5 Sekolah Dapat Beasiswa Implementasi Kurikulum Merdeka
Jum'at, 13 Mei 2022 - 16:33 WIB
BANDUNG - Lima sekolah di Indonesia mendapatkan beasiswa untuk mempersiapkan implementasi Kurikulum Merdeka dari Kampus Pemimpin Merdeka (KPM). Rencananya, jumlah sekolah penerima biasiswa akan terus ditambah.
“Ini masih pilot project. Sehingga kami memilih 5 sekolah terlebih dahulu yang mengikuti program. Setelah selesai, lima sekolah ini akan kami ajak focus group discussion agar kami dapat mendengarkan masukan dan memperbaiki programnya. Nantinya akan dibuka untuk untuk lebih banyak lagi sekolah,” papar Ketua KPM Rizqy Rahmat Hani dalam siaran pers, Jumat (13/5/2022).
Bca juga: Qonita, Alumni Unhas Sukses Raih Gelar Doktor di Irlandia Pada Usia 25 Tahun
Sekolah yang mendapat beasiswa yaitu PAUD Pelita Hati Mojosari (Mojokerto), SD Negeri 222 Inpres Pali (Tana Toraja), SMP Negeri 3 Bissappu (Bantaeng), MAN 2 Kota Pekanbaru, dan SMK Negeri 2 Sewon (Yogyakarta). Ada pun kelima sekolah ini akan mengirimkan kepala sekolah dan tiga guru yang akan mengikuti program belajar dan pendampingan ini.
Aktivitas belajar yang akan dilaksanakan berupa simulasi menganalisis karakteristik sekolah, simulasi membuat kerangka desain kurikulum operasional sekolah, simulasi menyusun tujuan pembelajaran, dan simulasi memahami pengembangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Peserta akan mendapatkan sesi mentoring dan coaching melalui Zoom sebanyak empat kali dan mendapat lima modul yang dapat dipelajari secara mandiri.
Rizqy berharap dua puluh peserta yang mendapatkan beasiswa kali ini dapat menyebarkan hasil belajarnya ke teman pendidik lainnya sehingga dapat siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Saat Kurikulum Merdeka diluncurkan oleh Mas Menteri, kami di KPM mendengar dari teman-teman pendidik banyak pertanyaan tentang kurikulum ini. Apa yang harus dilakukan? Ingin bergerak dan berdampak tapi tidak tahu harus bagaimana. Melalui program ini, kami berusaha menjawab keresahan itu,” jelas Rizqy.
Dalam acara pembukaan program ini, turut hadir Bukik Setiawan, ketua Yayasan Guru Belajar, yang nantinya akan ikut mendampingi peserta dalam program belajar. Ia menegaskan perlunya pendidik melakukan perubahan paradigma.
“Ini masih pilot project. Sehingga kami memilih 5 sekolah terlebih dahulu yang mengikuti program. Setelah selesai, lima sekolah ini akan kami ajak focus group discussion agar kami dapat mendengarkan masukan dan memperbaiki programnya. Nantinya akan dibuka untuk untuk lebih banyak lagi sekolah,” papar Ketua KPM Rizqy Rahmat Hani dalam siaran pers, Jumat (13/5/2022).
Bca juga: Qonita, Alumni Unhas Sukses Raih Gelar Doktor di Irlandia Pada Usia 25 Tahun
Sekolah yang mendapat beasiswa yaitu PAUD Pelita Hati Mojosari (Mojokerto), SD Negeri 222 Inpres Pali (Tana Toraja), SMP Negeri 3 Bissappu (Bantaeng), MAN 2 Kota Pekanbaru, dan SMK Negeri 2 Sewon (Yogyakarta). Ada pun kelima sekolah ini akan mengirimkan kepala sekolah dan tiga guru yang akan mengikuti program belajar dan pendampingan ini.
Aktivitas belajar yang akan dilaksanakan berupa simulasi menganalisis karakteristik sekolah, simulasi membuat kerangka desain kurikulum operasional sekolah, simulasi menyusun tujuan pembelajaran, dan simulasi memahami pengembangan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Peserta akan mendapatkan sesi mentoring dan coaching melalui Zoom sebanyak empat kali dan mendapat lima modul yang dapat dipelajari secara mandiri.
Rizqy berharap dua puluh peserta yang mendapatkan beasiswa kali ini dapat menyebarkan hasil belajarnya ke teman pendidik lainnya sehingga dapat siap untuk menerapkan Kurikulum Merdeka.
“Saat Kurikulum Merdeka diluncurkan oleh Mas Menteri, kami di KPM mendengar dari teman-teman pendidik banyak pertanyaan tentang kurikulum ini. Apa yang harus dilakukan? Ingin bergerak dan berdampak tapi tidak tahu harus bagaimana. Melalui program ini, kami berusaha menjawab keresahan itu,” jelas Rizqy.
Dalam acara pembukaan program ini, turut hadir Bukik Setiawan, ketua Yayasan Guru Belajar, yang nantinya akan ikut mendampingi peserta dalam program belajar. Ia menegaskan perlunya pendidik melakukan perubahan paradigma.
tulis komentar anda