Kurangi Pemakaian Tas Plastik, Mahasiswa IPB Kreasikan Tas Jinjing dari Ampas Tebu
Minggu, 05 September 2021 - 21:13 WIB
JAKARTA - Mahasiswa IPB University buat inovasi produk tas jinjing (tote bag) dari ampas tebu. Inovasi yang diikutsertakan dalam kegiatan Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan ( PKM-K ) ini ramah lingkungan dan dapat menggantikan penggunaan plastik kresek.
PKM-K ini diketuai oleh Depicha Zambustya Zamborita dengan anggota Sri Wahyuni, Siti Ira Sinta Wati, Habib Vian Niswara dan Garnish Eka Prastyaningrum. Dosen IPB University Dr Burhanuddin mendampingi kegiatan PKM-K ini.
Depicha Zambustya Zamborita mengatakan, tas jinjing (tote bag) dari ampas tebu ini memiliki desain produk budaya nusantara dan tradisi daerah, sehingga menambah keindahan tas jinjing ini.
“Selain itu, dengan desain yang menarik ini, meski tas jinjing (tote bag) telah rusak, kita memanfaatkannya sebagai barang seni rupa dua. Tas bekas bisa dikliping, kemudian dibingkai sehingga dapat dijadikan hiasan dinding,” kata Depicha melalui siaran pers, Sabtu (4/9/2021).
Alasan Depicha dan tim mengangkat inovasi ini karena ampas tebu merupakan limbah padat dari pengolahan industri gula tebu. Pemanfaatan tebu juga masih terbatas pada industri pengolahan gula yang hanya mengambil airnya, sedangkan ampasnya sekitar 35-40 persen dari berat tebu yang digiling hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri atau dibuang menjadi limbah.
“Pabrik tidak dapat mengelola limbah yang dihasilkan mengingat hanya beberapa bagian yang dapat diolah untuk bahan bakar. Sehingga ampas tebu belum terkelola dengan baik sepenuhnya dan belum memiliki nilai ekonomi yang baik,” ungkapnya.
Melihat hal tersebut, Depicha dan tim membuat tas jinjing (tote bag) dari ampas tebu untuk menambah nilai ekonomi ampas tebu tersebut. “Di sisi lain budaya lokal kini menghadapi tantangan global yang sangat serius, termasuk di kota-kota yang memiliki predikat urban, metropolitan, maupun kosmopolitan. Era globalisasi dapat mengakibatkan budaya lokal ditinggal dan dilupakan, sehingga kekurangan generasi penerus untuk mewariskan budaya Indonesia,” tuturnya.
PKM-K ini diketuai oleh Depicha Zambustya Zamborita dengan anggota Sri Wahyuni, Siti Ira Sinta Wati, Habib Vian Niswara dan Garnish Eka Prastyaningrum. Dosen IPB University Dr Burhanuddin mendampingi kegiatan PKM-K ini.
Baca Juga
Depicha Zambustya Zamborita mengatakan, tas jinjing (tote bag) dari ampas tebu ini memiliki desain produk budaya nusantara dan tradisi daerah, sehingga menambah keindahan tas jinjing ini.
“Selain itu, dengan desain yang menarik ini, meski tas jinjing (tote bag) telah rusak, kita memanfaatkannya sebagai barang seni rupa dua. Tas bekas bisa dikliping, kemudian dibingkai sehingga dapat dijadikan hiasan dinding,” kata Depicha melalui siaran pers, Sabtu (4/9/2021).
Alasan Depicha dan tim mengangkat inovasi ini karena ampas tebu merupakan limbah padat dari pengolahan industri gula tebu. Pemanfaatan tebu juga masih terbatas pada industri pengolahan gula yang hanya mengambil airnya, sedangkan ampasnya sekitar 35-40 persen dari berat tebu yang digiling hanya dimanfaatkan sebagai bahan bakar industri atau dibuang menjadi limbah.
“Pabrik tidak dapat mengelola limbah yang dihasilkan mengingat hanya beberapa bagian yang dapat diolah untuk bahan bakar. Sehingga ampas tebu belum terkelola dengan baik sepenuhnya dan belum memiliki nilai ekonomi yang baik,” ungkapnya.
Melihat hal tersebut, Depicha dan tim membuat tas jinjing (tote bag) dari ampas tebu untuk menambah nilai ekonomi ampas tebu tersebut. “Di sisi lain budaya lokal kini menghadapi tantangan global yang sangat serius, termasuk di kota-kota yang memiliki predikat urban, metropolitan, maupun kosmopolitan. Era globalisasi dapat mengakibatkan budaya lokal ditinggal dan dilupakan, sehingga kekurangan generasi penerus untuk mewariskan budaya Indonesia,” tuturnya.
tulis komentar anda