Cegah Penyebaran Covid-19, ITS Serahkan CoFilm+ Antivirus Coating ke RS Universitas Airlangga
Sabtu, 05 Maret 2022 - 08:36 WIB
JAKARTA - Untuk mendukung upaya mencegah penyebaran penularan Covid-19 yang lebih luas, Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) menyerahkan produk inovasi cat pelapis dan stiker antivirus CoFilm+ kepada pihak Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA).
Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati menjelaskan, hasil coating CoFilm+ ini dilakukan dengan mencakup bagian-bagian yang berpotensi menjadi tempat penularan virus dan bakteri seperti railing bed, safety grab, kran air, gagang pintu, handle kursi, meja, dan lain-lain. Sejumlah 40 ruangan dan lebih dari 952 item di RSUA telah diproteksi seperti ruang IGD, ICU, ruang rawat inap, lobi, ruang poli, dan ruang tenaga kesehatan (nakes).
Baca: ITS Buka Lowongan Dosen Tetap Non PNS, Ini Kriterianya
Proteksi dalam skala yang besar ini dapat dilakukan dengan lancar karena dukungan dari Wismilak Foundation. Saat ini, CoFilm+ telah digunakan di puluhan tempat seperti di Polda Jatim, Medical Centre ITS, Kantor Wakil Gubernur Jatim, klinik kecantikan, Satu Atap Coworkshare, Tab Hotel Group, dan bermacam tempat lainnya. Produk inovasi CoFilm+ sendiri juga telah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan dengan nomor FR.03.02/VA/07696/2021.
Bambang terus berharap penuh kepada CoFilm Indonesia untuk mengembangankan CoFilm+ yang tidak berwarna, sehingga bisa diaplikasikan di manapun tanpa mengurangi estetika dari benda yang dilapisi dengan CoFilm+. “Berakhirnya pandemi covid tentunya tidak berarti inovasi ini tidak bermanfaat, karena ini dapat terus melindungi manusia tidak hanya dari virus covid namun berbagai virus dan bakteri lainnya,” ujarnya melansir siaran pers, dikutip Sabtu (5/3/2022).
Co-Founder CoFilm Indonesia Royyan Wafi Pujiyanto menyebutkan, produk tersebut merupakan hasil hilirisasi penelitian ITS di RSUA dan Rumah Sakit Khusus Infeksi. Dibuat sebagai pelapis antimicrobial dengan teknologi Nano Copper (tembaga berukuran nano) yang berbentuk seperti aerosol paint yang warnanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Baca juga: Kisah Inspiratif, Mahasiswa Undip Ini Merintis Bisnis Rumput Laut Kering
Teknologi copper ini dipilih menjadi teknik utama sebagai bahan aktif karena sifatnya yang mudah membunuh berbagai virus dan mikroorganisme berbahaya lainnya. Teknologi yang dikembangkan sejak Juni 2020 tersebut telah terbukti dapat membasmi berbagai jenis virus, bakteri, bahkan jamur yang menempel pada permukaan berlapis serta mampu memberikan perlindungan yang permanen.
Tak hanya itu, penggunaan copper juga merupakan satu-satunya bahan logam yang telah tersertifikasi EPA (Environmental Protection Agency) Amerika Serikat dan telah diuji melalui Institute of Tropical Disease (ITD) Unair serta Nanotechnology and Advanced Material Research Center ITS.
Berkaitan dengan penanganan Covid-19, Wafi ini menjelaskan, virus SARS COV-2 di atas permukaan CoFilm+ 90 % dapat mati di permukaan benda yang diberikan cat pelapis ini dalam waktu 10 menit. Sedangkan 99,9 % virus dapat mati dalam waktu 1 jam. “Sementara pada permukaan benda tanpa pelapis antivirus ini, virus dapat bertahan lebih dari 24 jam,” paparnya.
Ke depannya, menurut Wafi, CoFilm+ diharapkan tidak hanya melindungi area rumah sakit, namun juga mampu memproteksi sekolah, kantor, bandara, mall, dan fasilitas umum lainnya. Harapannya, produk anak bangsa ini bisa menjadi solusi yang dapat membantu masyarakat luas dalam mengurangi penyebaran infeksi serta mendampingi masyarakat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari meskipun ditengah rentannya penularan Covid-19.
Tak hanya itu, Tim CoFilm Indonesia juga sangat membuka kerja sama seluas-luasnya bagi berbagai pihak. Kerja sama tersebut dapat berupa uji coba lapisan, preorder jasa coating, partner hilirisasi, maupun kolaborasi lainnya.
