Manfaatkan Limbah Sabut Pinang, Mahasiswi ITS Sanggup Jernihkan Air Warga
Selasa, 02 November 2021 - 21:27 WIB
JAKARTA - Mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) membantu meningkatkan kualitas air di Desa Majelis Hidayah, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi. Melalui kegiatan Kuliah Kerja Nyata Kebangsaan (KKN-K) 2021 penjernihan air tersebut dilakukan menggunakan filter dari limbah sabut pinang.
Nelva Citra Saini, salah satu anggota tim KKN-K posko XIX ini menjelaskan bahwa pembuatan filter air dengan media limbah sabut pinang sebagai bahan adsorben tersebut dilakukan karena kualitas air yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Desa Majelis Hidayah masih kurang baik.
“Sumber airnya dari sumur bor, tapi air tanah yang ada itu keruh, bersifat asam, dan mengandung besi,” katanya seperti dikutip dari laman resmi ITS di its.ac.id, Selasa (2/11/2021).
Pemanfaatan limbah sabut pinang sendiri didukung dengan melimpahnya pohon pinang yang ada di Desa Majelis Hidayah. Kabupaten Tanjung Jabung Timur sendiri juga termasuk penghasil pinang terbesar di Indonesia.
“Akan tetapi selama ini yang dimanfaatkan hanya bijinya saja sehingga menimbulkan timbunan limbah sabut pinang tersebut,” tambahnya.
Kandungan selulosa yang tinggi dari kulit pinang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif. Hal itu diolah lebih lanjut untuk membuat filter air sederhana dari limbah sabut pinang yang diaktivasi dengan Asam Sulfat untuk membantu meningkatkan kualitas air di desa tersebut.
“Setelah melakukan percobaan, hasil uji laboratorium menunjukkan peningkatan kualitas air,” urai Nelva, sapaan akrabnya.
Nelva Citra Saini, salah satu anggota tim KKN-K posko XIX ini menjelaskan bahwa pembuatan filter air dengan media limbah sabut pinang sebagai bahan adsorben tersebut dilakukan karena kualitas air yang dipakai untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari di Desa Majelis Hidayah masih kurang baik.
“Sumber airnya dari sumur bor, tapi air tanah yang ada itu keruh, bersifat asam, dan mengandung besi,” katanya seperti dikutip dari laman resmi ITS di its.ac.id, Selasa (2/11/2021).
Pemanfaatan limbah sabut pinang sendiri didukung dengan melimpahnya pohon pinang yang ada di Desa Majelis Hidayah. Kabupaten Tanjung Jabung Timur sendiri juga termasuk penghasil pinang terbesar di Indonesia.
“Akan tetapi selama ini yang dimanfaatkan hanya bijinya saja sehingga menimbulkan timbunan limbah sabut pinang tersebut,” tambahnya.
Kandungan selulosa yang tinggi dari kulit pinang dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar pembuatan karbon aktif. Hal itu diolah lebih lanjut untuk membuat filter air sederhana dari limbah sabut pinang yang diaktivasi dengan Asam Sulfat untuk membantu meningkatkan kualitas air di desa tersebut.
“Setelah melakukan percobaan, hasil uji laboratorium menunjukkan peningkatan kualitas air,” urai Nelva, sapaan akrabnya.
Lihat Juga :
tulis komentar anda