Hasil Riset UGM Sebut Daun Herbal Ini Mujarab Turunkan Kadar Kolesterol
Selasa, 14 Desember 2021 - 10:40 WIB
JAKARTA - Tim riset Universitas Gadjah Mada ( UGM ) mengembangkan suatu formulasi berupa nanopartikel ekstrak yang terbuat dari daun kirinyuh sebagai kandidat obat yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah.
Peningkatan kolesterol dalam tubuh merupakan faktor penyebab kematian yang cukup serius. World Health Organization ( WHO ) menyebutkan jumlah kematian akibat peningkatan kolesterol mencapai 2,6 juta. Kadar kolesterol yang tinggi ini disebabkan banyak hal.
Seperti pola makan tinggi lemak dan rendah serat, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok. Hal-hal ini kemudian menyebabkan beberapa penyakit tidak menular seperti jantung koroner, stroke, dan diabetes mellitus. Istilah medis yang sering digunakan untuk menggambarkan keadaan tingginya kadar kolesterol dalam darah yaitu hiperkolesterolemia.
Berangkat dari permasalahan tersebut, tim PKM-RE UGM yang beranggotakan Shafira Salwa Salsabil (Kedokteran Hewan, 2019), Raden Roro Prakasita B.L. (Kedokteran Hewan, 2019), Vania Putri Ardana (Kedokteran Hewan, 2019), Inarotul Wardah Pratiwi (Kimia, 2018), dan Rizky Aprillia Widianti (Kimia, 2018) membuat inovasi nanopartikel tersebut.
Ketua Tim Shafira memaparkan penelitian ini berawal dari diskusi yang membahas kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi daun kirinyuh sebagai obat herbal alami yang digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, salah satunya ialah hiperkolesterolemia.
Dari diskusi tersebut, Shafira dkk. menemukan beberapa pertanyaan sekaligus penyangkalan yang tidak dapat dijawab dan akhirnya menimbulkan sebuah ide penelitian dengan dosen pendamping drh. Anggi Muhtar Pratama, M.Sc.
“Beberapa pertanyaan yang ada di benak tim adalah zat apa dalam daun itu yang benar-benar sakti sampai masyarakat menganggap kirinyuh dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit? Masyarakat sekitar diketahui biasa mengkonsumsi kirinyuh dengan cara direbus hingga mendidih. Bukankah pemanasan dengan suhu tinggi dapat menghilangkan kandungan senyawa aktif dari daun tersebut?,” katanya melansir laman resmi UGM di ugm.ac.id, Senin (13/12/2021).
Peningkatan kolesterol dalam tubuh merupakan faktor penyebab kematian yang cukup serius. World Health Organization ( WHO ) menyebutkan jumlah kematian akibat peningkatan kolesterol mencapai 2,6 juta. Kadar kolesterol yang tinggi ini disebabkan banyak hal.
Seperti pola makan tinggi lemak dan rendah serat, obesitas, rendahnya aktivitas fisik, dan kebiasaan merokok. Hal-hal ini kemudian menyebabkan beberapa penyakit tidak menular seperti jantung koroner, stroke, dan diabetes mellitus. Istilah medis yang sering digunakan untuk menggambarkan keadaan tingginya kadar kolesterol dalam darah yaitu hiperkolesterolemia.
Berangkat dari permasalahan tersebut, tim PKM-RE UGM yang beranggotakan Shafira Salwa Salsabil (Kedokteran Hewan, 2019), Raden Roro Prakasita B.L. (Kedokteran Hewan, 2019), Vania Putri Ardana (Kedokteran Hewan, 2019), Inarotul Wardah Pratiwi (Kimia, 2018), dan Rizky Aprillia Widianti (Kimia, 2018) membuat inovasi nanopartikel tersebut.
Ketua Tim Shafira memaparkan penelitian ini berawal dari diskusi yang membahas kebiasaan masyarakat dalam mengkonsumsi daun kirinyuh sebagai obat herbal alami yang digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, salah satunya ialah hiperkolesterolemia.
Dari diskusi tersebut, Shafira dkk. menemukan beberapa pertanyaan sekaligus penyangkalan yang tidak dapat dijawab dan akhirnya menimbulkan sebuah ide penelitian dengan dosen pendamping drh. Anggi Muhtar Pratama, M.Sc.
“Beberapa pertanyaan yang ada di benak tim adalah zat apa dalam daun itu yang benar-benar sakti sampai masyarakat menganggap kirinyuh dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit? Masyarakat sekitar diketahui biasa mengkonsumsi kirinyuh dengan cara direbus hingga mendidih. Bukankah pemanasan dengan suhu tinggi dapat menghilangkan kandungan senyawa aktif dari daun tersebut?,” katanya melansir laman resmi UGM di ugm.ac.id, Senin (13/12/2021).
Lihat Juga :
tulis komentar anda