Mahasiswa UB buat Krim Anti Jerawat dari Kulit Durian
Selasa, 28 September 2021 - 09:20 WIB
JAKARTA - Lima mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya (UB) membuat krim anti jerawat yang dikombinasikan dengan bahan dasar limbah kulit buah durian.
Kelima mahasiswa UB tersebut ialah Putri Ayu M, Nur Khasanah, Annindea Erza N, Dzurrotin Qurrota A, dan Dita Rahmaningtyas dibawah bimbingan Zubaidah Ningsih AS, S.Si., M.Phil., Ph.D.
Nur Khasanah menjelaskan, krim anti jerawat berbahan dasar limbah kulit buah durian dinilai lebih efektif dengan daya hambat sebesar 18,1 mm dibandingkan produk di pasaran yang mengandung tree tea oil dengan daya hambat sebesar 15,8 mm.
“Selain didukung dengan kemampuan daya hambat yang tinggi, kulit buah durian memiliki senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid,” katanya melansir laman resmi UB di ub.ac.id, Selasa (28/9/2021).
Pengobatan jerawat yang umum dijumpai adalah pengobatan yang diberikan dengan cara dioleskan pada kulit (pengobatan topikal) dan pengobatan yang diberikan dengan cara dikonsumsi seperti obat (pengobatan sistemik).
Pengobatan yang diberikan secara oles pada kulit memiliki efektifitas lebih tinggi dibandingkan pengobatan yang diberikan secara oral karena hal tersebut dapat menimbulkan resistensi antibiotik di dalam tubuh. Sehingga untuk mendukung pengobatan secara oles dibuatlah krim anti jerawat melalui sebuah teknologi bernama nanoemulsi.
Teknologi nanoemulsi yang terdiri dari fase minyak dan air dengan ukuran droplet <200 nm serta luas permukaan yang besar ini dapat memberikan efek hidrasi sehingga meningkatkan permeabilitas kulit dalam penetrasi obat dan mengurangi resiko peradangan jerawat. Suatu teknik yang mendukung teknologi nanoemulsi ini adalah teknik mikro fluidisasi.
Kelima mahasiswa UB tersebut ialah Putri Ayu M, Nur Khasanah, Annindea Erza N, Dzurrotin Qurrota A, dan Dita Rahmaningtyas dibawah bimbingan Zubaidah Ningsih AS, S.Si., M.Phil., Ph.D.
Nur Khasanah menjelaskan, krim anti jerawat berbahan dasar limbah kulit buah durian dinilai lebih efektif dengan daya hambat sebesar 18,1 mm dibandingkan produk di pasaran yang mengandung tree tea oil dengan daya hambat sebesar 15,8 mm.
“Selain didukung dengan kemampuan daya hambat yang tinggi, kulit buah durian memiliki senyawa antibakteri seperti flavonoid, saponin, tannin, terpenoid, dan alkaloid,” katanya melansir laman resmi UB di ub.ac.id, Selasa (28/9/2021).
Pengobatan jerawat yang umum dijumpai adalah pengobatan yang diberikan dengan cara dioleskan pada kulit (pengobatan topikal) dan pengobatan yang diberikan dengan cara dikonsumsi seperti obat (pengobatan sistemik).
Pengobatan yang diberikan secara oles pada kulit memiliki efektifitas lebih tinggi dibandingkan pengobatan yang diberikan secara oral karena hal tersebut dapat menimbulkan resistensi antibiotik di dalam tubuh. Sehingga untuk mendukung pengobatan secara oles dibuatlah krim anti jerawat melalui sebuah teknologi bernama nanoemulsi.
Teknologi nanoemulsi yang terdiri dari fase minyak dan air dengan ukuran droplet <200 nm serta luas permukaan yang besar ini dapat memberikan efek hidrasi sehingga meningkatkan permeabilitas kulit dalam penetrasi obat dan mengurangi resiko peradangan jerawat. Suatu teknik yang mendukung teknologi nanoemulsi ini adalah teknik mikro fluidisasi.
tulis komentar anda