Strategi Menembus Ketatnya Seleksi Masuk Perguruan Tinggi di AS dan Inggris

Senin, 30 Mei 2022 - 10:08 WIB
Saat mengumumkan angka rata-rata penerimaan mereka pada Ivy Day di akhir Maret lalu, 8 universitas Ivy League — Brown, Columbia, Cornell, Dartmouth, Harvard, Princeton, University of Pennsylvania, dan Yale — melaporkan tingkat penerimaan terendah dalam sejarah.

Tingkat penerimaan Harvard mengalami penurunan dari 4,9% pada 2020, lalu turun menjadi 3,4% pada 2021, dan kini makin turun menjadi 3,19% pada 2022, ini adalah rekor terendah sejak didirikan 386 tahun lalu. Yale dan Brown juga melaporkan rekor tingkat penerimaan yang rendah dengan angka 4,6% dan 5.4%, sementara Universitas Columbia tidak berubah dari tingkat penerimaan 3,7% tahun lalu, yang merupakan rekor terendahnya pada saat itu.

Hanya Dartmouth yang naik tipis dari tahun lalu di kisaran 6,24%. Tiga sekolah Ivy League memilih untuk tidak mengumumkan tingkat penerimaan tahun ini. Princeton, University of Pennsylvania, dan Cornell mengatakan mereka berharap bisa menghilangkan tekanan pada mahasiswa yang disebabkan tingkat penerimaan satu digit.

Bukan hanya perguruan tinggi Ivy League yang saat ini menjadi semakin ketat persaingannya. Universitas-universitas top lainnya di AS dan Inggris tahun ini, seperti MIT, Stanford, Oxford, University College of London, UC Berkeley, California Institute of Technology (Cal-Tech) juga melaporkan rekor tingkat penerimaan yang rendah.

Di tiap universitas umumnya hanya terdapat sekitar 10% mahasiswa internasional di sebagian besar universitas top ini. Sehingga, berdasarkan data-data tersebut, dapat disimpulkan bahwa peluang pelajar Asia Tenggara termasuk Indonesia cukup kecil.

Untuk mengantisipasi tingginya tekanan dan ketatnya persaingan dalam proses seleksi, calon mahasiswa perlu mempersiapkan diri semaksimal mungkin, jauh sebelum waktu pendaftaran dibuka untuk memanfaatkan peluang yang semakin kecil ini.

"Crimson Education adalah perusahaan pendukung penerimaan di dunia yang memandu siswa melalui setiap aspek strategi aplikasi AS dan/atau Inggris — termasuk mengidentifikasi universitas yang paling sesuai, dukungan pembuatan esai pribadi yang menarik, bimbingan mengikuti SAT/ACT dan bimbingan tes standar lainnya, bimbingan pemilihan pengayaan akademik yang tepat sehingga profil calon mahasiswa lebih menarik, dan persiapan wawancara,” papar Vanya Sunanto.

Mungkin terdengar cukup sulit untuk memenuhi persyaratan tersebut, namun bukan tidak mungkin pelajar-pelajar Indonesia mendapatkan tempat di kampus-kampus bergengsi ini. Banyak pelajar Indonesia yang cukup kompeten dalam bidang akademis. Dengan arahan dan bimbingan yang tepat sebelum mendaftar, peluang diterima terbuka lebar. Yang perlu dilakukan adalah mempersiapkan diri menghadapi proses seleksi yang sangat ketat, tidak hanya beberapa bulan sebelum seleksi dan pendaftaran saja. Untuk peluang terbaik, persiapan masuk kampus-kampus bergengsi di AS dan Inggris sebaiknya dimulai sejak calon mahasiswa duduk di kelas 9.

Sebenarnya mengapa persiapan masuk universitas-universitas unggulan di AS dan Inggris ini membutuhkan waktu yang cukup panjang?

Berbicara di hadapan para orang tua dari calon mahasiswa di Asia Tenggara, Benjamin Schwartz, mantan tim seleksi penerimaan mahasiswa di Dartmouth College salah satu universitas Ivy League di AS menjelaskan bahwa tidak cukup mengandalkan nilai akademis untuk menembus ketatnya persaingan memasuki universitas unggulan di AS.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More