Persiapan Minim, Tim UMM Raih Juara Kontes Robot Puspresnas 2022
Minggu, 19 Juni 2022 - 18:51 WIB
JAKARTA - Kabar gembira kembali datang dari Tim Robot Dome Universitas Muhammadiyah Malang ( UMM ). Mereka mampu meraih juara 2 pada Kontes Robot Indonesia 2022 Regional Wilayah II yang dilaksanakan pada 11-13 Juni 2022 secara daring.
Tim kebanggaan UMM ini berhasil meraih kemenangan pada kategori Kontes Robot SAR (KRSRI) yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemendikbudristek.
Adalah Salman Al-Farisi Ramadhani, Aditya Septiawan Dwi Andika dan Naufal Labib Althof yang menjadi orang-orang di balik robot Dome. Aditya mengungkapkan bahwa timnya tetap bersyukur walaupun meraih Juara 2 di tingkat regional. Apalagi dengan persiapan yang relatif singkat dan informasi yang mendadak.
“Kami harus berusaha ekstra dalam latihan dan penyusunannnya agar robot tidak error saat perlombaan. Selain kerja keras, doa dari kedua orang tua juga menjadi hal penting yang melancarkan perjalanan kami,” tambahnya.
Pada kompetisi tahun ini, kompetisi tersebut memberikan misi untuk memadamkan api di ruangan dan menyelamatkan korban. Aditya mengatakan keunggulan dari robot Dome terletak di segi desain dan strategi robot.
Adapun proses perakitan memakan waktu lebih dari satu bulan. Belum lagi mereka harus mengalami kendala komponen yang susah ditemui.
“Mungkin Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menjadi lawan yang cukup sengit dalam KRI tahun ini,” ujar Aditya.
Tim kebanggaan UMM ini berhasil meraih kemenangan pada kategori Kontes Robot SAR (KRSRI) yang diselenggarakan oleh Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas), Kemendikbudristek.
Baca Juga
Adalah Salman Al-Farisi Ramadhani, Aditya Septiawan Dwi Andika dan Naufal Labib Althof yang menjadi orang-orang di balik robot Dome. Aditya mengungkapkan bahwa timnya tetap bersyukur walaupun meraih Juara 2 di tingkat regional. Apalagi dengan persiapan yang relatif singkat dan informasi yang mendadak.
“Kami harus berusaha ekstra dalam latihan dan penyusunannnya agar robot tidak error saat perlombaan. Selain kerja keras, doa dari kedua orang tua juga menjadi hal penting yang melancarkan perjalanan kami,” tambahnya.
Pada kompetisi tahun ini, kompetisi tersebut memberikan misi untuk memadamkan api di ruangan dan menyelamatkan korban. Aditya mengatakan keunggulan dari robot Dome terletak di segi desain dan strategi robot.
Adapun proses perakitan memakan waktu lebih dari satu bulan. Belum lagi mereka harus mengalami kendala komponen yang susah ditemui.
“Mungkin Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) menjadi lawan yang cukup sengit dalam KRI tahun ini,” ujar Aditya.
tulis komentar anda