SBM ITB Kembali Buka Pendaftaran Beasiswa untuk Jurnalis dan Umum, Tertarik?
Sabtu, 21 Mei 2022 - 13:14 WIB
JAKARTA - Sekolah Bisnis dan Manajemen (SBM) Institut Teknologi Bandung (ITB) akan memberikan beasiswa bagi jurnalis media massa untuk kedua kalinya pada 2022. Beasiswa diberikan untuk jenjang S2 pada program studi Master of Business Administration dan penerima beasiswa akan mulai kuliah pada Agustus 2022.
Plt. Wakil Dekan Bidang Sumber Daya SBM ITB Ignatius Pulung Nurprasetio mengatakan, pemberian beasiswa kepada jurnalis merupakan program lanjutan yang sebelumnya telah diberikan kepada salah satu media nasional pada 2020. Program pemberian beasiswa merupakan bentuk kolaborasi antara SBM ITB dan media massa sehingga kontribusi SBM ITB bagi masyarakat, industri dan pemerintah dapat diketahui dengan luas.
Direktur Komunikasi dan Hubungan Alumni SBM ITB N. Nurlaela Arief menambahkan, dengan memberikan beasiswa, SBM ITB ingin memberikan akses pendidikan bisnis dan manajemen bagi wartawan. Dengan demikian, dapat meningkatkan kompetensi untuk mendukung kualitas wartawan. Selain itu, melalui program beasiswa ini, SBM ITB memberikan kesempatan luas kepada masyarakat untuk kuliah di SBM ITB. Penerima beasiswa akan dilibatkan dalam penulisan studi kasus, buku dan produk jurnalistik lain.
Seleksi penerima beasiswa akan dimulai pada awal Juni 2022 dan penerima beasiswa mulai kuliah pada Agustus 2022. Seluruh jurnalis media massa di Indonesia, baik jurnalis media massa cetak, daring, dan elektronik dapat mengikuti seleksi beasiswa SBM ITB. Nantinya, akan dipilih satu orang jurnalis sebagai penerima beasiswa.
"Pada tahun ini yang berbeda, penerima beasiswa bisa memilih berkuliah di program Business Leadership Executive atau Entrepreneurship MBA yang memberikan lebih banyak bobot tentang wirausaha," kata Nurlaela seperti dilansir dari laman resmi SBM ITB, Sabtu (21/5/2022).
Lebih lanjut, Nurlaela menuturkan, terdapat beberapa kriteria penilaian seleksi beasiswa, di antaranya pendaftar seleksi beasiswa berusia maksimal 45 tahun pada saat mendaftar dan memiliki prestasi akademik yang dibuktikan dari ijazah dan curriculum vitae. Jurnalis yang pernah menulis tentang kegiatan SBM ITB menjadi nilai tambah penilaian.
Pendaftar beasiswa juga harus mengikuti seluruh tahapan seleksi mahasiswa yang diadakan SBM ITB, termasuk penulisan esai tentang studi kasus bisnis, wawancara serta memenuhi nilai minimum TPA serta TOEFL yaitu 475.
Penerima beasiswa harus menyelesaikan masa kuliah dalam waktu tiga semester panjang dan satu semester pendek (18 bulan). Di luar masa perkuliahan tersebut, biaya kuliah tidak menjadi tanggung jawab SBM ITB. Selama masa kuliah, penerima beasiswa harus menjaga prestasi dengan baik dan meraih IPK rata-rata 3,25.
Dikatakan Nurlaela, tak hanya kepada jurnalis, SBM ITB juga memberikan beasiswa untuk jenjang sarjana berupa beasiswa bidik misi. Terdapat 20% mahasiswa S1 SBM ITB yang mendapatkan beasiswa bidik misi. Untuk jenjang, pascasarjana juga terdapat berbagai program beasiswa bagi mahasiswa Indonesia dan asing.
