspirasi kepada publik dan memberikan edukasi. Di masa pandemi ini, hal yang paling penting adalah harus terus saling menginspirasi dan mengedukasi.
"Sehingga ruang publik terisi dengan wacana yang konstruktif, mendidik, memberikan nilai tambah untuk kita semua. Oleh karena itu, seminar kali ini menjadi acara yang sangat urgen untuk menjelaskan kepada kita, bagaimana melaksanakan kurban dengan baik, sehat, dan aman dengan situasi yang berbeda,” katanya melalui siaran pers, Senin (19/7/2021).
Pada kesempatan ini, Drh Supratikno menjelaskan bahwa ada empat teknik penyembelihan agar hasil daging sembelihannya tetap halal. Menurut Dosen IPB University dari FKH ini, kecepatan ayunan dan tekanan pisau menjadi kunci.
"Kedua, harus cepat. Sekali ayun dan memotong enam saluran yaitu trakhea, esofagus, vena jugularis dan arteri carotis comunis kanan dan kiri. Ketiga, penyembelihan dilakukan tepat di bawah dagu pada tulang leher. Keempat, darah harus keluar cepat, deras dan tuntas," terangnya.
Ketika hewan telah mati, Supratikno menyarankan untuk memeriksa organ mata, napas, dan aliran darah. Menurutnya, hewan dikatakan mati ketika semuanya sudah berhenti, napasnya sudah hilang, aliran darahnya sudah berhenti, dan matanya sudah tidak kedip.
"Melakukan ritual yang tidak ada tuntunan syariat dapat memperlama proses dan membuat hewan stres, sehingga harus dihindari," ujar Kepala Divisi Penyembelihan Halal Science Center (HSC) IPB University.
Sementara itu, Dr drh Denny Widaya Lukman, Dosen FKH IPB University menambahkan terkait pengelolaan daging kurban. Dr Denny menganjurkan agar daging kurban sudah diedarkan dan diterima oleh penerima daging kurban kurang dari enam jam sejak hewan dipotong.
"Jika hewan disembelih jam sembilan pagi maka daging sudah harus diterima paling lambat jam tiga sore. Perlu dipahami bahwa daging itu boleh dicuci jika kotor," tuturnya.
Selain itu, dalam proses penyimpanan daging di kulkas, pada saat daging dicairkan (thawing) maka sering muncul cairan berwarna merah. Menurutnya, itu bukanlah darah. Cairan tersebut adalah drips atau cairan dari daging yang mengandung protein, vitamin dan lain-lain. "Jangan bekukan berkali-kali, maksimal dua kali pembekuan," katanya.
Baca Juga
Sementara, Rektor IPB University Prof Arif Satria dalam sambutannya mengapresiasi Agrianita IPB University dan Fakultas Kedokteran Hewan untuk terus memberikan inspirasi kepada publik dan memberikan edukasi. Di masa pandemi ini, hal yang paling penting adalah harus terus saling menginspirasi dan mengedukasi.
"Sehingga ruang publik terisi dengan wacana yang konstruktif, mendidik, memberikan nilai tambah untuk kita semua. Oleh karena itu, seminar kali ini menjadi acara yang sangat urgen untuk menjelaskan kepada kita, bagaimana melaksanakan kurban dengan baik, sehat, dan aman dengan situasi yang berbeda,” katanya melalui siaran pers, Senin (19/7/2021).
(zik)
tulis komentar anda