Bantu Petani Hidroponik, Tim ITS Rancang Alat Berbasis Energi Surya
Minggu, 22 Agustus 2021 - 07:05 WIB
Sistem lain yang ada di pompa ini di antaranya adalah sensor pH dan nutrisi. Sensor ini berfungsi memerintah alat agar dapat menyuplai nutrisi dan pH ke tanaman hidroponik. Pada sistem ini, pompa difungsikan sebagai alat untuk mengalirkan air ke pipa-pipa yang berisikan tanaman hidroponik. Selanjutnya aliran tadi akan dikembalikan lagi ke sebuah tandon besar.
Tak tertinggal, Standard Operating Procedure (SOP) pun diterapkan agar Automatic Solar Hidroponik dapat digunakan secara aman, umur alat menjadi lebih tahan lama, dan tidak terjadi kecelakaan kerja pada saat penggunaan alat. “Kami bersyukur akhirnya Automatic Solar Hidroponik ini berhasil diresmikan dan dihibahkan kepada warga Simomulyo pada 12 Agustus lalu,” ungkap Geraldy.
Usai demo dan penghibahan alat, menurut Geraldy, respon yang didapat dari warga setempat sangat positif. Antusiasme warga pun sangat tinggi terhadap alat ini. “Pasalnya, selama ini mereka bekerja secara manual, namun kini sudah bisa dilakukan secara otomatis dan modern,” ujarnya.
Di bawah bimbingan dosen Departemen Teknik Elektro, Feby Agung Pamuji ST MT PhD, kegiatan KKN Abmas ini berhasil rampung dalam waktu empat bulan. Terhitung sejak April 2021, tim mereka telah aktif merakit alat secara offline. “Namun sejak adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), kami sepakat membagi tugas setiap orang untuk dikerjakan di rumah masing-masing,” kenang mahasiswa Departemen Teknik Elektro tersebut.
Di akhir perbincangan, Geraldy berharap para petani hidroponik terinspirasi dengan inovasi ini sehingga berkeinginan mengembangkan peralatan berbasis energi terbarukan di daerah mereka sendiri. “Ke depan, semoga alat ini tak hanya berguna membantu produktivitas hasil panen Kampung Hidroponik Simomulyo, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya penuh harap.
Tak tertinggal, Standard Operating Procedure (SOP) pun diterapkan agar Automatic Solar Hidroponik dapat digunakan secara aman, umur alat menjadi lebih tahan lama, dan tidak terjadi kecelakaan kerja pada saat penggunaan alat. “Kami bersyukur akhirnya Automatic Solar Hidroponik ini berhasil diresmikan dan dihibahkan kepada warga Simomulyo pada 12 Agustus lalu,” ungkap Geraldy.
Usai demo dan penghibahan alat, menurut Geraldy, respon yang didapat dari warga setempat sangat positif. Antusiasme warga pun sangat tinggi terhadap alat ini. “Pasalnya, selama ini mereka bekerja secara manual, namun kini sudah bisa dilakukan secara otomatis dan modern,” ujarnya.
Di bawah bimbingan dosen Departemen Teknik Elektro, Feby Agung Pamuji ST MT PhD, kegiatan KKN Abmas ini berhasil rampung dalam waktu empat bulan. Terhitung sejak April 2021, tim mereka telah aktif merakit alat secara offline. “Namun sejak adanya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat), kami sepakat membagi tugas setiap orang untuk dikerjakan di rumah masing-masing,” kenang mahasiswa Departemen Teknik Elektro tersebut.
Di akhir perbincangan, Geraldy berharap para petani hidroponik terinspirasi dengan inovasi ini sehingga berkeinginan mengembangkan peralatan berbasis energi terbarukan di daerah mereka sendiri. “Ke depan, semoga alat ini tak hanya berguna membantu produktivitas hasil panen Kampung Hidroponik Simomulyo, tetapi juga seluruh masyarakat Indonesia,” pungkasnya penuh harap.
(mpw)
Lihat Juga :
tulis komentar anda