Wakil Rektor IV Bidang Riset, Inovasi, Kerjasama, dan Kealumnian ITS Bambang Pramujati menjelaskan, hasil coating CoFilm+ ini dilakukan dengan mencakup bagian-bagian yang berpotensi menjadi tempat penularan virus dan bakteri seperti railing bed, safety grab, kran air, gagang pintu, handle kursi, meja, dan lain-lain. Sejumlah 40 ruangan dan lebih dari 952 item di RSUA telah diproteksi seperti ruang IGD, ICU, ruang rawat inap, lobi, ruang poli, dan ruang tenaga kesehatan (nakes).
Baca: ITS Buka Lowongan Dosen Tetap Non PNS, Ini Kriterianya
Proteksi dalam skala yang besar ini dapat dilakukan dengan lancar karena dukungan dari Wismilak Foundation. Saat ini, CoFilm+ telah digunakan di puluhan tempat seperti di Polda Jatim, Medical Centre ITS, Kantor Wakil Gubernur Jatim, klinik kecantikan, Satu Atap Coworkshare, Tab Hotel Group, dan bermacam tempat lainnya. Produk inovasi CoFilm+ sendiri juga telah mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan dengan nomor FR.03.02/VA/07696/2021.
Bambang terus berharap penuh kepada CoFilm Indonesia untuk mengembangankan CoFilm+ yang tidak berwarna, sehingga bisa diaplikasikan di manapun tanpa mengurangi estetika dari benda yang dilapisi dengan CoFilm+. “Berakhirnya pandemi covid tentunya tidak berarti inovasi ini tidak bermanfaat, karena ini dapat terus melindungi manusia tidak hanya dari virus covid namun berbagai virus dan bakteri lainnya,” ujarnya melansir siaran pers, dikutip Sabtu (5/3/2022).
Co-Founder CoFilm Indonesia Royyan Wafi Pujiyanto menyebutkan, produk tersebut merupakan hasil hilirisasi penelitian ITS di RSUA dan Rumah Sakit Khusus Infeksi. Dibuat sebagai pelapis antimicrobial dengan teknologi Nano Copper (tembaga berukuran nano) yang berbentuk seperti aerosol paint yang warnanya dapat disesuaikan dengan kebutuhan konsumen.
Baca juga: Kisah Inspiratif, Mahasiswa Undip Ini Merintis Bisnis Rumput Laut Kering
Teknologi copper ini dipilih menjadi teknik utama sebagai bahan aktif karena sifatnya yang mudah membunuh berbagai virus dan mikroorganisme berbahaya lainnya. Teknologi yang dikembangkan sejak Juni 2020 tersebut telah terbukti dapat membasmi berbagai jenis virus, bakteri, bahkan jamur yang menempel pada permukaan berlapis serta mampu memberikan perlindungan yang permanen.
Tak hanya itu, penggunaan copper juga merupakan satu-satunya bahan logam yang telah tersertifikasi EPA (Environmental Protection Agency) Amerika Serikat dan telah diuji melalui Institute of Tropical Disease (ITD) Unair serta Nanotechnology and Advanced Material Research Center ITS.
Berkaitan dengan penanganan Covid-19, Wafi ini menjelaskan, virus SARS COV-2 di atas permukaan CoFilm+ 90 % dapat mati di permukaan benda yang diberikan cat pelapis ini dalam waktu 10 menit. Sedangkan 99,9 % virus dapat mati dalam waktu 1 jam. “Sementara pada permukaan benda tanpa pelapis antivirus ini, virus dapat bertahan lebih dari 24 jam,” paparnya.
Ke depannya, menurut Wafi, CoFilm+ diharapkan tidak hanya melindungi area rumah sakit, namun juga mampu memproteksi sekolah, kantor, bandara, mall, dan fasilitas umum lainnya. Harapannya, produk anak bangsa ini bisa menjadi solusi yang dapat membantu masyarakat luas dalam mengurangi penyebaran infeksi serta mendampingi masyarakat dalam menjalankan kegiatan sehari-hari meskipun ditengah rentannya penularan Covid-19.
Tak hanya itu, Tim CoFilm Indonesia juga sangat membuka kerja sama seluas-luasnya bagi berbagai pihak. Kerja sama tersebut dapat berupa uji coba lapisan, preorder jasa coating, partner hilirisasi, maupun kolaborasi lainnya.
(nz)
Lihat Juga :
tulis komentar anda