Penerima beasiswa SBM ITB pada 2020 Rani Ummi Fadila mengatakan, bisa berkuliah di SBM ITB dengan beasiswa merupakan pengalaman yang berharga. Selama 1,5 tahun berkuliah, dia mendapatkan banyak ilmu, baik ilmu akademis maupun ilmu kehidupan dari para dosen maupun teman-teman kuliah.
Plt. Wakil Dekan Bidang Sumber Daya SBM ITB Ignatius Pulung Nurprasetio mengatakan, pemberian beasiswa kepada jurnalis merupakan program lanjutan yang sebelumnya telah diberikan kepada salah satu media nasional pada 2020. Program pemberian beasiswa merupakan bentuk kolaborasi antara SBM ITB dan media massa sehingga kontribusi SBM ITB bagi masyarakat, industri dan pemerintah dapat diketahui dengan luas.
Direktur Komunikasi dan Hubungan Alumni SBM ITB N. Nurlaela Arief menambahkan, dengan memberikan beasiswa, SBM ITB ingin memberikan akses pendidikan bisnis dan manajemen bagi wartawan. Dengan demikian, dapat meningkatkan kompetensi untuk mendukung kualitas wartawan. Selain itu, melalui program beasiswa ini, SBM ITB memberikan kesempatan luas kepada masyarakat untuk kuliah di SBM ITB. Penerima beasiswa akan dilibatkan dalam penulisan studi kasus, buku dan produk jurnalistik lain.
Seleksi penerima beasiswa akan dimulai pada awal Juni 2022 dan penerima beasiswa mulai kuliah pada Agustus 2022. Seluruh jurnalis media massa di Indonesia, baik jurnalis media massa cetak, daring, dan elektronik dapat mengikuti seleksi beasiswa SBM ITB. Nantinya, akan dipilih satu orang jurnalis sebagai penerima beasiswa.
"Pada tahun ini yang berbeda, penerima beasiswa bisa memilih berkuliah di program Business Leadership Executive atau Entrepreneurship MBA yang memberikan lebih banyak bobot tentang wirausaha," kata Nurlaela seperti dilansir dari laman resmi SBM ITB, Sabtu (21/5/2022).
Baca Juga
Lebih lanjut, Nurlaela menuturkan, terdapat beberapa kriteria penilaian seleksi beasiswa, di antaranya pendaftar seleksi beasiswa berusia maksimal 45 tahun pada saat mendaftar dan memiliki prestasi akademik yang dibuktikan dari ijazah dan curriculum vitae. Jurnalis yang pernah menulis tentang kegiatan SBM ITB menjadi nilai tambah penilaian.
Pendaftar beasiswa juga harus mengikuti seluruh tahapan seleksi mahasiswa yang diadakan SBM ITB, termasuk penulisan esai tentang studi kasus bisnis, wawancara serta memenuhi nilai minimum TPA serta TOEFL yaitu 475.
Penerima beasiswa harus menyelesaikan masa kuliah dalam waktu tiga semester panjang dan satu semester pendek (18 bulan). Di luar masa perkuliahan tersebut, biaya kuliah tidak menjadi tanggung jawab SBM ITB. Selama masa kuliah, penerima beasiswa harus menjaga prestasi dengan baik dan meraih IPK rata-rata 3,25.
Dikatakan Nurlaela, tak hanya kepada jurnalis, SBM ITB juga memberikan beasiswa untuk jenjang sarjana berupa beasiswa bidik misi. Terdapat 20% mahasiswa S1 SBM ITB yang mendapatkan beasiswa bidik misi. Untuk jenjang, pascasarjana juga terdapat berbagai program beasiswa bagi mahasiswa Indonesia dan asing.
Penerima beasiswa SBM ITB pada 2020 Rani Ummi Fadila mengatakan, bisa berkuliah di SBM ITB dengan beasiswa merupakan pengalaman yang berharga. Selama 1,5 tahun berkuliah, dia mendapatkan banyak ilmu, baik ilmu akademis maupun ilmu kehidupan dari para dosen maupun teman-teman kuliah.
(mpw)
tulis komentar anda