Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB Raih Emas Ajang Esai Inovasi Asia Tenggara
Rabu, 08 Juni 2022 - 14:31 WIB
JAKARTA - Dua Mahasiswa Sekolah Vokasi IPB University berhasil meraih medali emas dalam Kejuaraan Esai Inovasi Mahasiswa Asia Tenggara yang diselenggarakan di Phnom Penh, Kamboja pada Maret-Mei 2022 lalu. Dua mahasiswa tersebut adalah Aldi Adi Pratama dan M Ikhsan dari Program Studi Manajemen Industri.
Kejuaraan Student Technology Essays For South East Asia Region mengangkat tema Technological Innovation in Science-Based Community Empowerment Planned. Kejuaraan tersebut diikuti oleh 16 tim dari 8 negara yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei, Indonesia, Vietnam, dan Kamboja.
Aldi Adi Pratama dan M Ikhsan mengangkat inovasi prototipe jam tangan pendeteksi jantung berhenti secara mendadak sekaligus pendeteksi penderita hemofilia. Aldi menyampaikan, judul esai tersebut diangkat sebagai bentuk keprihatinan atas pandangan masyarakat yang menganggap rasa sesak pada jantung adalah hal biasa.
“Penderita hemofilia cenderung takut dalam beraktivitas, dikarenakan kondisi tersebut tidak dapat disembuhkan,” kata Aldi dalam keterangan pers, Rabu (8/6/2022).
Mahasiswa IPB University itu menambahkan, kesehatan jantung adalah hal yang nyata dan harus terus dijaga sebelum dinyatakan kritis oleh tenaga kesehatan. Sementara, penderita hemofilia merupakan kejadian yang langka dan menimbulkan rasa ketakutan yang berlebihan bagi penderita.
“Saya menginjak semester enam, atau tingkat akhir, bermimpi menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, dan ingin menjadi bagian dalam penelitian teknik industri terapan. Sekaligus ingin menjadi pegawai dari lembaga asuransi,” terang Aldi.
Ia berharap, akan ada pengembangan teknik dan evaluasi nyata yang serupa pada inovasi prototipe yang dirancangnya. Selain itu, ia berharap kepada lembaga pendidikan dan penelitian di Indonesia, agar terus memperhatikan peserta didik akan keterbatasan kesehatan dalam mengenyam pendidikan.
Bagi Aldi, kompetisi ini merupakan kompetisi terakhir yang ia sumbangkan bagi almamaternya sebelum ia lulus. “Tentunya akan saya emban segala prioritas tanggung jawab, dan menjunjung almamater untuk terus berdedikasi tanpa henti. Saya sangat senang akan tunai tugas janji bakti kepada perguruan tinggi, saya sangat bersyukur dan terharu atas perolehan medali emas ini,” katanya.
Namun, bagi Ikhsan yang masih berkuliah di semester 4, jika ada kesempatan lain, ia ingin mengikuti kompetisi lainnya dan mengembangkan inovasi ini melalui beberapa evaluasi yang lebih nyata. Kelak setelah lulus, Ikhsan bercita-cita ingin menjadi bagian dalam perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan ingin mengabdikan diri untuk menjadi dosen di Sekolah Vokasi IPB University.
Lihat Juga: Top, Mahasiswa President University Juarai Kompetisi Dunia BeachHack Tanjung Lesung 2024
Kejuaraan Student Technology Essays For South East Asia Region mengangkat tema Technological Innovation in Science-Based Community Empowerment Planned. Kejuaraan tersebut diikuti oleh 16 tim dari 8 negara yaitu Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Brunei, Indonesia, Vietnam, dan Kamboja.
Aldi Adi Pratama dan M Ikhsan mengangkat inovasi prototipe jam tangan pendeteksi jantung berhenti secara mendadak sekaligus pendeteksi penderita hemofilia. Aldi menyampaikan, judul esai tersebut diangkat sebagai bentuk keprihatinan atas pandangan masyarakat yang menganggap rasa sesak pada jantung adalah hal biasa.
“Penderita hemofilia cenderung takut dalam beraktivitas, dikarenakan kondisi tersebut tidak dapat disembuhkan,” kata Aldi dalam keterangan pers, Rabu (8/6/2022).
Mahasiswa IPB University itu menambahkan, kesehatan jantung adalah hal yang nyata dan harus terus dijaga sebelum dinyatakan kritis oleh tenaga kesehatan. Sementara, penderita hemofilia merupakan kejadian yang langka dan menimbulkan rasa ketakutan yang berlebihan bagi penderita.
“Saya menginjak semester enam, atau tingkat akhir, bermimpi menjadi bagian dari Badan Riset dan Inovasi Nasional, dan ingin menjadi bagian dalam penelitian teknik industri terapan. Sekaligus ingin menjadi pegawai dari lembaga asuransi,” terang Aldi.
Ia berharap, akan ada pengembangan teknik dan evaluasi nyata yang serupa pada inovasi prototipe yang dirancangnya. Selain itu, ia berharap kepada lembaga pendidikan dan penelitian di Indonesia, agar terus memperhatikan peserta didik akan keterbatasan kesehatan dalam mengenyam pendidikan.
Bagi Aldi, kompetisi ini merupakan kompetisi terakhir yang ia sumbangkan bagi almamaternya sebelum ia lulus. “Tentunya akan saya emban segala prioritas tanggung jawab, dan menjunjung almamater untuk terus berdedikasi tanpa henti. Saya sangat senang akan tunai tugas janji bakti kepada perguruan tinggi, saya sangat bersyukur dan terharu atas perolehan medali emas ini,” katanya.
Namun, bagi Ikhsan yang masih berkuliah di semester 4, jika ada kesempatan lain, ia ingin mengikuti kompetisi lainnya dan mengembangkan inovasi ini melalui beberapa evaluasi yang lebih nyata. Kelak setelah lulus, Ikhsan bercita-cita ingin menjadi bagian dalam perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan ingin mengabdikan diri untuk menjadi dosen di Sekolah Vokasi IPB University.
Lihat Juga: Top, Mahasiswa President University Juarai Kompetisi Dunia BeachHack Tanjung Lesung 2024
(mpw)
tulis komentar anda