Universitas Pertamina Lakukan Pengembangan Obat Kanker Payudara yang Efektif

Minggu, 24 Oktober 2021 - 13:10 WIB
Mahasiswa Program Studi Kimia Universitas Pertamina Andrea Hanna Rinindita Melakukan Praktikum di Laboratorium Kimia Terintegrasi Universitas Pertamina. Foto/Dok/Humas UP
JAKARTA - Pada 26 Oktober nanti, dunia memperingati hari peduli kanker payudara . Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menyebutkan kanker payudara merupakan salah satu penyakit yang memiliki tingkat kematian tinggi di Indonesia. Bahkan, pada 2020, angka kematian akibat kanker payudara menembus 22.430 jiwa.

Mahasiswa Program Studi Kimia Universitas Pertamina Andrea Hanna Rinindita melakukan penelitian berbasis komputasi dalam mengembangkan obat kanker payudara. “Ada tiga tahap yang dilakukan secara berurutan dalam proses pengembangan obat, yakni in silico, in vitro, dan in vivo. Penelitian saya berada di tahap in silico. Jadi, merupakan tahap awal untuk melihat efektivitas dan efisiensi obat,” ungkap Dea dalam keterangan pers, Sabtu (23/10/2021).





Dalam penelitiannya, Dea menggunakan metode docking molekuler. Metode ini dilakukan melalui simulasi komputasi untuk mengamati reaksi kandidat obat yang dikembangkannya pada protein kanker. “Komputasi membuat pengembangan obat baru lebih efisien. Karena, proses evaluasi potensi dan resiko toksik dapat dilakukan lebih cepat,” lanjut Dea.

Lebih jauh, Dea juga melakukan analisa efektivitas kandidat obat yang dikembangkannya melalui metode ini. “Persentase efektivitasnya itu tampak dalam bentuk nilai dari interaksi si kandidat obat dengan senyawa protein. Semakin besar nilainya, interaksinya semakin besar. Artinya, kandidat obat ini semakin bagus dalam mengikat senyawa protein dari kanker payudara. Sehingga, senyawa protein itu jadi sulit untuk berkembang,” tutur Dea.

Inovasi ini, untuk pertama kalinya Dea publikasikan pada seleksi Pemilihan Mahasiswa Berprestasi (Pilmapresnas) Tingkat Nasional Tahun 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Sebelumnya, mengalahkan ratusan peserta dari perguruan tinggi di wilayah DKI Jakarta, Dea berhasil menyabet juara ke-2 melalui gagasan pengolahan limbah kulit buah salak.



“Ide inovasi obat ini muncul ketika saya mendapat mata kuliah Pengantar Teknologi Informasi dan Statistika, yang mempelajari bahasa pemrograman. Selain itu, mata kuliah lain seperti Kimia Pemodelan dan Analisis Data yang berfokus pada kimia komputasi, juga mendorong semangat saya untuk membawa penelitian ini ke tahap yang lebih serius,” ujar Dea.

Di Universitas Pertamina, mahasiswa telah dibiasakan untuk berinovasi sejak dini. Selain melalui metode pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning), mahasiswa juga seringkali dilibatkan dalam proyek penelitian gagasan para dosen. Disamping itu, dukungan untuk keterlibatan mahasiswa di berbagai ajang inovasi juga diberikan secara penuh. Melalui kegiatan magang, mahasiswa juga diberikan ruang berinovasi untuk memecahkan masalah riil yang terjadi di dunia usaha dan dunia industri.

Bagi siswa siswi SMA yang ingin mempelajari tentang kimia farmasi dan ilmu terkait kimia lainnya, dapat menjadikan Program Studi Kimia Universitas Pertamina sebagai pilihan untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Selain Kimia, Universitas Pertamina juga memiliki 14 Program Studi lain yang fokus pada pengembangan bisnis dan teknologi energi baik dari rumpun sains dan teknik, maupun rumpun sosial dan humaniora. Universitas Pertamina juga memberikan beragam beasiswa yang informasinya dapat diakses di alamat https://universitaspertamina.ac.id/
(mpw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More