Ini Cerita Peserta Difabel yang Ikut UTBK-SBMPTN 2022 di UI

Jum'at, 20 Mei 2022 - 18:08 WIB
Sebanyak 35 peserta difabel mengikuti UTBK–SBMPTN 2022 di Universitas Indonesia (UI). Foto/Dok/UI
DEPOK - Sebanyak 35 peserta difabel mengikuti Ujian Tulis Berbasis Komputer–Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri ( UTBK–SBMPTN ) 2022 di Universitas Indonesia (UI). Peserta difabel terdiri dari 12 orang penyandang disabillitas tunanetra dan 23 peserta disabilitas tunadaksa.

Untuk peserta disabilitas tunadaksa, ujian dilaksanakan di Fakultas Ilmu Komputer (Fasilkom) Gedung Lama, sedangkan bagi peserta disabilitas tunanetra, ujian dilakukan pada sesi khusus pada Kamis (19/5) di Laboratorium 1105 Fasilkom Gedung Lama, Kampus Depok.





Peserta disabillitas didampingi oleh petugas, dan yang melakukan pengecekan kelengkapan ujiannya dari pihak Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT).

Muhammad Wildan Kausar, salah satu peserta mengatakan, selalu bersemangat untuk mempersiapkan diri mengikuti ujian dengan cara terus belajar dan berlatih. “Untuk mengikuti ujian UTBK ini, saya melakukan persiapan dengan belajar dan berlatih soal. Selain itu, saya juga mengikuti bimbingan belajar dari sekolah dan bimbingan belajar online untuk menambah dan meningkatkan pemahaman materi,” katanya, Jumat (20/5/2022).

Meski mengalami gangguan penglihatan sejak umur sembilan tahun, Wildan berhasil menyelesaikan pendidikannya di SMAN 54 Jakarta. Berbekal tekad yang kuat dan semangat yang besar, Wildan ingin terus melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi.



Dalam proses pendaftaran, dia dibantu oleh teman-temannya dan pendamping dari pihak Panti Sosial Bina Netra Rungu Wicara Cahaya Bathin Cawang tempat Wildan tinggal. Wildan mendaftarkan diri dengan pilihan pertama Pendidikan Khusus, Universitas Negeri Jakarta.

“Awalnya, saya memilih Pendidikan Masyarakat untuk di urutan pertama, lalu Pendidikan Khusus. Tetapi, saya berkonsultasi dahulu dengan guru Bimbingan dan Konseling (BK). Setelah dilihat dari nilai dan hasil konsultasi, saya disarankan untuk memilih Pendidikan Khusus pada pilihan pertama. Sebenarnya, saya juga tertarik dengan jurusan Ilmu Komunikasi, namun setelah konsultasi dengan guru BK, saya memantapkan untuk memilih Pendidikan Khusus,” ujarnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More